3. First Meet

1.9K 290 70
                                    

Bibi Lee menyiapkan sarapan untuk tuan muda dan nona muda nya, Jennie sudah lebih dulu menghabiskan menu nya, disusul Rose, mereka buru-buru karena Seulgi sebentar lagi datang untuk menjemput dan mengantar mereka, Rio keluar dari kamar dengan baju kerja nya, karena sekarang dia sudah tidak kuliah lagi.


"Selamat pagi" sapa nya pada Lia, sambil mencium kepala dongseang nya itu.


"Selamat pagi juga oppa" jawab Lia tersenyum cerah, hanya Lia yang selalu menunggu oppa nya untuk sarapan atau makan bersama, sedangkan Jennie dan Rose, mereka selalu sibuk dan terburu-buru dengan urusan masing-masing.


Selesai sarapan, Rio lalu mengantar sang dongsaeng sekolah, baru ke showroom nya yang berada di Gangnam, Rio membelokan mobil nya ke parkiran, lalu turun, memasuki ruang kerja nya.

Jam 2 siang, tiba-tiba suara Lia memenuhi ruang kerja Rio.


"Oppa, aku lapar" adu nya yang baru datang, Rio yang kaget hanya menggelengkan kepala nya.


"Kamu siapa yang jemput?" Tanya Rio.



"Seulgi oppa" jawab Lia.


"Mana dia?" Tanya Rio lagi.



"Disini" sahut Seulgi yang muncul dari balik pintu.


"Okey, Lia mau makan apa?" Tanya Rio lembut.


"Kita makan disana yuk oppa" ajak nya, menunjuk sebuah mini market di depan showroom oppa nya.



"Convenience Store?" Heran Rio bingung dengan kemauan dongsaeng nya, dia sendiri juga baru tahu jika di depan showroom nya ada mini market.




"Uhum" angguk Lia antusias


"Disana menyenangkan oppa, ayolah kita kesana" rengek Lia


"Baiklah" pasrah Rio



"Ayo Seul" ajak nya pada sang sahabat sekaligus tangan kanan nya itu.



"Tidak, aku mau kembali ke showroom pusat saja" tolak Seulgi


"Oh ya Seul" tahan Rio saat Seulgi hendak keluar ruangan nya.


"Ya?" Seulgi menoleh



"Mulai besok, tolong jangan jemput Jennie dan Rose terlalu pagi, biarkan mereka sarapan bersama terlebih dahulu" pesan Rio, Seulgi mengangguk.

Lia menggandeng tangan oppa nya, mereka menyeberangi jalan berdua menuju ke mini market yang Lia maksud tadi.





Tink


Bunyi bell pintu saat ada pelanggan yang masuk, Lia yang lebih dulu masuk atas bantuan oppa nya membuka kan pintu, gadis muda itu langsung mengambil keranjang, sang kasir melirik pada dua orang costumer yang baru datang.


Deg

Lirikan wanita itu beradu tatap dengan mata coklat Rio.

Ekspresi nya sangat dingin dan misterius, Rio malah dengan berani nya enggan mengalihkan tatapan nya dari sang wanita, akhirnya, sang kasirlah yang mengalah, melanjutkan kesibukan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ekspresi nya sangat dingin dan misterius, Rio malah dengan berani nya enggan mengalihkan tatapan nya dari sang wanita, akhirnya, sang kasirlah yang mengalah, melanjutkan kesibukan nya.

"Oppa" Lia menarik tangan kiri Rio dan membawa nya menuju rak makanan, untuk memilih menu yang mereka ingin kan, lalu membawanya ke meja kasir, wanita itu mulai menghitung satu persatu belanjaan milik Lia dan Rio dengan wajah serius nya.


"55rb ₩on" datar nya menyebut sejumlah uang yang harus Rio bayarkan, pria itu lalu mengulurkan black card nya.


"Kamsahamnida" ucap Rio dan sang kasir bersamaan, Lia membawa keranjang makanan nya ke meja khusus pelanggan yang disediakan oleh pihak mini market, mengeluarkan semua nya, dan menyiapkan untuk di hangatkan dalam microwave yang juga sudah disediakan oleh pihak toko.



"Duduk saja, biar oppa yang melakukan nya" perintah Rio yang khawatir Lia akan membahayakan diri nya sendiri nanti.



Sang kasir terus memperhatikan interaksi Lia dan Rio, karena suasana sepi dan hanya ada mereka berdua yang makan ditempat, sesekali satu dua orang datang tapi hanya sekedar membeli minum atau snack untuk dibawa pulang.


Rio melahap, isi lunch box dengan menu nasi serta potongan daging babi, tumisan sayur, kimchi dan acar lobak, dengan menu tambahan dumpling serta sandwich berisi cream dan buah strawberry, Lia lah yang makanan nya memenuhi meja.


"Oppa, aku mau tambah ramen" pinta dongsaeng nya.


"Tidak" tolak Rio


"Oppa, aku masih lapar" rengek Lia.


"Selain ramen oppa ijinkan" jelas Rio


"Tapi aku mau ramen oppa" protes Lia, berdebatan pun tak terhindarkan, sang kasir sampai menoleh ke arah keributan.


"Oppa jahat" sentak Lia, dia lalu berjalan cepat meninggalkan oppa nya sendirian disana, Rio menghela nafas, dia membereskan sampah makanan nya lalu membuang ditempat yang telah disediakan.


Rio mengambil sebatang coklat ukuran sedang lalu membawa nya ke kasir, Rio terkejut karena sekarang kasir nya berganti menjadi pria, dia tersenyum pada Rio.


"Bertengkar huh?" Kekeh nya mencoba akrab dengan pelanggan nya.


"Yaa, semoga ini bisa memperbaiki mood nya nanti" balas Rio.


"Kenalkan, aku Yoong, pemilik toko ini" pria tadi mengulurkan tangan kanan nya.


"Limario" jawab Rio menjabat tangan kanan Yoong.


"Bekerja di Showroom Kim?" Tanya Yoong, Rio mengangguk tersenyum.


Setelah membayar, Rio pun menyusul Lia kembali ke ruang kerja nya, dan mendapati gadis itu tiduran di sofa dengan wajah marah nya dan bibir cemberut, Rio mendekat, mendudukan pantat nya miring diatas sandaran punggung sofa yang Lia tempati.


"Ini untuk mu" Rio meletak kan sebatang coklat dihadapan Lia.

"Dengar dongsaeng oppa yang paling cantik" Rio mengusap rambut adik bungsu nya itu.


"Kamu adalah dongsaeng yang paling oppa sayangi, mommy dan daddy menitipkan nya pada oppa, untuk dirawat dan dijaga dengan baik, karena itu lah oppa tidak sembarangan membiarkan Lia makan ramen yang tak baik untuk tubuh, apa pun itu Lia boleh minta, asal jangan ramen, karena oppa tak ingin Lia nanti sakit, oppa takut mommy dan daddy akan marah nanti" jelas Rio, mendengar nama kedua orang tua nya disebut, mata Lia berubah sendu, dia lalu bangkit dari rebahan nya dan memeluk Rio.




"Mianhae oppa" sesal nya



"Its okey" jawab Rio sambil membalas pelukan Lia.



"Ayo kita pulang" ajak nya, dan sore itu mereka pulang, Rose sudah di rumah, hanya Jennie yang belum datang.

Lia bersandar pada oppa nya sambil menonton tv, sementara Rose kedua kaki nya dia naikan keatas kaki Rio yang berada ditengah-tengah kedua dongsaeng nya itu.


"Tuan, nona, makan malam sudah siap" beritahu bibi Lee menyusul ke ruang tv.

"Lia, Rosie, makan lah dulu" perintah Rio.

"Tapi oppa?" Sela Lia.


"Oppa tunggu Jennie noona dulu ne, kasihan  unnie mu jika harus makan sendirian nanti" tutur Rio.


"Baiklah" jawab Lia


Padahal, Jennie selalu sampai di rumah dalam kondisi sudah makan, dan berakhir dengan Rio yang akan makan sendirian, kebiasaan bagi Rio jika dia memang tak bisa makan bila ada saudara perempuan nya yang belum sampai di rumah.




#TBC



Cinta 200 JutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang