6

3.4K 183 6
                                    

Matahari telah menampakkan dirinya di antara pegunungan yang menjulang tinggi. Seperti biasanya dan mungkin akan selalu seperti itu, Abun kembali terlambat datang kesekolah.

Ia menatap nanar gerbang yang terkunci rapat didepannya. Saat hendak berbalik, mata Abun bertemu pandang dengan Dannia. Lagi lagi dengan Dannia. Si ketua OSIS yang menyebalkan.

Tapi, ada yang berbeda kali ini. Biasanya Dannia dan Abun selalu bertemu diantara gerbang sekolah. Tapi sekarang mereka berada di satu sisi yang sama yaitu di sisi luar gerbang. Dengan sekuat tenaga Abun menahan tawanya agar tidak meledak

"Cieee ada yang terlambat nihhh" Ejek abun

Dannia memutar bola matanya jengah lalu pergi meninggalkan Abun sendiri. Ia menelusuri tembok sekolah untuk mencoba mencari celah. Sialnya, tidak ada apapun yang bisa digunakan untuk melompati tembok

Dannia kembali berdiri di sebelah Abun, namun matanya hanya menatap lurus kearah gerbang tanpa memperdulikan kehadiran Abun di dekatnya

"Kalau cuma diliatin doang itu gerbang, sampe lo bangkotan pun juga gabakal kebuka" Kata abun.

Dannia menatap abun kesal "Cerewet banget sih lo. Mending lo ikut mikir gimana caranya biar kita bisa masuk"

Abun mengedikkan bahunya "Dulunya sih ada, tapi semenjak lo jadi ketos nya. Yaaa gitu deh" Jawab Abun yang membuat Dannia terdiam

Dannia merutuki dirinya. Ia baru menyadari bahwa ini semua adalah program kerjaannya sendiri karena ingin membuat siswa SMA Antariksar disiplin akan waktu. Dan sekarang, ia merasakan program kerjanya sendiri

"Udah ahh dari pada nunggu di grebek guru piket, mending cabut" Ajak Abun sambil menarik tangan Dannia menjauhi perkarangan sekolah

Dannia menghempaskan tangannya
"Kalau lo mau bolos, gausah ajak ajak gw"

Abun menghembuskan nafasnya kasar. Sangat sulit merubah isi pikiran wanita di hadapannya ini. Ia melirik ke kiri dan kanan"Sepi" Pikirnya. Abun berjalan mendekati gerbang dan melihat sisi lapangan parkir sekolah yang juga sepi.

Ia kembali menghampiri Dannia.
"Diluar sepi, didalam juga sepi. Lo gamau cabut, gw juga gaakan cabut"

"Kalau lo gamau kemakan program kerja lo sendiri. Ikutin gw dan jangan banyak protes" Kata abun lagi sambil menarik tangan Dannia mendekati gerbang.

Dannia menarik tangannya yang di pegang Abun "Gausah pake acara pegang pegang bisa ga?!"

"Ribet banget sih lo"

Abun mendongak menatap tinggi gerbang yang akan ia lompati. Abun melirik Dannia yang menatapnya bingung

"Naik" Kata Abun sambil melirik ke gerbang. Dannia yang mulai mengerti jalan pikiran Abun, menggelengkan kepalanya cepat.

"Ga gw gamau"

Abun menghembuskan nafasnya kasar "Buruan naik. Gabakal jatuh kok, gw jagain dari sini"

Dannia menatap gerbang sekolah dengan tatapan ragu. Melihat ujung gerbang yang runcing, dan pagar sekolah yang tampaknya terasa panas karena terkena teriknya panas matahari membuat nya bergidik ngeri. Tapi demi menjaga Image nya sebagai ketua OSIS, ia harus melompati pagar itu bagaimanapun caranya

Dannia menelan ludahnya kasar, ia melihat roknya lalu beralih melihat Abun dibelakangnya

"Awas aja lo ngintip, gw congkel mata lo" Ancam Dannia dengan tatapan tajam. Abun tak menjawab, ia hanya mengangguk dan mengacungkan jempol. Dannia mulai memanjat pagar. Dengan hati hati, dipanjatnya pagar yang menjulang tinggi tersebut.

Marriage With Ketos [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang