Part-12🐣

276 20 0
                                    


Bunga marah warnanya merah
Kalo partnya gaje jangan marah^^

Bantu spam komen dong🙏

Happy reading🌹
*
*
*


"Lo udah jadian?" tanya Sella masih mencoba mencerna video yang ditontonnya tadi. Ya di video itu terlihat Arkanan dan Vion yang sedang berkelahi dan membawa-bawa nama Jane.

"Kita harus ke sana sekarang. ayok!" ujar Jane berdiri dari duduknya lalu segera berlari keluar dengan tergesa-gesa. Sella yang melihat itupun langsung menyusul Jane keluar.

Terlihat di ujung koridor sudah banyak murid yang berkumpul membentuk lingkaran dan di dalamnya ada dua orang cowok yang sedang baku hantam. Orang-orang yang melihat itupun bukannya menengahi aksi tonjok yang terjadi, mereka malah berteriak menyerukan nama masing-masing jagoan yang mereka dukung.

Jane menggeram kesal, kenapa orang di sini tidak ada yang mengingat peraturan sekolah sekarang. Dengan langkah cepat dan wajah memerah emosi, Jane memasuki kerumunan itu dan langsung menghampiri dua orang yang sudah babak belur.

"STOP! kalian apa-apaan sih? kenapa pake berantem ha?" teriak Jane membuat dua orang itu langsung berhenti dan memusatkan perhatiannya kepada Jane.

Jane yang melihat wajah keduanya pun melongo tak percaya. Arkanan yang hanya ada bekas memar di sudut bibirnya sementara lawannya yang sudah babak belur bahkan pelipis dan sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah. Dan lebih membuat Jane tak percaya adalah lawannya Vion seorang ketua osis yang dikenal kedisiplinannya dan alasan mereka berkelahi adalah seorang cewek yang tak lain Jane sendiri.

"Kak Vion kenapa berantem sih?" tanya Jane dengan suara melengking.

"Gue suka sama lo Jan! gue gak suka lo deket sama dia," ujar Vion menunjuk Arkanan dengan tatapan benci. Sementara yang di tunjuk langsung menepis kasar jari Vion dan berludah di hadapan Vion.

"K-kakak suka sama gue?" tanya Jane tak percaya dengan penuturan kakak kelasnya ini. Kenapa bisa dia suka dengan Jane bahkan Jane sudah menganggap Vion sebagai kakaknya.

"Iya Jan, makanya gue gak suka lo deket sama dia," ujar Vion lagi menatap sengit Arkanan.

"Kenapa lo gak suka, takut kesaing karena Jane lebih milih gue?" tanya Arkanan meremehkan. Vion yang mendengar itupun langsung tersulut emosi, dia mengepalkan tangannya dan bersiap menojok muka songong Arkanan.

"STOP!" teriak Jane membuat Vion menghentikan aksinya. Cowok itu menatap Jane lekat dan beralih menggenggam tangan Jane.

"Lo mau kan jadi pacar gue?" ucap Vion penuh harap. Arkanan yang mendengar itupun sudah tersulut emosi dia mengepalkan tanganmya kuat-kuat agar tak hilang kendali.

Jane diam tak menjawab ucapan Vion. Jujur dia tak memiliki perasaan apa-apa kepada Vion jadi bagaimana bisa dia menerima Vion sebagai pacarnya.

"Maaf kak. gue gak bisa," jawab Jane menunduk seraya melepaskan tangan Vion dari tangannya. Vion menatap lirih ke arah Jane, jawaban yang tak pernah dia harapkan sekarang malah harus dia dapat.

"Tapi-"

"Lo dengerkan? dia gak mau sama lo," ujar Arkanan tersenyum miring. Senyum kemenangan yang di tunjukan untuk Vion karena dia sudah kalah dari seorang Arkanan.

"Lo it-" lagi lagi ucapan Vion dipotong oleh orang membuat dia menggeram kesal.

"Kalian berdua ikut saya!" perintah Bu Rampita tak terbantahkan.

Vion mengehela napas, sekarang dia bisa dicap buruk oleh sekolah karena sudah berkelahi di lingkungan sekolah. Dia yang sebelumnya murid baik-baik mungkin sekarang harus selesai kata murid baik-baik itu untuknya. Sementara Arkanan dengan santainya mengikuti guru perempuan yang sedang emosi itu. Dia sudah biasa dengan ini jadi ya ini bukan hal menakutkan lagi baginya.

ARKANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang