Arka benar-benar merawat Nisa dengan sangat baik, berbagai cara Arka lakukan untuk mengembalikan keceriaan Nisa seperti semula.
Meskipun Arka ketahui bahwa butuh waktu yang lama untuk mengembalikan Nisa seperti dahulu karena bukan hanya fisiknya yang perlu di obati, jiwanya juga perlu di sembuhkan agar tak berakibat fatal pada diri Nisa sendiri.
Nisa pun memperlihatkan kondisinya yang mulai membaik meskipun belum terlihat begitu jelas, namun Arka bersyukur ata semua itu.
Ini semua berkat kesabaran Arka dalam merawat Nisa.
Arka bahkan rela untuk cuti dari rumah sakit tempatnya bekerja.Arka adalah seorang dokter bedah di salah satu rumah sakit tempat om Irwan bekerja,
"pagi, Nisa." Arka melangkah masuk ke kamar dengan membawa semangkuk bubur.Nisa hanya menoleh tersenyum kepadanya.
"Nis, kamu sarapan dulu yah." Arka langsung naik ke kasur seraya membantu Nisa bangun dan menyandarkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"gimana keadaan kamu, sebaiknya kita ke rumah sakit saja." Arka menyuapi Nisa sesendok demi sesendok bubur.
"enggak usah Arka, aku disini saja." Ujar Nisa.
"Nis."
"nanti sore, kita keluar yuk. Cuaca diluar lagi bagus untuk kita jalan-jalan." Ajaknya.
"kemana?"
"surprise dong." Ujarnya seraya tersenyum.
Sore harinya, Arka benar-benar membawa Nisa untuk keluar jalan-jalan.
Ini semua Arka lakukan untuk menghilangkan rasa bosan Nisa yang terus-terusan berada di dalam kamar.
"kamu sudah siap, Nis?" Nisa masih berbaring di atas tempat tidur.
"kamu yakin Arka, kita akan keluar dengan kondisiku yang seperti ini."
"emangnya kenapa?"
"seharusnya kamu tidak keluar dengan perempuan yang sakit seperti aku."
"kamu itu ngomong apaan sih Nis, asal kamu tahu, aku sangat bahagia bisa keluar dengan kamu." Ujar Arka seraya mengambil botol infus dan menggendongku keluar kamar.
Saat di bagasi, asisten rumah tangga Arka sudah menyiapkan segalanya.
Sehingga saat kami di sana, mereka langsung membuka pintu mobil dan membantu Nisa untuk masuk ke dalam mobil.
Saat mereka tiba di sebuah taman yang sangat luas, mobil pun berhenti.
Arka kembali menggendong Nisa ala bridal Style untuk keluar dari mobil dengan jarum infus yang masih terpasang di tangannya.
"gimana Nis, kamu suka enggak?"
"iya Arka, aku suka kok. Tempatnya bagus banget." Ujarnya. "arka, tolong kamu turunin aku yah, aku mau jalan sendiri."
"emangnya kamu sudah bisa berdiri?"
"aku akan coba kok, nanti kamu capek lagi kalau kamu gendong aku terus." Kata Nisa seraya tersenyum.
Arka pun menurunkan Nisa dari gendongannya, Nisa mulai berjalan sedikit demi sedikit.
Dengan di Papah oleh Arka, akhirnya Nisa kembali bisa berjalan meski hanya jalan beberapa meter.
"Nis, kita duduk di sana aja yuk. Kelihatannya kamu sudah lelah." Mereka berdua menuju ke sebuah tempat duduk yang berada di bawah sebuah pohon yang rindang. mereka benar-benar menikmati ramainya pengunjung taman yang berlalu lalang.
"Nih kamu pake, jangan sampai tubuh kamu kedinginan." Arka membuka jaketnya lalu memakaikan di badan Nisa.
Semua mata pengunjung tertuju pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Cinta Dalam Harapan
ChickLitDunianya runtuh, Tubuhnya rapuh, Pikirannya kacau, Hatinya pedih, Dia pun goyah. Itulah yang terjadi pada An-Nisa putri Brawijaya, seorang putri konglomerat sekaligus pewaris Brawijaya Group, hingga menyebabkan dirinya harus duduk di kursi roda sela...