Part-36🐣

150 12 9
                                    

Hallo guys! Sorry banget beberapa minggu ini aku cuma bisa update satu kali seminggu:(
Tapi nanti kalp kesibukkan udah berkurang aku bakal update 2 kali seminggu lagi ko😚 jadi patengi terus ARKANAN ya😚

Dan, jangan lupa buat vote komen dan share ke teman-teman, keluarga, saudara, pacar, dan guru kalian biar pada baca ARKANAN juga😚

Happy reading❤
*
*
*

Arkanan menghentikan motornya saat sampai di halaman rumah sang pacar. Hari ini dia berniat mengunjungi Jane, dia sudah mendengar kabar tentang Justin yang ditangkap polisi tadi malam. Sebenarnya dia juga terkejut saat mendengarnya, tapi mau bagaimana lagi, Justin juga salah di sini jadi dia tak bisa membantu apa-apa.

Cowok dengan kaos hitam dan celana selutut itu turun dari motornya, sebelah tangannya menenteng makanan kesukaan Jane, apalagi kalau bukan Bakso bakar mamang pinggir jalan. Dan sebelahnya lagi menyandang tas sekolah, yah, dia memang akan ke sekolah hari ini tapi dia tidak memakai langsung seragamnya karena ingin ke rumah Jane terlebih dahulu.

Ia mengetuk pintu beberapa kali, sampai akhirnya seorang wanita berumur yang membukakannya pintu, Arkanan kenal orang itu dia adalah Mbak Jeje, karena beberapa kali dia bertemu dengan wanita itu saat berkunjung ke rumah Jane.

"Assalamualaikum, mbak! Jane nya ada?"

Orang itu tersenyum. "Eh, Arkanan! Ada ko, yuk masuk aja."

Arkanan mengangguk. Ia mengikuti langkah Mbak Jeje yang membawanya ke ruang tamu. Saat sampai di ruang tamu, ia melihat seorang gadis yang duduk dan melamun. Itu Jane, gadis itu seperti hilang semangat, ia menatap ke depan dengan tatapan kosong.

"Mbak, tinggal, ya. Mau buatin minum." ucap Mbak Jeje yang mendapat anggukkan dari Arkanan, lalu ia beranjak menuju dapur.

Setelah kepergian Mbak Jeje, cowok itu melangkahkan kakinya menuju tempat di mana Jane berada. Ia meletakkan bakso bakar tadi di atas meja dan duduk di samping Jane.

"Jane!" panggil Arkanan. Ia menyentuh tangan gadis itu, karena merasa bahwa Jane tak menyadari keberadaannya.

"Loh, Anan! Kamu di sini? Gak sekolah?" Jane mengernyit bingung saat Arkanan di rumahnya. Dia benar-benar tak tahu bahwa ada orang lain di sini, dia terlalu tenggelam dengan pikirannya.

"Aku mau sekolah ko, tapi mampir dulu ke sini bawain kamu bakso bakar. Are you okey?" Jane mengangguk menanggapi, ia menampakkan senyumnya agar Arkanan tak khawatir kepadanya.

"Makasih, Sayang! Kamu sekolah gih, aku gak papa ko!" ucap Jane.

Arkanan mengangguk. "Yaudah, aku pergi dulu ya. Nanti sore aku ke sini lagi, nemenin kamu jenguk Bang Justin, boleh?"

"Sip! Belajar yang rajin, jangan bolos, jangan merokok. Kemarin aku tau loh, kamu dihukum sama Buram." ucap Jane membuat Arkanan menyengir.

"Ya, maaf!"

"Yaudah, hati-hati, Sayang!" ucap Jane dengan senyuman manisnya yang mampu membuat Arkanan terpikat setiap kali melihatnya.

Cup!

"Gemes. Bye!"

Setelah mengecup pipi gadis itu, dia berlari keluar agar tak kena amuk Jane. Bisa bahaya kalau Jane mengamuk kepadanya, bisa-bisa chat dan telponnya tak dihiraukan gadis itu.

"ARKANAN!" teriak Jane setelah sadar kembali ke dunianya. Namun sayang, orang yang dia teriaki sudah lebih dulu kabur, jika tidak dia akan memarahi cowok itu yang berani mencium tanpa izin dahulu.

ARKANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang