12. Insiden Jennie

1.9K 281 89
                                    

Rio menghentikan mobil nya di sebuah restauran mewah, untuk makan siang bersama Krystal, dan obrolan dipantai tadi sedikit mencairkan kebekuan seorang Krystal, dia tersenyum pada Rio merasakan enak nya potongan steak yang pemuda itu pesankan untuk sang wanita.

Krystal mengangguk puas, Rio pun lega, pilihan nya tak salah, selesai makan mereka pun melanjutkan perjalana nya pulang, dan ke showroom dulu untuk mengembalikan mobil, lagi-lagi Seulgi sudah menyambut kedatangan mereka, Rio turun dari mobilnya be...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krystal mengangguk puas, Rio pun lega, pilihan nya tak salah, selesai makan mereka pun melanjutkan perjalana nya pulang, dan ke showroom dulu untuk mengembalikan mobil, lagi-lagi Seulgi sudah menyambut kedatangan mereka, Rio turun dari mobilnya bersama Krystal.

Seulgi dibuat terkejut dengan perubahan ekspresi sang wanita yang tak sebeku tadi, Seulgi bengong.

"Seul" Rio melempar kunci mobil nya kearah sang asisten.

Hap

Seulgi menangkapnya dengan satu tangan.

"Ok, chek, besok langsung kirim" pesan Rio, langsung meninggalkan showroom, Seulgi mematung, sedari tadi ingin bicara, tapi Rio selalu memotong nya.

Dan Rio pun lalu ke hotel untuk mengantar Krystal.

Bruk

Dia menjatuhkan tubuhnya diatas sofa, merasa kelelahan, Krystal mengambil air putih dan meneguknya di depan pintu penghubung pantri dan ruang tv, menatap pemuda yang nyaris tertidur itu.

Kriingg. . .

Ponsel Rio berdering.

Jisoo is calling

Krystal duduk di sofa samping Rio, masih sambil memperhatikan pria itu yang sedang mengangkat telpon.

"Hallo"

"Rio, apa kamu sudah menonton berita hari ini?"

"Berita apa?" Tanya Rio meminta remote tv pada Krystal.

Kim Jennie, penyanyi solo asal Korea Selatan menjadi korban percobaan pembunuhan oleh hater nya di Jepang.

Duar

Rio bagai tersambar petir melihat acara berita yang menyiarkan tentang noona nya itu, tubuh nya bergetar hebat, tangan nya gemetar, dia panik, nyaris menangis, Rio langsung mematikan sambungan telpon nya, dia melangkah mendekati jendela hotel untuk kembali menelpon.

"Hallo"

"Wendy-ahh, bagaimana keadaan Jennie, dimana dia sekarang?" Cemas Rio menelpon manager sang noona.

"Dia mengalami luka sayatan di lengan kiri nya, dan. . . "

"DAN APA??" bentak Rio tak sabar, Krystal dengan wajah serius nya terus menonton berita

"Dan dia mengalami trauma" jawab Wendy

"Aaarrggghh. . . " Rio mengerang kesal, dia ingin marah, tapi pada siapa?

"Bawa dia pulang sekarang juga" perintah Rio.

"Tapi Rio. . ." Wendy bingung mencari alasan untuk menolak perintah Rio karena Jennie sudah terikat kontrak dengan sebuah agensi hiburan di Jepang.

"Atau kamu yang mati jika terjadi sesuatu pada noona ku" ancam Rio tegas, Krystal terkejut mendengar ancaman Rio yang membuatnya bergidik ngeri, pria itu menyandarkan tangan kiri nya pada kaca jendela, dengan nafas tersengal karena emosi, wajah nya memerah karena amarah, dia lalu membalik kan badan nya, terburu menyahut jas nya yang tersampir disandaran sofa, dan tanpa mengucapkan apa-apa pada Krystal, Rio meninggalkan hotel, menunggu Jennie di bandara.

Hampir dua jam, akhir nya pesawat yang membawa sang noona pun mendarat, wartawan sudah berkumpul di terminal kedatangan, untuk meliput kedatangan seorang Kim Jennie, gadis itu terlihat gelisah, dengan memakai kacamata hitam, bucket had untuk menutupi wajah nya, serta selimut yang membungkus tubuh nya.

Rio turun dari mobil, membelah kerumunan wartawan, menyambut sang noona, dan langsung memeluk nya, mendekap nya erat, dibantu beberapa manager dari agensi sang noona di Korea, Jennie beringsut di pelukan dongsaeng nya.

Rio membawanya masuk ke dalam mobil, dan meminta pada Wendy untuk menyetir mobil nya, begitu mereka keluar dari area parkir bandara, tangis Jennie pun pecah, dia menangis hebat dalam pelukan Rio, yang menciumi kepala noona nya agar lebih tenang.

"Tenanglah noona, kamu aman bersama ku" bisik Rio mengusap-usap punggung Jennie.

"Aku takut Rio, aku takut, aku belum siap mati" rancau Jennie dalam tangis nya.

"Sstt. . . Jangan takut akan hal itu, aku yang akan melindungimu nanti" balas Rio

Dan setiba dirumah, Jennie enggan tidur sendiri, dia masih ketakutan, dan akhirnya tertidur setelah Rio memeluk nya.

Seulgi mendatangi rumah Rio, menemani sang sahabat menghadapi masa sulit nya menyangkut sang noona, wajah tampan pemuda itu nampak kuyu, semalaman dia tidak tidur demi menjaga Jennie.

"Sudah begini, kamu masih tak berniat mengembalikan Krystal pada suami nya?" Tanya Seulgi.

"Tidak" dingin Rio

"Besok suruh kurir kirim makanan untuk nya" perintah Rio pada Seulgi.

"Kalau dia tak mau makan seperti waktu itu?" Jawab Seulgi, Rio tak menyahut, dia ke kamar Rose karena gadis itu sudah bangun, dan menggendong nya ke depan tv.

"Pagi Seulgi oppa" sapa Rose dalam gendongan Rio pada Seulgi yang sudah seperti oppa nya sendiri itu.

"Pagi Rosie, bagaimana dengan kaki mu?" Balas Seulgi.

"Mereka berdua baik-baik saja oppa" kikik Rose, setelah menempatkan Rose di sofa, Rio naik ke lantai atas untuk membangunkan si bungsu, dia turun dengan menggendong Lia dipunggung nya, gadis kecil itu masih setengah mengantuk.

Seulgi memijat pelipis nya menyaksikan kesibukan Rio pagi itu yang seperti layaknya seorang ayah, mengurus sendiri semua saudaranya yang manja dan tergantung pada nya, terselip rasa iba, dan miris pada boss nya itu.

Dan berhubung Jennie masih belum pulih, seminggu lebih Rio tak mengunjungi Krystal, dan tiba-tiba.

Dreett. . . Dreet. . .

Sebuah pesan masuk ke ponsel Rio, dia pun membukanya, sambil bersandar lelah di sofa depan tv, setelah seharian sibuk mengurus ketiga gadis nya.

From Krystal:
Miss you

Rio tersenyum membaca pesan dari wanita yang lama tak ditemui nya itu, wajahnya merona, salah tingkah sendiri, lelah dan beban nya seolah menguap hanya membaca dua kata sederhana yang Krystal kirimkan pada nya.

To Krystal:
Me too

Blush

Krystal mengigit bibir bawahnya menahan senyum membaca balasan pesan dari Rio.

From Kryatal:
Kapan mengunjungi ku lagi?

Rio tak membalas, karena dia tak tahu harus menjawab apa, dia belum yakin kapan bisa datang, dan Krystal, dia berbaring sedih, kecewa karena tak kunjung mendapat balasan pesan dari pria yang di rindukan itu.

Selesai makan malam bersama, ketiga gadis Kim sudah di kamar masing-masing, tinggal Rio dan Seulgi di teras samping tempat kolam ikan berada.

"Aku berencana membawa Krystal ke rumah ini Seul" ungkap Rio.

"Kamu gila Rio, kamu mau ada perang dunia ketiga disini" kaget Seulgi tak setuju dengan ide sang boss.

"Aku tak bisa membiarkan dia sendirian di hotel sepanjang hari Seul" alasan Rio.

"Itu salah mu, yang malah menambah beban padahal ketiga saudari mu saja sudah sangat menyita waktu mu" kesal Seulgi.


#TBC

Cinta 200 JutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang