karin membuka mata tiba-tiba, mengagetkan arkha yang tadi sibuk bermain among us di ponselnya. sang pemudi bernafas tegang, menatap langit-langit putih, menghirup bau obat-obatan yang menyengat.
gadis itu menatap tangan kirinya kemudian mendesah kesal. sementara arkha menatap bingung, siap melontarkan pertanyaan.
"lo gapapa?"
karin membelalakkan mata, ia kira dirinya sendirian di sini. matanya menangkap arkha yang berdiri dengan tangan di dalam saku jaket.
"lo nganterin gue ke sini?"
"nih, gelang lo jatuh. tadi gue mau kasih ke lo, tapi lo ga buka pintu jadi gue masuk. lo mimisan tadi, badan lo panas."
si gadis berdeham pelan, menerima gelang emas miliknya.
"gue mau pulang."
karin menyingkap selimut dan menarik selang infus kasar, membuat bagian tangannya yang merupakan bekas jarum infus itu mengeluarkan darah segar. ketika kakinya sudah hampir mencapai lantai, arkha menghadang.
"lo mau bayar?"
seketika karin langsung meneguk ludah kasar, ia tak membawa uang.
"lo mau ambilin dompet sama kartu bpjs gue di apart?" tanyanya sembari menunduk malu.
arkha tertawa pelan kemudian berujar, "gue udah bayar. kata dokter lo boleh pulang kalo udah siuman, gue anter."
karin mengangguk singkat sebagai jawaban. keduanya keluar dari rumah sakit, berjalan menyusuri trotoar menuju apartemen. suasananya benar-benar canggung dan menegangkan, karin ingin cepat-cepat sampai di rumah dan tidur nyenyak setelah ini.
"eum, makasih." karin berujar malu-malu.
tak disangka, arkha malah menjawabnya dengan pertanyaan lain, "lo kena *GAD?"
karin sontak kembali melebarkan mata tak percaya. sejauh ini hanya dia dan eva yang tahu, bagaimana pria yang baru menjadi tetangganya selama satu tahun ini tahu tentang hal itu?
"gue baca catetan sticky notes lo, plus ada obat penenang di meja lo. gue anak psikologi kalo lo lupa."
"sialan, lain kali ga usah masuk apart gue kalo bukan gue yang ijinin!"
karin mendengus sebal, ia berjalan lebih cepat mendahului langkah arkha sehingga sampai di depan gedung apartemen lebih dulu.
"jangan lupa gue yang nolongin lo ya bocil!"
"ga usah ditolongin! bukan urusan lo!" balas karin tak terima.
"satu lagi! kalo lo nyetel musik kenceng lagi, gue banting speaker lo ya!" lanjutnya ketus.
gadis anindita itu membuang pandangan sebelum cepat-cepat masuk ke lobby apartemen, meninggalkan arkha yang masih berada di trotoar, beberapa langkah dari apartemen.
arkha memutar bola mata malas. ia belum bergerak, masih mencerna tingkah laku adik tingkatnya itu. ia tertawa, menertawakan tingkah gadis itu yang seperti anjing galak.
*GAD, gangguan kecemasan umum. Kecemasan parah dan terus-menerus yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
-adiksi-
buat yang masih engga ngerti, GAD itu masih saudaraan sama PTSD, sama-sama anxiety. bedanya GAD itu umum, kalau PTSD khusus dari trauma. cmiiw kalo salah
KAMU SEDANG MEMBACA
adiksi | ryusuk
Fanfiction❝semesta menjadi saksi, akan realisasi, bahwa kamu adalah adiksi❞ ft. ryujin itzy and hyunsuk treasure a' universe, eight book.