|20. Penyerangan!||

68 9 12
                                    

Raka mengendarai motor sport hitam merahnya menuju rumah sakit Medika yang tak jauh dari rumah Aya. Dengan Raka yang mengendarai motor seperti orang kesetanan, hanya butuh waktu 20 menit untuk Raka sampai kesana.

Raka memarkirkan motornya saat memasuki wilayah RS dan langsung melepas helm full facenya. Cowo itu kemudian langsung berlari menuju kedalam RS dan langsung mencari kamar inap yang sudah diberikan oleh temannya.

Kamar Anggrek No 14 VIP.

Raka membuka pintu kamar membuat penghuni yang berada didalam kamar langsung menoleh kearahnya. Raka berjalan menghampiri keempat temannya yang sedang berdiri disebelah bangkar tidur Dion.

"Buset cepet bener lo. Ngebut atau gimana?" Tanya Hekal yang hanya mendapat anggukan dari Raka.

"Terus, apa rencana lo?" Tanya Radhit

Raka menoleh menatap Radhit. Radhit tipikal cowo yang pintar pun mengerti apa maksud dari tatapan itu. "Kapan?"

"Ehhhh tunggu tunggu! Jangan bilang kalau kita__?" Tanya Rafa

Raka mengangguk. Cowo itu kemudian menatap keempat temannya satu persatu.

"Intinya, kalo bonyok Dion udah dateng, kita bakal serang markas mereka langsung. Telfon Ilham, kumpulin semua anggota untuk bersiap. Gue udah punya rencana"

"Ini serius kita bakal nyerang dihari yang indah ini?"

Hivan menatap Hekal sengit. Cowo itu langsung menjitak kepala Hekal dengan mulus tanpa ada gangguan. "Indah pala lo? Nghak liat, temen lagi kena musibah gini lo bilang hari yang indah?"

Hekal menatap sengit Hivan balik sambil mengelus elus kepalanya. Sepertinya benjol. Jika benjol, awas saja. Akan dia bakar hidup hidup si Hivan sialan ini. "Nggak sengaja elah! Lidah gue mleset. Jadinya salah ngomong"

"Yeee alesan lo! Mana ada lidah bisa typo. Emangnya keyboard hp nya Rafa?"

Rafa berdecak sebal memperhatikan kedua sahabat gilanya itu. Dan Hivan? Beraninya cowo itu menghina keyboard ponselnya. "Diem deh lo pada! Ganggu aja!"

"Yeee pms dia" ejek Hivan sambil mencolek lengan Hekal

"Dihhhh pirus. Apansih lo colwk colek. Baju gue mahal!"

"Taekkk lo!"

Suara pintu kamar inap kembali terbuka. Menampilkan sepasang suami istri yang sangat harmonis menurut mereka. Raka dkk pun langsung menoleh menatap pasangan suami istri itu, Andi dan Hilda yang tak lain adalah orang tua Dion.

"Ehh ada kalian. Ayokk sini makan. Tante udah bawain makanan buat kalian" ujar Hilda

"Wahhh makan nih. Yampun tante makasih banyak udah ngrepotin kita" ujar Hekal dengan mata yang berbinar menatap semua makan yang dibawa oleh Hilda.

Rafa menjitak kepala Hekal dengan keras yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang empunya. "Inget habis ini kita mau ngapain, tolol!!"

Hekal menatap Rafa dan keempat temannya yang lain. Benar juga, tadi Raka bilang kalo bonyoknya si Dion udah dateng mau langsung nyerang! Aduhhh gimana dong! Mana laper lagi, Batin Hekal.

"Ayok dong anak anak. Makan dulu" ujar Andi sambil tersenyum menatap sahabat putranya itu.

Raka menggeleng dengan sopan. "Makasih om. Tapi, kita langsung pergi om. Soalnya ada urusan yang mesti dikerjain"

"Loh, urusan apa itu nak Raka?" Tanya Hilda

"Ng_anu tante. Privasi hehe" jawab Rafa

Andi dan Hilda saling pandang. Kemudian meteka berdua tersenyum kepada lima sahabat Dion.

LAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang