"Kamu ini yang benar saja Jimin!"
"Yah.. Hyung, Lalu aku harus apa? Membiarkan dia di jalan yang sepi itu?"
"Dia bisa pulang ke tempatnya. Kenapa kamu yang pusing??" protes Rm. Terjadilah perdebatan ringan antara Rm dan Jimin. Setelah mendengar tanggapan Rm, Jimin merasa sedikit bersalah karena mudah begitu saja mempercayai orang lain hanya dengan bertanya sekali.
"Paha Boya!"
"Maafkan aku hyung. Tapi biarkan dia sehari di sini saja.. aku benar-benar melihat matanya yang begitu memerlukan pertolongan," ujar Jimin.
"Baiklah, untuk sehari saja tapi jika terjadi sesuatu kau harus terima resikonya."
"Iya aku akan bertanggung jawab." Meskipun ada keraguan di hati namun Jimin tetap yakin bahwa Yura tidak akan berbuat apa-apa.
"Sekarang dimana dia?"
"Tunggu sebentar.." Jimin berlari menemui gadis itu.
Di tempat Yura. Sudah 10 menit ia berdiri di sini, sambil mencoba untuk berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi padanya. Ia ingat siapa dia dan asal mana sampai cita-citanya menjadi presenter, tapi enak kenapa ia tidak bisa mengingat kenapa dia bisa berada di sini.
Ceklek.
Sontak terkejut, karena kenop pintu baru terbuka dari luar. Yura menoleh kearah pintu.
"Ow! KAMJAGIYA!" ujar seorang pria yang terkejut melihat Yura sebagai gadis asing berdiri di depan pintu. Yura pun ikut kaget karena pria itu berekspresi terkejut sekaligus berteriak karena itu.
"Nuguseyo?!" tanya pria itu adalah Jin.
Yura hanya diam dengan canggung, tidak tahu harus menjawab apa. Sedangkan Jin malah menatapnya tajam penuh curiga.
"Nugu?!" Jin membulatkan matanya, seolah ia berhasil menangkap basah seorang penguntit. "Dan sedang apa kau disini??" tanya Jin lagi.
Yura sampai harus menahan nafas karena ketakutan.
"Yak! Hyung." Jimin datang meredakan keadaan yang begitu horor. Yura dan Jin menoleh bersamaan kepada Jimin.
"Jimin. Aku menangkap seorang penguntit! Ini dia.." Tangan Jin memegang lengan Yura.
"Heol. Aku bukan penguntit!" protes Yura.
Jimin kemudian melepaskan tangan Jin dari lengan Yura. "Dia adalah temanku.."
"Mwo?? Chingu?"
"Ayo. Aku jelaskan di ruang tv."
Jimin mengajak Jin dan juga Yura untuk ke ruang Tv menemui Rm.
"Hei.. Nam joon-ah. Lihat Jimin membawa seorang teman wanita disini. Bukankah itu dilarang?" Jin mengadu kepada sang leader, kemudian duduk di samping Rm.
"Hyung. Tapi aku punya alasan ..." Jimin menjelaskan lagi kepada Jin setelah tadinya menjelaskan kepada Rm.
"Ah.. seperti itu? ... Maafkan aku telah menuduh kau tadi," ujar Jin merasa bersalah.
"Sekarang aku ingin bertanya kepada kau," ujar Rm, saat ingin mulai bertanya kepada Yura.
"Nana~ nana~~ nanaa~~" suara nyanyian terdengar seperti menuju ke ruangan ini. Semua yang ada di ruangan melihat ke arah sumber suara, menantikan kehadiran pemilik dari suara itu.
Muncul seseorang dari pembatas ruangan dengan raut yang sangat ceria seperti baru saja memenangkan sebuah perlombaan.
"An--" sapaan yang tidak berlanjut karena melihat keberadaan Yura. Ekspresi ceria tadi seketika hilang. "Nyeong ... Nuguseyo??" sapaan dilanjutkan dengan bertanya.
"Nugu? Nugu?" pria itu bertanya kepada Rm dan Jin yang sedang duduk di sofa tak lupa jika melihat kepada Jimin, karena pria ini sangat penasaran.
"Yak! Hobi, Ayo kemari duduk dengan kita. Jimin akan menjelaskannya.." ajak Jin. Jhope berjalan mendekati sofa dengan pandangan terus menatap Yura heran.
Lagi dan lagi. Jimin harus menjelaskan bagaimana ia bertemu dengan Yura. Sepertinya ini akan terulang sebanyak 6x, karena harus menjelaskan kepada anggota-anggota yang lainnya.
___
523
-) paha boya: dasar cereboh!-) KAMJAGIYA: menganggetkan
-) chingu: teman
-) heol: (tidak percaya)
-) mwo?: Apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [SELESAI]
Fanfictionkalau kalian army, wajib baca:) ___ question ___ Mimpi seakan kenyataan• // Kenyataan seakan mimpi? --- @2020