37

1.7K 98 14
                                    

Seminggu telah berlalu. Begitupun dengan dannia yang sudah di perbolehkan untuk pulang. Kini abun dan dannia sedang bersantai di ruang tamu sambil mengerjakan tugas sekolah.

Abun melirik dannia yang tampak santai mengerjakan tugas sekolahnya. Tak ada kerutan yang tampak di dahinya saat mengerjakan soal soal di depannya. Abun mendengus kesal lalu membanting pulpennya. Dannia menoleh lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu gak ada niatan bantuin aku gitu. Itung itung berbakti sama suami"

Dannia menghembuskan nafasnya lelah. Ia melirik soal soal abun lalu tersenyum kecil

"Katanya punya jurus andalan. Pakai aja sana" Kata dannia dengan bibir sedikit terangkat

"Kamu tau gak. Itu guru matematika, tega batdah. Masa kasih aku soal, isinya kaga ada di internet semua. Oke fix aku ilfeel sama ntuh guru" Dumel abun

Dannia mengerutkan dahinya menatap abun. Kenapa dia selalu menyalahkan guru atas semua soal yang tidak dia bisa kerjakan atau kuasai. Dannia menarik soal soal abun dan kembali membacanya dengan teliti. Ia mengambil selembar kertas kosong dan menuliskan sebuah rumus. Dannia kembali menatap abun yang kini sedang menelingkup kan kepalanya di bantal sofa.

"Ayo sini, kita coba lagi"

Abun tak mengindahkan perkataan dannia. Ia masih diam dan tidak bergerak, dan itu membuat dannia semakin dibuat kesal.

"Abun cepetan ihhh" Kata dannia lagi dengan suara yang dinaikkan satu oktaf

Abun mendekati dannia dengan kesal lalu kembali mendengus kesal saat menatap soal soal di depannya.

"Coba pakai rumus yang aku kasih" Kata dannia sambil menyodorkan lembaran kertas yang berisi rumus

"Apa lagi ini yaa Allah" Balas abun saat melihat rumus di hadapannya

"Mending sekolah aja deh daripada begini. Capek gw" Kata abun lagi. Dannia yang sudah terlanjur kesal terpaksa harus mencubit lengan abun kuat untuk menyalurkan kekesalan dalam dirinya

"Ihh sakit danniaa. Kamu mah tegaan banget sama suami. Kamu kan tau otak aku gak mampu nge hadapi yang begituan"

"Makanya sini aku ajarin. Jangan pinternya ngerepet aja. Nanti, kalau tugas kamu udah selesai, kita nonton film deh. Gimanaa??" Tawar dannia yang membuat abun mengangguk kecil.

Abun mulai memperhatikan bagaimana cara dannia mengerjakan soal soal miliknya. Tampak mulut dannia berkomat kamit serta tangannya yang menari nari indah diatas lembaran kertas. Sesekali dannia mengomel karena cara menghitung abun yang salah. Hingga setengah jam berlalu terasa begitu cepat.

"Aku gak nyangka loh. Rumus kamu bisa naklukin semua soal soal aku" Kata abun sambil menatap bangga lembaran soal yang sudah terisi semua

"Kalau kamu gamau dipersulit dengan rumus yang dikasih guru. Mending buat sendiri. Asalkan isinya gak akan berubah" Balas dannia sambil membereskan buku buku dan alat tulis di atas meja.

Abun melirik jam dinding yang menunjukan pukul setengah tujuh malam. Ia tersenyum kecil dan menoleh kearah dannia.

"Dann, jadi gak nonton film nya??" Tanya abun yang diangguki dannia.

Abun bersorak penuh kemenangan dalam hatinya. Ia mulai memilih film yang bagus untuk diputar. Lalu abun kembali duduk di sofa bersebelahan dengan dannia.

"Aku pilih film horror. Kalau kamu takut, nihh ada tangan aku uang yang udah stay buat dipeluk"

"Idihh sorry, gw kaga butuh" Balas dannia yang membuat abun terkekeh pelan

Marriage With Ketos [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang