Pada hari berikutnya, Dannia kembali bertemu dengan Abun seperti jadwal yang telah ditentukan.
"Geser dikit lagi ke kiri" ucap Dannia menginstruksi Abun yang kini sedang memasang lukisan hasil karya siswa SMA Antariksar
Setelah merasa pas, Abun turun dari tangga dan menatap hasil kerja kerasnya.
"Eh Dann, fotoin gw dong" ucap Abun sambil mengeluarkan ponselnya
"Nyusahin banget sih lo"
Abun tak membalas, ia mulai bergaya dan tersenyum di depan kamera. Melihat itu, membuat hati Dannia sedikit melunak. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil.
"Udah nih" kata Dannia sambil menyodorkan ponsel Abun.
Abun mengambil ponselnya lalu melihat hasil jepretan Dannia.
"Eh sini deh" Abun menarik lengan Dannia agar lebih dekat dengannya
"Ngapain sihhh pegang pegang. Naksir lo sama gw?"
"Emang" Jawab abun cepat yang membuat Dannia langsung terdiam.
"Mau ngapain sih" tanya Dannia untuk menutupi kegugupannya
Abun tak menjawab, justru ia memanggil seseorang dan membuat Dannia semakin bingung
"Tolong fotoin dong. Nihh" Ucap Abun lalu memberi ponsel di tangannya
Mendengar itu, Dannia membulatkan kedua matanya "Eh apa apaan nih. Gw ga setuju ya"
"Siapa juga yang minta persetujuan lo. Udah diam aja"
Abun merangkul Dannia dan semakin memperdekat jaraknya dengan Dannia. Dannia menoleh terkejut dan disaat yang bersamaan kamera mengabadikan momen mereka.
"Thanks yaaa" kata Abun setelah mengambil kembali ponselnya
Ting...
Dannia merogoh ponselnya dan melihat sebuah pesan dari Abun yang berisi foto mereka.
Abun melihat Dannia tersenyum tipis saat melihat layar ponselnya. Seketika sebuah ide jahil muncul di pikiran Abun. Ia berjalan mendakati Dannia lalu menyentil dahi nya kuat.
"Aauuu" Dannia mengusap dahinya "Sakit gilaaa"
"Gw ga ngerasa tuh" kata Abun lalu berlari meninggalakan Dannia
"Abuun. Sini looo"
Abun dan Dannia berlari dari lorong ke lorong hingga mereka sampai di taman.
Dannia menghentikan langkahnya dengan nafas tersengal sengal
Abun yang menyadari Dannia berhenti mengejarnya pun ikut berhenti.
"Capek yaaa? Utututu kaciaaan" Ejek Abun lalu menghampiri Dannia.
Saat Abun berada 3 langkah di depannya. Dannia menendang tulang kering Abun
"Sakit woiiii"
"Satu samaaa" Balas Dannia lalu duduk di kursi taman
Abun mengusap kakinya lalu ikut duduk disebelah Dannia
"Gw tau alasan lo ngehindarin gw " Kata abun membuka obrolan
Dannia tak menjawab, ia hanya menoleh dan menatap Abun. Abun menarik sudut bibirnya
"Gw harap, lo bahagia Dann" Kata Abun lalu pergi meninggalkan Dannia
***
Dannia kembali ke kelas dengan wajah murung. Ia duduk di bangkunya dan meletakkan kepalanya diatas meja.
"Dann, lo gapapa??" Tanya Zahra khawatir. Dannia menggeleng pelan
"Tadi gw liat lo lari larian sama Abun di koridor" Kata Zahra lagi sambil terkekeh
Zahra tersenyum melihat sahabatnya itu "Lo pasti bisa. Gw yakin"
Dannia mengangkat kepalanya lalu memeluk Zahra erat. Air mata yang sedari tadi ia tahan tiba tiba keluar
Dilain tempat, kini Abun bersama sahabat sahabatnya yang tak lain tak bukan adalah Angga dan Raga. Di SMA Antariksar, mereka bertiga lebih dikenal dengan istilah RABUN (Raga, Angga, Abun). Nama yang unik bukan?
Mereka sedang bermain basket. Raga sengaja mengajak Abun bermain basket untuk melupakan sejenak masalah yang dipikirkannya
Namun, usaha Raga sepertinya tak membuahkan hasil. Abun yang biasanya selalu mencetak poin kini gagal berulang kali.
Karena kesal, Abun melempar bola basket ditangannya asal lalu duduk di pinggir lapangan.
"Bun" Panggil Raga
"Hm"
"Itu dugaan lo doang kalik, jangan galau gitu dong ahh" Kata raga
"Nggak ga, dugaan gw bener" Jawab Abun sambil lalu mengusap wajahnya kasar. Raga terdiam, begitu pula dengan Angga.
"Lo suka sama ketos itu??" Tanya Angga
"Gw gatau"
Angga menghembuskan nafasnya kasar. "Trus kenapa lo galau dia mau dijodohin sama orang lain??"
"Gw gatau" Jawab Abun lagi
"Kalau lo gapunya perasaan apa apa sama Dannia, gausah lo care sama dia. Bantu Dannia lupain lo" Kata Raga yang diangguki Angga
"Dannia menghindar dari lo itu supaya dia bisa lupain lo. Masa lo ga peka peka jugaa sihh. Dannia itu suka sama lo" Sambung Angga
Abun terdiam, ia tak membalas perkataan dua sahabatnya. Dirinya sendiri masih bingung dengan perasaannya sendiri. Apakah abun mencintai Dannia atau tidak. Tapi hati kecilnya mengatakan ia tak ingin kehilangan dannia
.
.
.
.
.Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Ketos [PROSES REVISI]
Ficção AdolescenteKebayang ga sih kalau kamu bisa nikah sama orang yang kamu suka diam-diam. Eitsss gaada yang gamungkin didunia ini. Seperti halnya Dannia yang mencintai Abun dalam diam. Tiba tiba terjerat dengan sebuah perjanjian diatas kertas yang mengharuskan mer...