|14. Pembullyan||

84 7 2
                                    

Gue akan selalu disamping lo kalo semesta mendukung
'Raka alvaro fernando'
_
_
_

Gue akan selalu disamping lo kalo semesta mendukung'Raka alvaro fernando'___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________

Hanung menghentikan langkahnya sejenak. Cowo itu berbalik menatap Aya yang membelakanginya.

"Oh ya. Kalo lo nggak mau kenapa napa, lo harus jauhin Ryan! Suruh sahabat sahabat lo itu untuk jauhin Ryan juga. Atau lo yang bakal nanggung semuanya"

Aya bergeming ditempat. Terbesit niat ingin  memukul wajah Hanung saat itu juga. "Gue nggak takut. Lo bukan apa apa. Lo itu masalah kecil bagi gue! Jadi, jangan macem macem sama gue, Ryan, maupun sahabat gue! Atau gue akan bunuh lo hari ini!" Ujar Aya enggan menghadap Hanung. Muak sekali melihat cowo itu!

"Okeh. Lo yang minta. Permainan dimulai!" Ujar Hanung kemudian melangkah pergi benar benar meninggalkan Aya yang bergeming diikuti Abda dan ucup dibelakangnya.

Aya mematung saat mendengarkan perkataan terakhir dari Hanung. So pliss. Kenapa teman sekelasnya itu jadi menyeramkan begini, pikirnya.

Aya mendengus kesal. Banyak pasang mata yang menatapnya. Okeh Aya tidak peduli. Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Gadis itu membalikan badannya untuk mengajak Ryan ke kelas. Namun cowo itu tidak ada ditempat semula. Kemana perginya Ryan?

Aya panik bukan main. Ayolah, dimana perginya Ryan. Apakah cowo itu baik baik saja? Aya melangkah membelah siswa siswi yang menghalangi jalannya. Aya berlari kesana kemari menelusuri koridor. Gadis itu tidak peduli jika dia terlihat seperti orang gila. Aya hanya ingin Ryan ketemu. Iya, hanya Ryan. Kemana cowo itu pergi? Kenapa pergi cepat sekali seperti ditelan bumi. Sungguh Aya sangat takut jika Ryan kenapa napa.

Ryann bodoh! Lo kemana sih. Pliss jangan ngilang. Gue takut lo kenapa napa Ryan!_batinnya.

"Layla Aprilia, mau kemana kamu? Nggak denger udah bel?"

Aya menghentikan langkahnya. Sial, itu suara bu Wenda guru Fisikanya. Gadis itu membalikan badannya secara perlahan. Terlihat bu wenda dengan wajah tegas meminta penjelasan dari Aya. Oh ayolah, kenapa semua guru kelas IPA mukanya sangar semua, Batin Aya.

"Ehhh bu Wenda. Emm anu bu. Iya Aya mau kekelas kok bu hehe" ujar Aya sambil memamerkan cengirannya.

"Ya udah. Ayo kekelas bareng saya!"

"Iya bu"

Aya melangkah mengikuti bu Wenda dari belakang. Gadis itu mendengus pelan. Pasalnya Ryan belum ketemu. Kenapa juga dia dipertemukan dengan mimi peri galak macam bu Wenda!

LAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang