Part-13🐣

249 18 0
                                    

Happy reading❤
*
*
*

"KALIAN!" teriakan menggelegar dari pria paruh baya yang memiliki kumis tebal dan perut buncit serta badan yang pendek membuat Jane dan yang lainnya langsung menoleh. Dia adalah Pak Raffi guru matematika serta partner BK Bu Rampita.

Mereka berempat langsung diam tak berani membuka suara duluan saat melihat wajah emosi Pak Raffi yang sudah siap memangsa mereka.

"Ngapain kalian di sini?" tanya Pak Raffi menggerak-gerakkan kumisnya membuat mereka menahan tawa kecuali Jane yang sudah pucat pasih karena takut.

"Jane!" panggil Pak Raffi membuat Jane langsung mendongak menatap Pak Raffi.

"Kamu ngapain di sini sama tiga cecurut ini?" tanya Pak Raffi menunjuk Arkanan dkk satu-satu.

"Yaelah Pak, masa ganteng gini dikatain cecurut," celetuk Roy tak terima ucapan Pak Raffi.

"Diam kamu Roy," teriak Pak Raffi membuat Roy langsung kicep.

"Maa-"

"Jane abis mergoki kita bolos di sini pak, dia juga tadi lagi marahin kita karena merokok," ujar Arkanan memotong ucapan Jane.

Pak Raffi yang mendengar itu meminta penjelasan dari dua temannya, Wisnu dan Roy yang mendengar itu dan mendapat kode anggukan dari Arkanan langsung mengiyakan.

"Benar Jane?" tanya Pak Raffi sekali lagi.

"I-iya Pak," jawab Jane gugup. Untuk sekali ini dia akan berterima kasih kepada Arkanan karena sudah menolongnya dari hukuman, tapi cowok itu? Pasti dia akan mendapat hukuman setelah ini.

"Yasudah kalo begitu kamu sekarang kembali ke kelas, mereka biar bapak yang urus," ujar Pak Raffi yang mendapat anggukan setuju dari Jane. Perlahan dia berjalan melewati Arkanan dkk, matanya melirik sekilas Arkanan dan tersenyum manis lalu setelahnya berlalu untuk pergi dari sana.

Arkanan yang melihat senyum Jane tadi langsung menghangat dan mengembangkan senyumnya, senyuman cewek itu yang selalu dia tunggu.

"Kalian!" teriak Pak Raffi.

"Siap Pak!" jawab Roy semangat seraya hormat membuat temannya menatap jengah Roy, sementara Pak Raffi sudah emosi dibuatnya karena memiliki anak murid yang tidak tau takut seperti ini.

"Ikut bapak sekarang," titah Pak Raffi berjalan mendahului mereka bertiga.

"Mampus," celetuk Wisnu menepuk jidatnya.

"Kenapa?" tanya Arkanan bingung. Ya dia belum pernah dihukum selama sekolah di sini jadi dia tidak tau bentuk hukuman apa yang sekolah ini berikan.

"Hukuman PaRaf itu unik Nan," ujar Wisnu dan mendapat anggukan Roy.

"Unik?" beo Arkanan yang belum mengerti maksudnya.

"Huhh, lo liat aja ntar, yok dah!" ujar Roy yang berjalan terlebih dahulu meninggalkan dua temannya itu. Tanpa aba-aba mereka berdua berjalan menyusul Roy.

"Ini," ucap Pak Raffi memberikan tiga buah sapu tangan kepada Arkanan dkk.

"Buat apa Pak?" tanya Arkanan bingung.

"Jangan ditanya goblog," bisik Roy membuat Arkanan mengernyit bingung.

"Sekarang kalian pel lantai koridor ini dengan sapu tangan itu sampai bersih,"

"HAH!"

"WAHHH! Ini namanya menyiksa Pak," protes Arkanan yang tak terima. Bisa-bisanya dia harus mengepel lantai koridor yang panjangnya bermeter-meter ini dengan sapu tangan, yang ada butuh waktu satu tahun baru bisa kinclong ini lantai.

ARKANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang