"Nara, gue minta maaf." Junkyu membuntuti Nara sampai masuk ke dalam kamar Nara.Nara mendorong Junkyu agar keluar dari kamarnya, "keluar, gue mau ganti baju, kalo bisa sekalian balik ke ruangan lo sana."
"Tadi gue salah ngomong."
Blam!
Pintu tertutup dengan keras. Junkyu sudah meremas tangannya, dari tadi saat perjalanan pulang saja Nara tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Junkyu duduk di atas sofa, dia memejamkan matanya. Kenapa bisa dia berkata bahwa dirinya adalah pacar Nara. Jangankan mau jadi pacar, tadi berbagi seblak saja Nara masih masang benteng. Junkyu merutukki kebodohannya.
Nara keluar dari kamarnya dengan mengenakan sweater abu - abu kesayangannya dan celana training berwarna hitam. Dapat Junkyu saksikan, Nara sedang mencepol rambutnya asal, sudah sering terlihat tapi masih saja Junkyu terpesona. Nara berjalan menuju dapur, lewat di hadapan Junkyu, namun Junkyu tidak memiliki keberanian untuk menegur Nara, sepertinya masih panas.
Junkyu memerhatikan Nara yang memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci, ntahlah sepertinya Junkyu kehabisan bahan untuk menjalani aktivitas sehingga memerhatikan Nara dijadikan sebagai alternatif. Setelah selesai menghidupkan mesin cuci otomatis, Nara mendekati Junkyu dan duduk tepat di sampingnya. Tanpa beban, dia menghidupkan televisi dan mengganti siaran berita menjadi siaran kartun ulat kesukaannya. Junkyu hanya bisa meremas ujung seragamnya sampai sepertinya sudah lecek.
"Makasih," ucap Nara.
Junkyu menoleh ke arah Nara, "hah?"
"Gue sebenarnya kurang suka dicap sebagai pacar, hm... tapi itu juga bukan ide buruk, karna mungkin bisa aja Haruto stop nyari perhatian di hadapan gue."
"Gue minta maaf Nar," ulang Junkyu.
Nara balik menoleh ke arah Junkyu. Kini mereka saling tatap - tatapan tanpa ada yang memutusnya terlebih dahulu seolah mereka satu sama lain terkunci dengan tatapannya masing - masing.
"Nara."
"Junkyu."
Junkyu dan Nara serentak menyebut nama satu sama lain.
"Lo duluan, Nar."
"Duluan, Jun."
Junkyu dan Nara kembali serentak berkata.
"Mau ngomong apa, Nar?" saat ini Junkyu tidak melepas pandangannya dari Nara sepersekian detikpun.
"Kenapa lo bilangnya 'pacar' di hadapan Haruto?"
Junkyu tampak berpikir, mau bilang 'kan gue suka sama lo' rasanya agak rrr... mau jawab alasan lain boongnya keliatan banget.
"Salah ngomong," jawab Junkyu random.
"Bagus kalo gitu," ucap Nara merasa lega. Berbeda dengan Junkyu yang merasa ciut langsung.
"Udah makan?" tanya Nara yang agak canggung. Dia sadar sudah salah berkata tadi.
"Cari makan yuk keluar," ajak Junkyu yang paham maksud Nara.
"Ganti seragamnya dulu."
"Oke, tapi gue ada roti kalo lo mau, seenggaknya buat ganjel perut lo."
"Ga pa - pa, makasih Jun."
Junkyu beranjak menuju ke ruang apartemennya, sedangkan Nara mengambil jaket, masker, HP, dan dua lembar uang berwarna biru. Nara bercermin sebentar lalu menepuk pelan pipinya yang mulai mengeluarkan semburat merah.
"Lebih baik gini," kata Nara pada dirinya sendiri.
Nara keluar dari ruangannya dan memilih untuk menunggu Junkyu di dekat lift saja. Dia memerhatikan beberapa orang yang keluar dan masuk ruang apartemennya masing - masing, tak lupa menyapa mereka. Nara dapat mendengar tiap bunyi pintu yang merespon apabila akses masuk atau sidik jari yang diinputkan benar. Saat masih asyik melihat - lihat sekitar, HP Nara berdering dari saku jaketnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Going Crazy! || Kim Junkyu
Fiksi PenggemarJunkyu Ardiansyah. Dua kata yang membentuk sebuah nama untuk cowok ganteng, baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong. Dia diam - diam menyukai seorang cewek bernama Nara Arista. Cewek itu dinginnya bukan main! Apalah daya Junkyu yang kesannya ba...