Wonwoo & Yerin Story

Spesial part : Perasaan Wonwoo

Permisi~
Seperti judulnya ini hanyalah sebuah drabble spesial yang menjelaskan perasaan seorang Wonwoo kepada Yerin, jadi dimohon untuk tidak kecewa karena part ini cuma sedikit.
Sekian dari kembarannya Yerin, salam untuk para pencinta Wonrin di dunia wattpad.

Selamat membaca~

***

Hari itu pertama kali aku bertemu dengannya, di ruang seni saat aku tengah bersembunyi untuk menghindari kejaran para gadis-gadis itu.

Wajah sedihnya masih teringat jelas oleh ku, bahkan ada setitik air mata di pelupuk matanya saat itu, dia menangis tanpa sadar jika ada orang lain disana, tanpa sadar tangan ku mulai melukis sketsa nya dalam buku gambar yang tengah ku genggam.

“Apa kau sengaja mengambar wajah jelekku ketika menangis?” 

Dia mengatakannya dengan suara parau juga pipi chubby yang membengkak dan juga memerah, saat itu rasanya aku ingin tertawa melihat ekspresi menggemaskan yang dia tunjukkan, dan mungkin sejak saat itu lah aku mulai menyukainya.

Jung Yerin
Seorang gadis lugu dan banyak tingkah yang sudah membuatku jatuh hati, bahkan disaat para gadis di sekolah tengah sibuk mencuri segala perhatian ku, tetapi seluruh perhatian ku telah tertuju kepada Yerin.

Dari sekian banyak gadis yang mengejarku, hanya Yerin satu-satunya gadis yang bisa bicara atau pun tertawa dengan ku, tak jarang juga dia selalu menjadi bahan ejekan para gadis-gadis itu, tapi dengan sombongnya Yerin menggandeng lengan ku seakan tidak peduli dengan tatapan-tatapan mengerikan itu. 

“Aku heran kenapa bisa para gadis itu menyukaimu yang sangat pendiam dan anti sosial seperti ini” 

Suatu hari dia bertanya seperti itu kepada ku dan hanya ku balas dengan kekehan, karena Yerin mengatakannya dengan pipi yang sengaja di kembungkan membuatku seketika menjadi gemas.

Yah.. yang dikatakan Yerin memang benar, bahkan aku sendiri pun tak bisa percaya mengapa para gadis itu bisa menyukaiku yang pendiam dan anti sosial ini, bahkan tak sedikit yang bilang jika aku ini sombong dan cuek, aku tidak pernah marah karena memang itulah sifat ku dari lahir, seberapa keras aku mencoba untuk merubahnya, tapi itu tidak berubah sedikit pun.

Selama ini hanya novel fiksi atau pun buku gambar dan pensil yang selalu menemaniku hingga aku bertemu dengan Yerin, dia orang pertama yang menjadi teman ku sejak aku masuk sekolah, mungkin jika bukan Yerin yang mendekatiku dan mengajak ku berteman mungkin aku akan tetap sendirian tanpa punya teman.

Fin

170720