Chapter 5: Wayo

586 352 157
                                    


"Hah?" Junkyu membeo saat Jisoo memintanya untuk selalu pergi dan pulang sekolah bersama dengan Nara, sedangkan Nara hanya diam, namun ekspresinya tidak bisa dibohongi, dia juga sama kagetnya dengan Junkyu.

"Kenapa? Kan teman satu sekolah juga," ucap Jisoo sambil meminum es teh manisnya.

"Tapi kalo mau lebih nggak pa - pa, restu kok," tambah Lisa. Junkyu yang mendengarnya langsung membuang muka, dia tidak ingin ketahuan senang ketika Lisa sudah langsung memberikan restu padahal dirinya sama sekali belum memulai mendekati Nara--untuk kedua kalinya.

Junghwan menyenggol Junkyu yang duduk di sebelahnya, "Bang, jangan malu - maluin ngapa?"

Tidak ada yang salah dengan sikap Junkyu, tapi Junghwan sadar saat ini Junkyu sedang salting. Junkyu mencubit paha Junghwan pelan dari bawah meja makan, "diem lo."

Dari sebrang meja, Jisung menyipitkan matanya menatap Junkyu. Sebagai sesama lelaki, Jisung sadar bahwa sikap Junkyu saat berada di dekat Nara termasuk dalam kategori tertarik, malu - malu kucing gitu. Jisung mengalihkan pandangannya, menatap Nara yang sama sekali tidak peduli. Oh, jadi bertepuk sebelah tangan rupanya. Miris juga abangnya Junghwan. Cakep - cakep, cintanya tertolak bahkan sebelum diperjuangkan.

Michyeogane~

HP Nara berdering. Nara memeriksa HP-nya, ternyata ada telepon.

"Bunda?" Nara bertanya pada Lisa, apakah dia boleh mengangkat telepon sekarang. Lisa memberi kode 'dari siapa?'. Nara menunjukkan layar HP-nya, lalu Lisa mengizinkannya. Nara segera menjauh dari meja makan.

"Ada yang nelepon?" Tanya Jisoo.

Lisa tersenyum, "ada."

"Teman Nara?" Tanya Jisoo lagi blak - blakkan.

"Bukan," jawab Lisa sedikit tersenyum ke arah Junkyu.

"Mungkin Junkyu kenal." Lisa melanjutkan.

"Oh ya? Memangnya siapa?" Jidoo penasaran.

"Yoonbin." Lisa tersenyum menatap BamBam.

Uhuk! Uhuk!

Junkyu tersedak saat meminum milkshake-nya. Junghwan memijat pelipisnya, sungguh abangnya terlihat sangat menyedihkan.

"Itu sahabat Junkyu dari kecil. Kebetulan satu sekolah juga sama Junkyu dan Nara." Jisoo menatap anak sulungnya.

"Iya, Tante." Junkyu menjawab sekenanya saja. Kenapa Yoonbin menelpon Nara? Apa sedekat itu hubungan mereka berdua sekarang? Kenapa juga Yoonbin tidak cerita padanya?

"Wah, benaran suatu kebetulan." Lisa tertawa.

Junkyu kini tidak fokus dengan makanannya, dia memikirkan bagaimana bisa Nara dan Yoonbin tampak dekat, bahkan Bunda Nara sampai tau Yoonbin. Jika Nara dekat dengan Yoonbin, kenapa Lisa malah memberikan restu pada keduanya? Sudahlah Junkyu, mungkin kamu yang terlalu mengambil hati ucapan Bunda Lisa.

*****

Pagi ini, seperti apa yang Jisoo katakan, Junkyu menjemput Nara.

"Mbak berangkat," pamit Nara pada Lisa dan BamBam.

"Iya, hati - hati, Nak."

Nara menerima helm pemberian Junkyu. Dia bersiap menaiki motor Junkyu. Sedikit ragu, dia bertumpu pada bahu Junkyu. Nara melambaikan tangannya pada Lisa dan BamBam. Junkyu membunyikan klakson motornya, pamit.

Di perjalanan, tidak ada yang membuka suara, Junkyu fokus mengendarai motor dan Nara yang menikmati angin pagi.

"Tadi udah sarapan?" Junkyu memecah keheningan.

I'm Going Crazy! || Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang