##for you: bts

19 5 0
                                    

"Gue pikir ini bakal jadi ulang tahun yang paling terbaik seumur hidup. Tapi nyatanya.." lirih Yura mendalami.

Sudah satu jam berlalu. Masih tetap sama dengan satu jam yang lalu. Yura pun tetap dalam keadaan yang sama, masih berharap bisa melihat konser itu walaupun hanya dalam berapa menit.

Menunjukkan pukul 17.02 Dengan mata yang kendur bengkak, tak bersemangat alias pasrah, Yura mematikan laptopnya yakni menekan tombol power dengan waktu lama untuk menonaktifkan benda itu. Yura memilih untuk sholat Sunnah, dengan niat untuk menenangkan diri.

Tidak meminta apapun, dan tidak ingin memikirkan apapun. Tetap saja Yura menangis di sholatnya, walaupun ia sebenarnya tidak ingin menangis lagi. Ia memaksakan diri untuk menahan tangisannya itu untuk fokus beribadah dengan baik meskipun senggukkan dari menangis terus saja mengganggu.

Sesudah sholat kemudian merapikan mukena lalu menaruhnya di tempat mukena. Akhirnya dengan sholat Yura bisa menenangkan hati, dan pikirannya. Meskipun masih belum bisa tersenyum puas, terpenting sudah berhenti menangis.

Duduk di tepian ranjang, melihat kearah jam dinding. 20 menit lagi pukul 5.30 pm dan itu artinya berakhirlah konser online-nya BTS.

Beralih melihat kearah laptop yang ada disampingnya. Yura berniat lagi untuk menyalakan laptopnya tanpa berharap banyak, hanya ingin mencoba. Sebelum akhirnya menyalakan lagi laptopnya, ia mempersiapkan diri agar tidak akan berharap.

Setelah menekan tombol on/off dalam 10 detik laptop berwarna Purple itu menyala. Sontak terkejut karena melihat tidak ada layar putih lagi, tapi kini menjadi beranda menu laptop. Betapa bahagianya Yura, ia bersegera me-login langsung ke aplikasi Weverse. Tubuhnya gemetar gugup, sekarang yang ada dipikirannya 'sangat berharap bisa streaming paling tidak 10 menit, bahkan 5 menit pun tidak, cukup'.

Dahi Yura berkerut samar-samar. Mouse di gerak-gerakkan namun petunjuk yang ada di dalam layar laptop tidak bergerak sama sekali. Ia kemudian beralih ke touchpadnya langsung, namun tetap sama saja. Kini mencoba menekan beberapa tombol keyboard yang akan me-restar laptop kembali ke beranda.

"Sekali aja! Tolong.." penuh harapan. Tapi sayang, tidak bereaksi sama sekali. Yura kembali meneteskan air mata yang akan memperburuk matanya yang sudah bengkak.

"Aaaa!!!" Kali ini Yura menangis sekencang-kencangnya, seperti tangisan anak kecil yang di tinggal ibunya.

Sampai-sampai membuat Bintang mengetuk pintu dari luar karena khawatir. "Ra? Kenapa??"

"Aaa! Hiks.. hiks.." Yura tetap saja menangis.

"Lo kenapa??" Bintang mencoba membuka-buka kenop pintu tapi malah terkunci.

"Gak papa!" Masih dalam keadaan menangis.

"Kalau ada masalah cerita ke gue!"

"GAK USAH GANGGU!! AAAA!"

Bintang bergedik ngeri mendengar tangisan Yura yang semakin menjadi. "Yaudah! Oke. Tapi kalau ada apa-apa cerita!"

Tidak membalas Bintang. Yura hanya menangis dan terus menangis sampai tiba pukul 17.30, waktunya konser itu berakhir. Sedih sekali..

Benar-benar menyedihkan.

Ia mengambil sebuah bantal tidur lalu menempelkan erat ke wajahnya kemudian ia melanjutkan menangis.

"KENAPA SIH??"

"Gue bukannya gila karena merekaa! Tapi sekali ini aja, gue bisa lihat mereka konser live.. lagian gue cuman minta ini, di hari kelahiran gue tahun ini!"

"Tapi Kenapa Semua Kacau Begini??"

Kepalanya mulai merasakan pusing yang berlebihan. Ia melepaskan bantal tadi dari wajahnya. Kemudian menutup mata, menarik nafas dalam-dalam untuk mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan.

[ ¶{%}¢}€}£\?DR_)@/@[®{¢}£ ]

Membuka matanya kembali secara perlahan-lahan. Sakit kepala yang tadi hilang dalam sekejap, Tapi aneh sekali.. sekarang dia melihat ada kardus di depannya, dan lebih anehnya sekarang ia sedang berjongkok menunduk untuk melihat kotak berwarna coklat itu.

Dahinya berkerut. "Kotak apa ini?"

Seseorang menghampirinya. Yura menyadari, karena melihat sepatu putih yang berhenti di dekatnya. Ia memperhatikan seseorang itu mulai dari sepatu, celana, baju, hingga kini wajah. Dia seorang pria.

"Sedang apa kau begitu?" tanya pria itu menggunakan bahasa Korea.

Yura kemudian berdiri dengan tak sadar tangannya sedang memeluk kotak yang berukuran sedang tadi. Dahi Yura berkerut lagi dan lagi melihat pria itu. Tapi detik berganti, Yura malah melangkahkan kakinya meninggalkan orang itu.

Melihat ke kotak lagi. "Kotak apaan ini? Kenapa gue bawa-bawa?"

"Itu kotak untukku.." pria yang tadi menghampiri Yura lagi.

Tapi Yura malah menanggapi dengan wajah tidak mengerti. "Memang siapa kau?" Untunglah Yura bisa berbahasa Korea.

"Aku? Kau tidak tahu aku?"

Yura berdecik dengan kedua alis yang kini beradu melihat kearah pria itu. "Aku tidak kenal.." ucap Yura lalu melangkah sampai dua langkah sebelum akhirnya mundur lagi karena pria itu baru saja memperkenalkan dirinya.

"Aku adalah anggota BTS."

"Nugu? nugu?"

"Jeoneun Jimin- ibnida"

___
685

Dream [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang