Er present
***
Di sebuah kerajaan terpencil di pelosok kota, seorang putri yang sangat cantik termenung di balkon Istana, pandangan sang putri menerawang jauh entah kemana, hatinya merasa gundah dan tak dihiraukannya udara dingin yang semakin menusuk, seinci pun kakinya seakan enggan untuk beranjak dari sana.
"Nona, udara di luar sangat dingin tidak baik untuk kesehatan anda, lebih baik anda segera masuk kedalam" seorang pemuda yang sedari tadi menemaninya membungkuk hormat di belakang sang putri.
"Sebentar lagi, biarkan aku seperti ini sebentar lagi Wonwoo-ya" pemuda itu terdiam, menatap punggung sang putri yang terasa dingin dari pada sebelumnya, punggung itu yang selama ini menguatkannya yang selalu di pandanginya dari belakang, walau pun hanya dari belakang itu sudah cukup untuknya.
Seharusnya ia tidak pernah memiliki perasaan ini, dan entah sejak kapan pula di matanya sang putri terlihat begitu indah. Sekuat tenaga pemuda itu menekan perasaannya bersikap seperti biasa walau pun hatinya selalu bergejolak ingin memiliki gadis yang kini tengah berada dihadapannya.
Ini sebuah kesalahan, Wonwoo sadar akan itu dia hanyalah pelayan sang putri dan mana mungkin seorang pelayan rendahan sepertinya memiliki perasaan lebih kepada sang putri.
Hatinya berdenyut nyeri saat memikirkan jika dia tidak bisa bersama dengan orang yang sangat dia cintai, perasaannya campur aduk tak bisa terjelaskan dengan kata-kata.
"Wonwoo-ya, apa kau masih akan menjadi pelayan ku setelah aku menikah nanti?" Suara lembut itu terdengar begitu indah di antara suara angin musim dingin yang berhembus.
Hati pemuda itu berkecamuk, berbagai perasaan tengah beragumen di dalam sana, membuatnya tidak bisa bernafas karena sesak yang tiba-tiba mendera.
"Setelah menikah Nona akan tinggal bersama pangeran Kim di Istananya, tentu saja saya akan tetap berada disini" gadis itu berbalik, menatap sang pelayan dengan wajah penuh harap.
Kedua mata indah itu terlihat sendu, ada kesedihan disana yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Tidak bisakah kau ikut dengan ku? Kau berjanji tidak akan meninggalkan ku sendirian" setetes air mata jatuh dari mata indah sang putri, menjelaskan betapa kini perasaannya tengah dirundung oleh kesedihan yang mendalam.
Pemuda itu tertegun melihat air mata yang jatuh dari mata sang putri, hingga tanpa sadar jemari nya terangkat dan menghapus air mata sang putri dengan lembut.
Tatapan mereka bertemu menghantarkan kehangatan dihati keduanya, tanpa disadarinya air mata sang putri semakin deras membasahi ujung jarinya yang berada di pipi chubby sang putri.
"Aku mohon berhentilah menangis Yerin-ah, setelah ini aku tidak akan bisa menghapus air mata mu lagi" air mata yang sedari tadi ditahannya kini jatuh juga, mata yang biasanya menatap tajam lawan bicaranya itu kini terlihat sendu dan menyedihkan.
Yerin semakin terisak kala melihat pemuda dihadapannya tersenyum tipis kendati mata tajamnya mengeluarkan kristal bening, tak bisa dipungkiri jika hatinya kini terasa sakit, seakan tertusuk ribuan pedang sekaligus.
"Aku mencintaimu Yerin-ah" bisik Wonwoo saat gadis itu sudah berada dalam dekapan hangatnya, lengannya semakin merengkuh tubuh gadis itu dengan erat sembari kristal bening itu terus meluncur.
Mungkin ini adalah pelukan terakhir mereka sebelum besok sang putri akan menjalani serangkaian upacara pernikahan dengan pangeran Kim, dipikirkan seperti apa pun Wonwoo tidak bisa mendapatkan jalan keluarnya, bagaimana pun dia berusaha pada akhirnya dia harus menyerah akan cintanya.
Berawal dari musim semi yang indah dulu, disaat bunga sakura dihalaman Istana kerajaan Jung bermekaran, perasaan dua insan yang berlawan jenis itu mulai tumbuh, perasaan lebih dari sekedar pelayan dan majikan.
Keduanya sadar jika mereka sudah terjerat terlalu dalam akan perasaan itu, hingga tanpa sadar rasa ingin memiliki yang semakin dalam memenuhi relung hati keduanya, melupakan realita di depan mata yang tidak merestui perasaan suci itu.
Sejak awal sang putri sudah terikat oleh perjodohan dengan pangeran Kim, walau pun sang putri tidak ingin tetapi ini adalah perjanjian sejak kakek buyutnya dulu, mengharuskan nya untuk menerima keputusan yang berat itu.
***
Yerin menatap pantulan dirinya di cermin, mencoba untuk mengukir senyum indah tetapi hanya senyum miris yang keluar dari bibir ranumnya, tangannya meremas ujung gaun pengantin yang dikenakannya, berusaha menguatkan hatinya untuk tetap bertahan dalam situasi yang menyesakkan itu.
Knock knock
Suara pintu terketuk membuyarkan lamunan Yerin, saat sadar jika ada air mata yang menggenang di pelupuk matanya, dengan segera dihapusnya air mata itu, dia tidak boleh terlihat bersedih di hari pernikahannya, atau ayahnya akan sangat kecewa padanya jika melihat dirinya bersedih.
Yerin bisa melihat seorang pemuda yang kini berjalan kearahnya melalui kaca besar yang berada di hadapannya, tak ada niatan sedikit pun untuk Yerin berbalik, hanya menatap pemuda itu melalui pantulan kaca didepannya.
"Kau terlihat sangat cantik Nona" senyum Yerin merekah, kali ini senyuman tulus yang terpantri di bibirnya bukan senyum miris seperti tadi.
Entah mengapa hanya dengan menatap pemuda itu mampu membuat bibirnya tertarik keatas tanpa diperintah, membuat hatinya bahagia dengan beribu kupu-kupu yang seakan terbang di dalam perutnya.
Tak ada niatan untuk membalas ucapan sang pemuda yang kini sudah berada tepat dibelakangnya, memasangkan jepit rambut di sela-sela gelungan rambut Yerin, membuat tubuh gadis itu menegang seketika, matanya tak lepas sedetik pun kepada pemuda yang kini juga tengah menatapnya lewat pantulan kaca di hadapannya.
"Ini hadiah terakhir ku untukmu, aku harap kau bisa bahagia. Dan jangan lupa untuk terus tersenyum" senyum itu kembali terukir di bibir Yerin ketika mendapati senyum indah milik seorang Jeon Wonwoo.
"Kau juga harus bahagia Wonwoo-ya, carilah gadis yang bisa mencintaimu melebihi diriku" beberapa menit mereka bertahan dalam posisi itu sambil saling menatap lewat pantulan cermin besar, hingga Yerin dengan kasar mengusap matanya yang mulai berair lalu berbalik menatap pemuda yang kini tengah menumpukan pandangannya pada mata indah seorang Jung Yerin.
"Aku mencintaimu Jeon Wonwoo" sebuah kecupan lembut mendarat di bibir Wonwoo, dibarengi dengan air mata yang menetes dari kedua mata Wonwoo yang tengah terpejam.
Perasaan ini akan selalu diingat oleh mereka, walau pun cinta mereka tidak bisa bersatu tetapi mereka bersyukur pernah merasakannya, dan suatu hari nanti kisah ini akan menjadi kenangan indah yang akan di ceritakan kepada anak cucu mereka kelak, tentang sebuah cinta sejati yang tidak pernah bisa dimiliki.
Fin
Mungkin cerita yang ini rada kurang pas, tapi aku harap masih bisa di tangkap maksud dari pesan yang aku sampaikan di cerita ini.300720

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonwoo & Yerin Story
Hayran KurguStarring: Jeon Wonwoo (SEVENTEEN) With Jung Yerin (GFRIEND) All genre Cerita di dalamnya hanya fiksi belaka! First post: 20 januari 2017 End post: 30 September 2021