Saya masih tidak percaya
난 아직도 믿기지가 않아
-v-
__________"Serius Bulan! Lo buang dimana??"
"Di tong sampah.." jawab Bulan sembari menunjukkan senyum liciknya.
Dengan cepat Yura melewati Bulan kemudian pergi ke halaman belakang. Saat tiba di halaman area belakang, Yura menghampiri tong sampah drum kecil terbuat dari aluminium tertera di sudut halaman.
Matanya terkejut melihat ada api yang menyala kecil di dalam tong itu. Tanpa berpikir panjang dulu Yura mendorong tong sampah itu dengan tangannya bertujuan agar isinya akan keluar. Namun sayang sekali tong sampah itu terlalu berat dan panas hingga tak bisa roboh malahan kini membuat jari-jari tangan Yura lebam karena kepanasan.
Mencari akal lain, dengan mengambil sendal lalu mendorong dengan keras tong sampah tersebut menggunakan sendal.
Isi tong sampah akhirnya sudah berhambur di tanah. Dan Bulan benar-benar melakukan hal konyol, membakar uang yang bukan miliknya.
Api yang masih berada di tiket-tiket itu segera di matikan Yura dengan memukul-mukul dengan sendal. Setelah reaksi kimia itu padam, Yura segera memisahkan tiket yang masih utuh dari serbuk-serbuk tiket yang sudah hangus terbakar.
Yang masih utuh tinggallah photocard Jin,V, dan Jungkook. Lainnya hangus menjadi arang. Jika di prediksi sudah satu jam yang lalu Bulan melakukan itu, yang tersisa itu karena terselip di dinding tong.
Di belakang tak jauh dari Yura, ada Bulan yang tersenyum puas. "Maaf yah.. tapi sekarang gue gak bisa biarin lo nambah-nambah koleksi lo itu," ujar Bulan dengan sinis.
Yura dengan kasarnya berdiri lalu menoleh kearah Bulan. "Ada masalah apa sih hidup lo!? Ha? .. kalau iri jangan kek gini juga!"
"Cih? Sombong amat yang di manjain bokap.."
Dengan nafas yang sudah memburu, Yura mencoba untuk tidak menangis di depan Bulan. "Ganti rugi."
Bulan berdecik sinis, "buang-buang duitt!" setelah berkata seperti itu, ia pergi meninggalkan Yura begitu saja.
Yura pun menyusulnya kemudian ia tiba-tiba mendorong pundak belakang Bulan dengan keras.
"Aw!" Bulan berbalik badan melihat ke Yura. "Apa-apaan lo dorong gua??" Tangan Bulan membalas dorongan di bagian dada Yura.
"Mau lo tuh apaa?? Gue beli barang-barang pake duit gue, ngabisin waktu pakai waktu gue juga! Dan kenapa lo yang seot sih!? sesak nafas lo gue kaya gitu?"
"Gak usah nge-gas!" tekan Bulan tepat di wajah adik tirinya itu.
Tdtt tdtt tdtt
Bunyi kecil berasal dari jam tangan Yura. Ia pun melihat jam yang kini menunjukkan pukul 16.00, reflek mata Yura membulat dengan sempurna. Berganti detik Tiba-tiba Yura bergerak cepat pergi meninggalkan Bulan dengan menyisakan kata, "ngomong sama orang kaya lo, baru ngabisin waktu."
Berlari kencang menuju kamarnya. Sudah waktunya Bang Bang Con the live akan di mulai sedangkan Yura belum login juga belum mempersiapkan semuanya.
Dengan cepat, ia bergerak menyalahkan laptopnya. Tapi ada halangan apa lagi ini? Laptopnya tiba-tiba berlayar putih full layar.
Sudah 5 menit berlalu, laptopnya belum bisa menyala dengan baik. Yura menjadi frustasi hingga akhirnya menangis sampai merengek.
"Kenapa sih ini??"
"Please! Lo kenapa sih??"
"Jangan sekarang rusaknya!"
Sudah 20 menit berlalu. Tidak ada yang berubah. Yura kini terduduk di lantai menopang dagu di ranjang yang juga ada laptopnya. Tangisannya belum juga reda, sambil melihat kearah layar putih persegi itu. Bahkan kini ia tengah menangis dengan tersedu-sedu.
Seperti ingin pasrah saja, namun sangat sulit. Tak bisa di bayangkan bagaimana sesedih gadis ini sekarang. Ia benar-benar sudah menantikan hari ini dari beberapa minggu yang lalu. Belum lagi, ini adalah hari ulang tahunnya.
___
560
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [SELESAI]
Fanfictionkalau kalian army, wajib baca:) ___ question ___ Mimpi seakan kenyataan• // Kenyataan seakan mimpi? --- @2020