|17. Nggak Nyangka||

76 8 3
                                        

Semua orang tau, lo cuma milik gue. Dan akan seperti itu sampai selamanya
'Raka Alvaro Fernando'
_
_
_

 Dan akan seperti itu sampai selamanya'Raka Alvaro Fernando'___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___________

Aya menghentakan kakinya kesal. Dia sedang menyapu daun daun kering yang berjatuhan. Gadis itu menatap Raka yang sedang memotong rumput membelakanginya. Mereka kini sedang dihukum oleh bu Nunik untuk membersihkan taman belakang sekolah akibat acara pernyataan cinta Raka tadi.

"Ini semua gara gara Raka! Kan tadi aku udah bilang!" Ujar Aya kesal. Sudah berubah jadi aku-kamu ternyata, wk.

Gerakan Raka terhenti. Dia menatap Aya yang sedang cemberut memegang sapu. Pipi gadis itu menggembung. Membuat Raka ingin menggigit pipi gembul gadis itu. "Emang kamu bilang apa?"

"Kan aku udah bilang. Kalo mau nembak jangan yang aneh aneh. Jadinya gini! Kita dihukum bu nunik kaya gini!"

"Emang kapan kamu bilang?"

"Kan tadi aku bilang!!"

"Telattt". Raka kembali memotong rumput yang sudah panjang.

Gerakan Raka kembali terhenti saat mendengar bunyi yang aneh. Cowo itu menoleh kebelakang menatap gadisnya. Terlihat, Aya sedang memegangi perutnya. Pasti karena lapar.

"Laper?". Aya mengangguk pelan. Gadis itu sungguh malu. Persetan dengan bunyi perutnya tadi!

Raka berjalan menghampiri Aya. Cowo itu berhenti didepan Aya. Dia mengelus puncak rambut Aya pelan.

"Mau makan?". Sekali lagi hanya dibalas anggukan oleh.

"Yokk" ujar Raka sambil menggandeng tangan Aya. Aya enggan melangkah membuat Raka menoleh ke arahnya.

"Kenapa?"

"Masih jam setengah sembilan. Mana boleh kita kekantin. Masih jam pelajaran"

"Siapa bilang kita makan dikantin?"

"Lahh terus, mau makan dimana? Di atas genteng?!"

Raka terkekeh pelan. Cowo itu menatap Aya lekat. "Kita makan diluar"

"Kan masih sekolah"

"Jam 10 juga udah bubar. Cuma upacara doang"

"Kok kamu tau?"

"Gue anak pemilik sekolah asal lo nggak inget itu"

Aya mengangguk. Benar juga. "Terus, kita mau kemana. Masa iya jalan jalan pake baju seragam sekolah kaya gini?"

"Kerumah tante gue dulu. Pinjem baju sama sepupu gue"

"Cowo apa cewe?"

Raka menghela napasnya pelan. "Cowo"

"Kalo bisa dibilang, kamu kakaknya atau adeknya?" Tanya Aya sambil menatap Raka polos.

"Kakak". Ujar Raka yang mulai melangkah menuju gerbang depan sambil menggenggam erat tangan gadisnya. Dia bisa dengan mudah membolos lewat gerbang depan. Ingett!!! Anak yang punya sekolah asal kalian lupa!

LAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang