Er present
***
Senyum tak pernah lepas dari bibir Wonwoo, membayangkan jika sebentar lagi statusnya akan berubah membuat jantungnya berdetak lebih cepat, jangan lupakan juga wajahnya yang memerah karena malu.
Denting piano terdengar sangat indah mengiringi langkah kaki anggun Jung Yerin, Wonwoo masih tersenyum manis saat pandangan matanya bertemu dengan Yerin, gadisnya itu benar-benar cantik hari ini, tubuh indah Yerin terbalut gaun pengantin yang cantik serta sebuket bunga di genggamannya membuat pesona seorang Jung Yerin dapat membius semua undangan yang hadir, bahkan sang mempelai pria pun tak henti-hentinya berdecak kagum.
Setelah Yerin tepat berada dihadapan Wonwoo, pria itu mengulurkan tangannya, mengajak Yerin memasuki suatu momen sakral yang akan menentukan kehidupan mereka di masa depan nanti.
“Kedua mempelai telah resmi menjadi sepasang suami istri, Tuan anda bisa mencium istri anda sekarang” Yerin menunduk, sedangkan Wonwoo tengah tersenyum manis, tangan kekar pria itu mengangkat dagu Yerin agar menatapnya.
“Aku mencintaimu Jung Yerin” Wonwoo mempersempit jarak antara dia dan Yerin hingga..
Brukk
“Yak!! Cepat bangun kak! Nanti kau terlambat!” Jungkook memukul-mukul tubuh Wonwoo dengan tasnya, dan dengan sekali tendangan dari Wonwoo Jungkook sudah tersungkur di lantai dingin kamar kakaknya itu.
“Berisik!! Kau mengganggu mimpi indah ku Jung” sungut Wonwoo sambil berjalan meninggalkan adiknya yang masih duduk dengan mengenaskan.
“Siapa suruh tidur seperti orang mati begitu” Jungkook berteriak kesal saat bayangan Wonwoo sudah tak terlihat dimatanya.
***
Hari sudah semakin siang, lingkungan sekolah pun sudah mulai ramai dengan penghuninya, di dalam ruang kelas yang berisik Wonwoo duduk diam sembari membaca novel fiksi dengan serius hingga..
“Pagi semua~” suara nyaring itu memenuhi seisi ruang kelas dan membuat kelas semakin riuh dengan umpatan-umpatan yang saling bersahutan.
Di ujung kelas sana Wonwoo membisu dengan mata yang masih fokus kepada buku yang tengah dia baca, walau pun pikirannya sudah tidak fokus sama sekali, sejak indra pendengarannya menangkap suara nyaring yang sangat dia hafal, bahkan semalam pun suara itu masuk kedalam mimpinya.
“Selamat pagi Wonwoo-ya” kursi di sebelahnya di tarik, menandakan jika ada seseorang yang kini tengah duduk dibangku samping Wonwoo, membuat pemuda itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, dan yang didapatinya adalah senyuman khas seorang Jung Yerin.
Wonwoo masih diam menatap Yerin dengan pandangan yang sulit untuk diartikan, seakan waktu telah berhenti dan hanya dirinya dan juga Yerin yang ada di dunia ini.
Sebuah tangan mendarat di dahi Wonwoo dan itu sukses membuat si empunya melebarkan mata, serta wajahnya yang seketika memerah.
“Kau tidak demam tapi kenapa wajahmu sangat merah?” Mata Wonwoo mengerjap dan segera dia alihkan pandangannya ke arah depan, menghindari kontak mata dengan Yerin yang selalu membuat jantungnya berdetak kencang.
“Siapa yang bilang jika aku demam?” Terdengar kekehan dari gadis itu membuat Wonwoo mengernyit kan dahinya.
“Tadi Jungkook yang bilang kau sakit, mungkin maksudnya bukan demam” Yerin beranjak dari duduknya dan menghampiri segerombolan gadis yang tengah bergosip di meja depan, meninggalkan Wonwoo dengan wajahnya yang kesal.
“Mati kau Jeon Jungkook!!”
***
Wonwoo menghela nafasnya kasar matanya mulai terpejam serta earphone yang masih bertengger manis di telinganya, menikmati angin musim gugur yang menerpa wajah tampannya dengan lembut.
Atap sekolah memang tempat yang paling bagus untuk ini, dan disinilah seorang Jeon Wonwoo menghabiskan waktu luangnya, bahkan terkadang pemuda itu membolos kelas karena tertidur di atap sekolah.
Saat kesadarannya hampir menghilang bayangan tentang mimpinya semalam terlintas di depan matanya, membuat pemuda itu membuka matanya dan mendengus sebal.
“Pasti menyenangkan jika itu menjadi kenyataan” helaan nafas kembali terdengar dari bibir Wonwoo.
“Apa yang menjadi kenyataan?” Tubuh Wonwoo menegang saat ada sebuah tangan yang menepuk bahunya pelan, Wonwoo tau siapa pemilik tangan itu, bahkan Wonwoo sangat hafal dengan wangi yang menyeruak dari tubuh orang tersebut.
Tanpa meminta izin kepada sang pemilik, gadis itu merebut satu earphone milik Wonwoo dan memakainya, membuat Wonwoo memandang gadis itu dengan bingung.
“Aku baru tau jika kau se-melankolis ini Won” Yerin terkekeh ketika mendengarkan lagu yang sedari tadi terputar di playlist Wonwoo.
“Memang tidak ada yang tau, kau saja yang terlalu lancang merebut earphone ku tanpa izin” Wonwoo mengalihkan pandangannya kedepan, bisa duduk berdampingan dengan Yerin seperti ini membuat kinerja jantungnya meningkat, semoga saja gadis itu tidak menyadarinya.
“Aku hanya ingin merasakan berbagi earphone yang sama dengan seseorang yang kita sukai” mata Wonwoo melebar mendengar lirihan Yerin dan seketika matanya beralih kepada gadis disampingnya yang tengah memejamkan matanya dengan semburat merah di kedua pipi chubbynya.
Senyum Wonwoo merekah, menyadari sesuatu yang selalu menganggu pikirannya, Wonwoo selalu berpikir tidak mungkin Yerin juga menyukainya melihat bagaimana gadis itu bergaul dan memiliki banyak teman, serta tak sedikit juga siswa yang menyukai gadis itu, membuat Wonwoo berkecil hati untuk menyatakan perasaannya, tapi kini pemuda itu telah memantapkan hatinya untuk terus berjuang tentang perasaannya, Wonwoo hanya menginginkan Yerin dan hanya gadis itu satu-satunya, semoga saja mimpinya semalam akan menjadi kenyataan suatu hari nanti.
Karena tidak mendengar suara dari orang disampingnya, Yerin pun membuka matanya dan menoleh ke samping, gadis itu terlonjak kaget saat mendapati wajah Wonwoo yang hanya berjarak satu senti meter darinya, reflek Yerin pun memundurkan tubuhnya hingga hampir terjatuh dari kursi yang tengah dia duduki, untung lengan Wonwoo menahan pinggangnya, agar badan Yerin tidak sampai bersentuhan dengan aspal.
“Jung Yerin, apakah tadi kau sedang menyatakan cinta kepadaku?” Yerin mengulum bibirnya gelisah, melihat ekspresi Wonwoo sekarang membuat darahnya berdesir hebat, bahkan Yerin curiga jika Wonwoo ini memiliki kepribadian ganda.
Setiap hari yang dilihat Yerin adalah wajah dingin seorang Jeon Wonwoo dan sekarang wajah dingin itu tengah tersenyum kepadanya dengan pandangan mata yang teduh serta lembut, bahkan biasanya tatapan pemuda itu sangat tajam seakan dapat menusuk lawan bicaranya.
“Aku juga menyukaimu Jung Yerin” Wonwoo melepaskan lengannya di pinggang Yerin dan kembali duduk tegak sembari mengalihkan pandangannya ke depan, senyum manis itu tak pernah luntur dari bibir Wonwoo membuat jantung Yerin berdebar-debar.
Mereka berdua menghabiskan waktu istirahat di atap sekolah sambil sesekali Yerin tersipu saat dengan sengaja Wonwoo mengenggam tangannya.
Fin
300620
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonwoo & Yerin Story
FanfictionStarring: Jeon Wonwoo (SEVENTEEN) With Jung Yerin (GFRIEND) All genre Cerita di dalamnya hanya fiksi belaka! First post: 20 januari 2017 End post: 30 September 2021