Hari ini adalah hari pertandingan basket antar sekolah menengah atas yang di adakan di sekolah Antariksar.
Para peserta tampak melakukan pemanasan. Begitu pula pengurus OSIS yang sedang mengecek properti yang akan digunakan.
Abun melihat Dannia dengan blazer kebesarannya sedang mondar mandir untuk memastikan sesuatu yang pastinya Abun tak akan mengerti. Dari kejauhan Abun melihat Dannia dan Glen tampak saling bertukar senyum saat melihat acara yang ada di bawah naungan pengurus OSIS berjalan sempurna tanpa hambatan apapun
"Lo liat Raga bun? Tu orang kerjaannya ngilang muluk kayak mantan gw" Tanya Angga yang baru saja datang
"Curhat? Gw gatau Raga dimana" balas Abun yang membuat Angga mendengus kesal. Namun, seketika wajah Angga kembali ceria saat melihat Zahra. "Eh ada Zahra tuh" ucap Angga, lalu mereka mendekati Zahra yang tampak mencari seseorang
"Nyari siapa zar??" Tanya Abun. Zahra yang menyadari adanya kehadiran Abun dan Angga pun segera menghentikan tindakan bodohnya
"Eh gaada kok" Bohong Zahra, padahal ia sedang berburu cogan
"Bilang aja lo lagi nyariin gw. Secara kan gaada lagi yang paling tampan disekolah ini selain gw" ucap Angga dengan percaya diri
"Jiji banget tau ga. Ngapain juga gw nyariin lo. Sok penting banget" Jawab Zahra ketus
"Mampus lo ngga. Eh lo pake make- up zar? Numben banget, ada apa emangnya?" Tanya abun lagi yang membuat Zahra tersenyum kikuk
"Kepengen aja sihh. Biar gw dapet cogan" Bisik Zahra saat mengatakan kalimat terakhir nya agar Angga tak mendengarnya
Abun tertawa melihat tingkah lucu Zahra. Zahra yang melihat abun tertawapun ikut tertawa renyah. Reflek abun mengacak acak rambut Zahra.
"Iihh Abun jangan di rusaak. Gw udah perawatan ini rambut dari tiga hari yang laluu tauk" Kata Zahra sambil memanyunkan bibirnya
"Lo jangan pegang pegang Zahra gw bun. Mau nikung gw lo?!!" Balas Angga yang membuat Zahra membulatkan kedua matanya
Dannia yang melihat interaksi antara Abun, Angga dan Zahra. Ia merasakan ada sesuatu yang sesak di hatinya. Dannia mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaannya yang belum usai.
Tapi mata Dannia tak juga berpindah dari posisi Abun, Angga dan Zahra. Kini mereka tampak tertawa lepas. Tak ingin berlarut larut, Dannia pergi dari menuju ruang OSIS.
Ia menggeletakkan kepalanya diatas kedua lipatan tangannya
"Ada apa sih sama gw" Lirih Dannia
"Sakit hati sama siapa tuch" Ejek seseorang yang ada didepan pintu. Dannia mengangkat kepalanya dan menemukan Glen disana.
"Apaan sihh ganggu aja" Kata Dannia sewot dan kembali ke posisinya semula
"Jutek banget sih" Kata Glen lalu duduk di sebelah dannia
"Lagi patah hati ya mbak?" Tanya Glen sambil membuat buat suaranya.
Dannia melirik Glen tajam dan membuat Glen nyengir. Malas berdebat, Dannia memilih pergi ruang OSIS meninggalkan Glen sendiri
"Beneran patah hati tu anak" Kata Glen dengan suara pelan
***
Perlombaan telah usai sekitar pukul empat sore tadi. Kini saatnya sekolah Antariksar menyelenggarakan penampilan bakat sebagai hiburan
Glen melihat Dannia sedari tadi dengan cemas karena wanita itu belum makan atau minum apapun dari pagi hingga sekarang. Bahkan mungkin dari kemarin Dannia tidak mengisi perutnya.
"Dann, makan gih sono. Lo belum makan apa apa dari tadi" Kata Glen pada Dannia yang masih sibuk dengan kertas kertasnya.
Dannia tak menghiraukan perkataan Glen. Bagi Dannia, ucapan Glen itu bagaikan suara lebah mendengung
"Dannia, isi perut loo" Kata Glen lagi lalu mengambil paksa kertas kertas di tangan Dannia
"Lo apa apaan sihhh. Gw yang gak makan kenapa lo yang repot" Dannia merebut kembali kertas kertas yang tadi direbut Glen.
Glen menggeleng geleng kan kepalanya.
"Dann, kemaren lusa gw denger lo masuk ruang UKS. Gw gamau lo sakit lagi" Kata Glen dengan nada yang dibuat selembut mungkin agar Dannia mengerti.
Tapi Dannia tetaplah Dannia yang keras kepala. Glen yang sudah muak langsung mengambil kertas di tangan Dannia dan merobeknya
Dannia terkejut melihat reaksi Glen, namun ia hanya diam dengan wajah datarnya. Ia melihat kertas kertas yang tadi ia tulis sudah terbelah menjadi dua
"Lo pikir gw gatau lo gamakan dari kemarin!!!" Bentak Glen, seluruh pasang mata langsung berpusat pada mereka. Lagi lagi Dannia menjadi pusat perhatian dan Dannia benci dengan tatapan tatapan itu
"Mau gw makan atau nggak. Itu urusan gw bukan urusan lo. Mau gw sakit juga itu bukan urusan lo" Kata Dannia lalu pergi meninggalkan Glen. Glen yang tidak terima menarik tangan Dannia
"Lo bilang itu bukan urusan gw? Lo salah Dann, lo itu urusan gw" Kata Glen dengan tatapan tajam. Kemudian ia menarik Dannia menuju ruang OSIS. Tempat dimana agar mereka tak lagi menjadi pusat perhatian, karena Glen tau Dannia tidak suka menjadi pusat perhatian
Setibanya di ruang OSIS, Dannia hanya diam lalu duduk di kursi miliknya. Sementara Glen mengambil roti yang ada di laci mejanya dan meletakkannya di atas meja Dannia
"Makan" Ucap Glen dingin sambil bersandar di dinding
Dannia mengambil roti itu lalu memakannya. Mata Glen sedari tadi juga tak lepas menatapnya.
"Lo ga perlu ikutin permintaan bunda Glen, gw bisa jaga diri" Kata Dannia sambil terus mengunyah roti di mulutnya
Dannia dan Glen memang sudah berteman sejak mereka masih kecil. Bunda dannia berpesan pada Glen untuk berjanji selalu menjaga Dannia dalam keadaan apapun, sehari sebelum kematian bunda Dannia. Dan Glen menyanggupi itu . Dan sampai kini, Glen selalu memegang janjinya untuk menjaga Dannia.
Glen mengubah tatapannya menjadi hangat. Ia tersenyum lalu mengusap kepala Dannia
"Laki laki itu harus bisa menepati janjinya Dann."
"Sekarang lo makan yaa Dann. Kemarin gw denger lo sakit,untung ada Abun yang nolongin lo. Gw gamau lo sakit lagi" Kata Glen dengan suara lembut. Dania menarik sudut bibirnya dan mengangguk.
"Dannia, lo disini. Gw udah muter muter nyariin lo " Kata seseorang di depan pintu.
Dannia dan Glen langsung melihat kearah pintu masuk dan menemukan Zahra dan Abun. "Lagi lagi mereka berdua " Lirih Dannia dalam hati.
Begitupun dengan Abun, ia kembali di perlihatkan dengan kemesraan Dannia dan Glen. "Mereka ngapain sihh berdua terus. Gatakut apa di gandeng setan" Pikir abun
"Kenapa nyariin gw ra?" Tanya Dannia sambil mendekati sahabatnya itu
"Lo dicariin pembina OSIS dilapangan"
"Thanks ya ra. Yaudah yuk Glen, kita kelapangan" Ajak Dannia
"Sorry ya Dann, gw ada urusan lain"
"Yaudah sama gw aja" Kata Abun mengajukan diri
Dannia menatap Abun sinis "Gausah, gw sendiri aja" ucap Dannia lalu pergi ke lapangan
"Eh Dann, tungguin gw dong" Teriak Zahra lalu mengejar Dannia
Abun menatap punggung Dannia yang semakin menjauh. Kenapa rasanya ia seperti dicampakkan Dannia?
.
.
.
.
.Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Ketos [PROSES REVISI]
Ficção AdolescenteKebayang ga sih kalau kamu bisa nikah sama orang yang kamu suka diam-diam. Eitsss gaada yang gamungkin didunia ini. Seperti halnya Dannia yang mencintai Abun dalam diam. Tiba tiba terjerat dengan sebuah perjanjian diatas kertas yang mengharuskan mer...