13

2.6K 137 10
                                    

Saat di ruang bk tidak ada yang bersuara. Keadaan begitu hening hingga dentingan suara jam pun terdengar memenuhi ruangan

"Ada yang mau menjelaskan pada saya apa yang terjadi?" Tanya pak Joseph

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Pak Joseph. Kemudian ia memijit pangkal hidungnya dan mengehembuskan nafasnya lelah

"Saya hanya ingin melindungi orang yang saya cintai pak. Bapak pasti juga akan melakukan hal yang sama dengan saya jika seandainya orang yang bapak cintai terluka" Kata Abun mulai bersuara

Pak Joseph mengangguk anggukan kepalanya "Ternyata urusan wanita, dasar anak muda"

"Tapi ga harus pakai kekerasan juga kan?"

"Kalian berdua juga. Angga, raga kenapa cuma nontonin teman kamu berantem hahh?!!" Tanya Pak Joseph pada Angga dan Raga

"Kami udah coba lerai kok pak. Bahkan dari awal kita udah ingetin Zico buat ga cari gara gara sama Abun" Bela Angga yang diangguki Raga

"Zico. Apa pembelaan kamu!!"

"Dannia itu saudara saya pak. Saya punya hak dong buat batasin siapa aja yang bergaul sama Dannia" Jawab Zico

"Raga, Angga. Sekarang kalian berdua hormat di depan tiang bendera sampai Abuun selesai lari 50 putaran di lapangan upacara. Dan kamu Zico, obatin luka kamu itu. Setelah itu kamu bersihkan wc pria. Saya akan minta anggota OSIS untuk mengawasi kalian" Kata pak Joseph yang diangguki keempatnya

****

Kini, Dannia dan Glen sedang mengawasi Abun, Angga dan Raga dari ujung lapangan

"Masalahnya mereka apaan Dann?" Tanya Glen

"Rebutin gw" Balas dannia. Glen terkekeh lalu mengacak rambut Dannia gemas

"Lo gausah resek sama gw. Masih pagi ni "

"Yeee, abisnya lo sihh. Baru ditinggal bentar aja udah berani cinta cintaan"

"Suka suka gw lah"

Abun melihat pertengkaran kecil Dannia dan Glen. Tiba tiba saja hatinya merasa sangat panas

"Raga kok panas yaaa!!!!!" Teriak Abun sambil terus berlari.

"Yaaa wajarlah. Lo ga liat matahari seterik itu? Gw yang cuma berdiri doang kepanasan" Jawab Raga yang langsung dihadiahi jitakan Angga. Sungguh Raga tidak bisa membaca situasi yang terjadi

"Cowok lo cemburuan ya" Ucap Glen sambil menggeleng gelengkan kepalanya

Dannia tak membalas perkataan Glen, kemudian ia melirik jam tangannya. Ingin rasanya ia menyudahi hukuman Abun, tapi ia tak memiliki kuasa untuk itu.

"Udah gausah khawatir. Kamu kan tau aku ini strong" Teriak Abun yang membuat Dannia terkejut karena mengetahui isi pikirannya

Dannia melipat kedua tangannya di dada "Gausah ke pd an deh jadi cowok. Lari aja yang bener"

"Ciee udah kamu-aku aja nih manggilnya, nanti papi-mami lagiii" Ejek Glen yang langsung mendapat tendangan di tulang keringnya oleh Dannia

"Rasain" Ucap Dannia tanpa dosa

Saat menahan rasa sakit ditulang keringnya, Glen teringat akan sesuatu "Dannia, gw udah tau soal perjodohan lo itu"

Dannia tak membalas, ia hanya mengedikkan bahunya sambil terus memperhatikan Abun

"Udah berapa putaran Abun lari glen?" Tanya Dannia sambil melirik jam tangannya lagi

"48"

"Gw ke kantin bentar ya, beli minum" Pamit Dannia sambil menepuk bahu Glen. Glen hanya mengangguk dan tersenyum

Saat Dannia berjalan menuju kantin ia berpapasan dengan Zico "Hai cantik" Sapa Zico

Dannia tak membalas dan terus melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Zico yang sedang menahan amarahnya.

Zico mengepalkan tangannya lalu menarik tangan Dannia dan menamparnya kuat.

"Gw ga main main sama ucapan gw Dann. Lo milik gw dan selamanya akan selalu jadi milik gw. Batalin perjodohan itu" Ucap Zico

"Gak. Diri gw adalah milik gw bukan milik siapapun terutama lo" balas Dannia sambil mengelus pipinya yang terasa sakit

Zico tersenyum miring, kemudian ia mengambil pisau lipat di saku bajunya dan menggoreskan nya tepat di lengan dannia.

Dannia tak memberikan perlawanan apapun. Ia menahan rasa sakit di lengannya, baginya ini sudah seperti makanan sehari harinya saat ia dan Zico hanya berdua

"Ini hukuman buat lo" Kata zico lalu berlalu pergi meninggalkan Dannia.

Dannia menahan air matanya agar tidak keluar. Kemudian ia menurunkan lengan bajunya agar lukanya tidak terlihat dan segera pergi menuju kantin untuk membeli minum dan kembali ke lapangan

"Glen mana? Kok ga keliatan?" Tanya Dannia sambil celingak celinguk mencari Glen

"Tadi di panggil bu Rita. Kayaknya urusan olimpiade" Balas Raga yang diangguki Dannia

"Nih diminum" Kata Dannia sambil menyodorkan Abun sebotol air mineral.

"Kita nggak? Abun doang nih?" Tanya Angga yang diangguki Angga

"Gausah manja. Beli sana sendiri"

Mendengar itu Abun terkekeh kecil. Kemudian ia meminum air yang Dannia berikan sampai pandangan Abun tertuju pada lengan seragam dannia yang terdapat bercak darah.

"Siapa?" Tanya Abun

"Udalah gapenting" Balas Dannia yang membuat Abun geram

Abun memejamkan matanya erat. Tanpa Dannia jawab pun, Abun tau siapa pelakunya. Ia menatap Dannia sendu. Sedangkan yang ditatap hanya berekspresi bias saja

Tanpa mengatakan apapun, Abun menggenggam tangan Dannia dan membawanya menuju UKS.

Abun merasakan sesak yang teramat dalam dihatinya. Ia tau Dannia sedang menahan rasa sakit di lengannya. Abun paham dengan kode yang diberikan Zico melalui Dannia. Zico memang tidak main main dengan perkataannya. Dia pasti melakukan apapun yang dia mau tanpa melihat siapa korbannya dan bagaimana resikonya.

Dan Abun sudah berjanji untuk selalu menjaga Dannia, walau suatu saat nanti Dannia akan dimiliki orang lain

.
.
.
.
.

Happy Reading

Marriage With Ketos [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang