Niatnya ingin memotret-motret jalanan yang akan memasuki musim semi. Tapi sayang sekali musim hujan sudah menempati musim semi seharusnya.
Supir pribadi itu sudah memarahi V untuk membuka jendela karena cipratan air hujan akan membasahi bintangnya itu. Tapi V sendiri menolak dengan alasan ia merindukan hujan jadi dia tidak ingin menutupnya.
Saat menatap kosong jalanan lewat jendela mobil itu,
Matanya melihat seseorang yang tengah duduk sendirian di halte dengan penerangannya yang sangat kecil hingga terkesan gelap.
'Sedang apa dia disitu? Apa dia tidak kedinginan?' batin V bertanya sendirian.
Matanya mengecil saat melihat seseorang itu memiliki ciri-ciri seperti gadis yang sempat tinggal di villanya bersama para member.
Sudah cukup jauh melewati halte tadi, V tiba-tiba meminta kepada supirnya agar memutar balik menuju halte itu. Mobil itu berhenti tepat di depan gadis kesepian itu.
V menyapa Yura lewat jendela. "Hei! Hei!" Tapi tak kunjung ada jawaban dari Yura. Hingga V berniat untuk turun menghampirinya.
Saat hendak ia hendak turun, "mau kemana?" tanya supirnya yang sekaligus berperan menjadi security juga.
"Cuman sebentar." V melanjutkan niatnya.
Sudah berhadapan dengan Yura yang kini tertunduk menutup matanya dengan tangan yang terlipat seolah menghangatkan tubuh. "Permisi.." sapa V sopan.
Yura menengok dengan terkejut. "Iya?"
"Kau tertidur di sini? Dengan suhu seperti ini?"
"Ani." Yura menggeleng.
"Kenapa kau tidak membalas sapaan ku di mobil? Lalu tertunduk seperti tadi?"
"Ah~ Mian. Aku tidak mendengarnya karena hujan terlalu keras." Ya.. itu jujur, buktinya kini keduanya harus berbicara dengan nada keras.
"Kenapa kau tidak pulang saja?"
"Sudah aku bilang aku tidak pu--" Yura tidak melanjutkan jawabannya, V tiba-tiba memegang tangan Yura.
"Kita masuk kedalam mobil dulu, kau terlihat sangat pucat."
Yura sudah menolak, tapi V tetap saja memaksanya. Yura pun akhirnya mengiyakan. Kini keduanya sudah berada di mobil. V memerintah kepada supirnya agar langsung pulang menuju ke Villa.
"Jadi, kau benar-benar tidak memiliki tempat tinggal?"
"Sepertinya. Aku tidak tahu karena Aku tidak ingat apa-apa.."
"Jadi kamu akan lakukan apa? Berdiam diri seperti tadi di kesepian di tengah-tengah hujan deras?" Yura hanya diam dengan pertanyaan V yang sebagai pertanyaan dirinya untuk dirinya sendiri juga.
Memerlukan waktu 10 menit hingga mereka kini sampai di Villa.
"Ayo.." ajak V masuk ke dalam rumah saat kini keduanya sudah berada di pintu masuk.
"Aku takut dengan yang lain.."
"Itu urusan nanti," ujar V menarik tangannya.
V menuntun Yura ke kamarnya. Saat di perjalanan ke kamar, tiba di ruangan tempat para anggota sekarang berkumpul. Semua anggota rupanya berada di sana. Mata melotot terkejut melihat V bersama Yura di sampingnya.
Mereka hendak berkomentar namun V memberi kode cepat untuk diam dengan memohon jarinya yang terbentuk 1, artinya '1 kali saja..' sedangkan Yura menundukkan pandangan, hanya mengikuti langkah V kemana.
Setelah sampai di kamar yang kemarin sempat Yura tinggal, hari ini ia akan tinggal di sini lagi.
"Sebentar. Aku akan ke kamarku. Kau masuk saja, aku akan mengetuk jika aku kembali."
Yura mengikuti perintah. Setelah V kembali lalu mengetuk pintu kamar Yura, ia menyodorkan sebuah baju yang masih dalam plastik bening seukuran baju. "Pakailah. Kau pasti kedinginan. Baju ini belum pernah aku pakai, dan aku akan memberikannya kepadamu."
Tangan Yura dengan perlahan mengambilnya, "gomawo.." ujar Yura dengan hati hati.
___
525
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [SELESAI]
Fanfictionkalau kalian army, wajib baca:) ___ question ___ Mimpi seakan kenyataan• // Kenyataan seakan mimpi? --- @2020