Hari ini abun absen karena harus menjaga dannia. Begitu pula dengan Jean, Ocha dan juga Adit. Sudah lima hari semenjak insiden hari itu, dannia tak kunjung sadar.
"Dannia, lo kepengen gak omelin gw?? Gw kangen nih di omelin lo" Kata abun sambil terus setia menggenggam tangan dannia
"Bun, kata orang yaaa. Kalau orang lagi koma itu, walau matanya ketutup, pendengarannya kuat looh" Kata Jean
"Gitu yaaa. Dannia kamu jelek banget deh, bagun gihh pukul nihhh badan gw" Umpan abun pada dannia
"Danniaaaaaaa ihhh" Rengek abun
Jean tertawa melihat kelakuan abun seperti anak kecil. Abun yang melihat Jean tertawa pun juga ikut terbawa suasana dan tertawa. Sungguh kehadiran Jean sangatlah membantu keadaan abun saat ini.
Ocha tersenyum kecil saat melihat kedekatan antara abun dengan Jean. Ocha memang belum mengetahui jika Jean adalah Angelina yang sempat diduga meninggal 10 tahun yang lalu. Yang ocha tau, Jean adalah sahabat sekaligus tetangga baru Abun. Beberapa menit setelahnya, Jean pamit untuk pulang, begitu pula dengan Adit yang harus pergi karena urusan pekerjaan.
"Bunda laper nih bun, mau keluar bentar beli makanan. Kamu nitip gak" Kata ocha pada abun. Abun terdiam dan tampak berfikir
"Abun titip salam buat mamang bakso aja deh"
"Aiiihh bunda tekek juga kamu" Balas ocha yang membuat abun sedikit tergelak
Setelah kepergian ocha. Abun kembali menatap wajah damai dannia yang tertidur pulas. Jujur, Abun sangat merindukan kalimat pedas dari dannia.
"Dannia maaf yaa, aku udah lalai jagain kamu. Dann, kalau kamu bangun aku janji bakal nurutin apapun yang kamu mau. Aku juga rela kok nanti kalau kamu udah bangun, tiap hari kamu ngomelin aku. Tapi kamu harus bangun dulu. Kalau gak bangun aku nangis nihh" Kata abun sambil meletakkan kepalanya diatas tangan dannia
Dalam hati ingin rasanya dannia tertawa pecah. Saat Adit dan Jean pamit tadi, sebenarnya dannia sudah sadar. Tapi ia terlalu mager untuk membuka mata. Alhasil ia bisa mendengarkan kalimat ancaman yang mengharuskannya untuk bangun
"Dannia, Jangan diem aja dong. Ngomong kek gitu. Biasanya kamu bakal bilang gini nih 'punya mulut itu digunain jangan jadi pajangan doang' nah sekarang gantian, aku yang ngomong gitu sama kamu. Dannia, bangun dong" Kata abun lagi yang sukses membuat pertahanan dannia pecah. Mata dannia terbuka dengan sempurna, dan tampaklah abun yang membaringkan kepalanya diatas tangannya
"Pegel nih tangan gw. Minggir sanaah" Kata dannia sambil mengetuk kepala abun dengan tangan yang satunya. Kepala abun seketika langsung terangkat dengan mata yang sengaja dibuka lebar lebar.
"Kamu beneran bagun??" Tanya abun dengan tatapan tidak percaya
"Look at me honey. I wake up" Balas dannia sambil menunjuk dirinya sendiri
Abun mengangguk sambil tersenyum. Lalu abun memeluk dannia erat. Tak lupa air matanya kembali keluar saking bahagia nya
"Shhh sakit ihh" Kata dannia sambil memukul lengan abun karena mengenai luka tusuknya
"Hehehe maap deeh. Sinih aku hembusin"
"Gak gausah, napas kamu bau trus banyak kumannya. Nanti infeksi lagi"
"Tega banget deh kamu"
"Idiih baper" Balas dannia sambil bersidekap dada. Bukannya kesal seperti biasanya, abun malah tertawa lepas. Setelah lima hari ia tak mendengar celotehan dannia, kini ia kembali bisa mendengar celotehan favoritnya.
"Maafin aku yaa beb" Kata abun yang diangguki dannia
"Udah ahh. Kata maafnya simpen aja untuk besok besok. Nahh sekarang aku mau tanya, kemaren itu kamu kemana?? Kok lama banget??"
"Kamu tau kan Jean tetangga kita. Ternyata dia sahabat aku yang hilang 10 tahun lalu" Jawab abun yang sanggup membuat dannia terdiam. Itu artinya Jean adalah cinta pertama abun. Dan lagi lagi abun kembali melupakan dirinya karena wanita itu
"Kenapa?? Kok diam??" Tanya abun pada dannia yang hanya diam dan wajah dannia yang sudah tidak seceria tadi
"Euumm kalau aku minta kamu jauhin Jean, kamu mau nggak??" Kata dannia balik bertanya. Seketika suasana diantara mereka berubah menjadi hening. Keadaan kembali cair saat terdengar suara cempreng zahra yang menggema ke seluruh ruang inap dannia
"Danniaaaaaaaa" Teriak zahra histeris dan memeluk dannia erat. Untuk sementara waktu, abun bisa kembali mencerna pertanyaan dannia tadi.
"Buset dahh. Bisa dikecilin dikit gak itu suara. Heboh bange" Kata abun yang tidak di perdulikan zahra.
"Dannia, gw kangen banget sama lo. Jangan tinggalin gw lagi yaaa dann. Gw bakal kesepian kalau lo gaada" Kata zahra yang di kekehi dannia
"Lah kok bisa gitu??" Tanya abun
"Dia mana punya teman lagi selain dannia. Hahaha" Balas angga yang baru saja datang bersama Glen
"Yeee sirik aee lo pada" Balas zahra yang membuat semua orang di dalam ruang inap dannia tertawa.
Glen menggeleng geleng kan kepalanya lalu ia mendekati ranjang dannia dan memberikan dannia sebuket sunflower. Dannia menerimanya dan mmeberikan senyum terbaiknya. Ia kembali teringat saat hal yang ia lihat terkahir kali sebelum kesadaran nya benar benar hilang adalah wajah Glen, sahabat nya.
"Maafin gw yaa. Gabisa jagain lo" Kata Glen lalu mengacak rambut dannia gemas. Dannia hanya terkekeh dan mengangguk pelan
"Hei hei heiii ada suaminyaa niih. Hargain dong" Sela abun yang tidak suka dengan kedekatan glen dan dannia
Zahra memutar bola matanya jengah. Padahal kemarin abun lebih yang tidak menghargai dannia sebagai seorang istri. Angga yang melihat reaksi zahra tersenyum kecil. Ia menyenggol lengan zahra lalu mereka terkekeh bersama. Abun mendesis kecil melihat interaksi angga dan zahra, ntah darimana mana letak lucunya mereka bisa tertawa seperti itu.
"Kalian pada cabut yaa?? Ini masih pagi banget loh" Kata dannia sambil melirik jam dinding yang menunjukan pukul setengah sebelas pagi
"Nah justru itu bagian terseru nya" Balas angga antusias
"Kenapa??"
"Lo tau kaan, negara Indonesia Raya tercinta kita ini dilanda musibah??"
"Musibah yang mana??"
"Itu looh virus COVID-19 udah pada nyebar di Indonesia. Ihh kemana aja lo baru tau sekarang" Kata zahra yang membuat dannia mengangguk mengerti
"Jadi kita di karantina gitu??" Tanya dannia yang diangguki angga
"Waahh asik dong. Jadi kita gak perlu capek capek mikirin tugas" Balas abun dengan wajah bangga
"Jangan harap kalian bisa bersenang-senang selama karantina. Guru guru gak akan biarin kita bahagia gitu aja" Kata Glen dengan tatapan sinis
"Tenang bro. Gw punya banyak senjata buat itu. Pertama, gw punya internet dan yang kedua, gw punya itu tuhh" Balas abun sambil melirik dannia
"Mending gw pingsan lagi aja deeh" Kata dannia sambil berakting seperti orang yang kehilangan kesadaran
"Eh ehh nggak kok sayang. Bangun lagi giih" Balas abun yang langsung membuat dannia kembali terduduk
Hal itu mengundang tawa di antara mereka. Dari balik pintu, ada Jean dan juga Zico yang sedari tadi memperhatikan mereka. Terpampang senyum licik di wajah mereka.
"Kita jalani rencananya sekarang" Kata Zico yang diangguki Jean. Lalu mereka pergi meninggalkan rumah sakit dan mulai menjalankan misi yang sudah mereka susun sebaik mungkin
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Ketos [PROSES REVISI]
Fiksi RemajaKebayang ga sih kalau kamu bisa nikah sama orang yang kamu suka diam-diam. Eitsss gaada yang gamungkin didunia ini. Seperti halnya Dannia yang mencintai Abun dalam diam. Tiba tiba terjerat dengan sebuah perjanjian diatas kertas yang mengharuskan mer...