Rio menemui pengacara Oh, ditemani Seulgi, orang yang paling dia percayai, untuk dibuatkan surat perjanjian, dan setelah mendapatkan apa yang dia mau, Rio mengendarai mobil nya bersama sang sahabat.
"Kamu gila Rio, apa untung nya bagimu dengan menampung wanita itu? Yang ada kamu malah akan kehilangan 200 juta ₩on mu" kesal Seulgi.
"Aku hanya ingin membantu nya Seul" jawab Rio
"Tapi bukan begini caranya, yang ada, dia malah akan menjadi beban bagi mu, dan saudaramu? Mereka pasti juga akan marah saat tahu oppa nya menampung istri orang" oceh Seulgi
"Dia sudah bersuami Rio, kamu malah akan terlihat buruk di depan nya nanti" pasrah Seulgi.
"Aku tak peduli, ku akui aku memang penasaran dengan nya, dan karena itulah aku tak tega jika dia di titipkan pada pria yang salah" alasan Rio, Seulgi hanya menggeleng dengan pemikiran Rio yang menurut nya aneh.
"Turun" perintah Rio saat keduanya telah sampai di depan showroom.
"Kamu tak mengajak ku ke hotel?" Harap Seulgi.
"Tidak, ini urusan pribadi" tolak Rio mendorong keluar tubuh sahabat nya itu.
Rio langsung memesan kamar, dan meninggalkan pesan di meja resepsionis, dia datang dua jam lebih awal dari perjanjian, karena dia tegang, gugup, juga grogi akan bertemu Krystal dan tinggal dengan nya, Rio duduk menghadap jendela kamar nya di lantai 19, menatap pemandangan kota dengan gelisah dan tangan yang mulai basah oleh keringat.
Tok. . . Tok. . . Tok
"Masuk" perintah nya.
Ceklek
Rio menoleh, menutupi wajah tegang nya menatap Krystal berdiri di samping kanan Yoong, perempuan itu menatap nya tajam, tak suka pada pria yang lebih muda dari nya itu.
"Silahkan duduk hyung" Rio mempersilakan pasangan itu yang menurutnya sangat lah serasi.
"Ayo Kryst" ajak Yoong menggiring sang istri menuju sofa tempat Rio berdiri menyambut nya, wanita itu duduk disamping suami nya, sementara Rio mengambilkan soda bagi kedua tamu nya, lalu duduk kembali dengan tenang nya.
"Hyung, ini surat perjanjian kita, silahkan hyung membaca nya dulu untuk dipelajari" Rio meletak kan map di hadapan Yoong dan menyodorkan pena nya.
"Ah tidak perlu, aku percaya pada mu, dimana aku harus menandatangani nya?" Tanya Yoong terburu-buru, Rio agak kaget.
"Disini hyung" tunjuk nya, kedua nya pun sepakat, berjabat tangan dan membawa surat perjanjian masing, karena Yoong juga mendapatkan copyan nya.
"Dimana uang nya aku bisa ambil?" Tanya nya tak sabar.
"Tunggu sebentar hyung" jawab Rio yang langsung masuk ke kamar dan mengambil dua tas jinjing berukuran besar berisi uang 200 juta ₩on
"Ini hyung" Rio mengulurkan nya pada Yoong.
"Terima kasih" ucap Yoong.
"Sayang, sampai jumpa dua bulan lagi"
Cup
Rio mencium pipi kiri Krystal sebelum keluar, dan Rio mengalihkan tatapan nya karena dalam hati dia iri, sang wanita tak menyahut, dia juga tak membalas ciuman suami nya, karena kecewa, meski dia rela berkorban demi Yoong, bukan berarti dia tidak sakit, harga dirinya bagai di jual oleh suami nya sendiri, dan Yoong keluar kamar meninggalkan hotel sambil menjinjing tas dikedua tangan nya, dan senyum puas yang lebar.
Krystal menatap dingin pada Rio, meski kikuk, dia tak memperlihatkan nya, justru Rio lah yang terlihat gugup dan tegang, bagi Krystal, Rio tak ubah nya pria brengsek, yang sewaktu-waktu pasti akan meniduri nya, karena tak mungkin Rio menampung nya cuma-cuma untuk uang 200 juta ₩on, pemuda itu pasti akan memanfaatkan nya.
Rio meneguk sodanya sampai habis, untuk menutupi salah tingkah nya, dan demi menghindari tatapan Krystal, dia lalu berjalan mengambil koper milik perempuan itu, dan membawanya masuk ke kamar tidur, yaa, Rio memang memilih kamar khusus, yang memiliki ruang tamu, ruang tv, 1 ruang tidur dan 2 kamar mandi, semacam rumah dalam bentuk kamar hotel.
"Noona, aku sudah membawa koper mu, silahkan beristirahat" beritahu Rio, Krystal pun tak menjawab, tapi dia bergegas memasuki kamar yang Rio maksud.
"Huft" Rio menghela nafas lega terlepas dari tatapan Krystal yang mampu membekukan nya.
Bruk
Rio menjatuhkan tubuh nya di sofa, dia memikirkan keputusan nya, karena tak mungkin juga, dia membiarkan Krystal di hotel sendirian, membawanya pulang pun juga tak mungkin, dia takut pada reaksi saudara-saudara perempuan nya di rumah.
Sementara Krystal, dia berbaring miring di dalam kamar, menangis dalam diam, atas nasib yang menimpa nya sekarang.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
"Noona, makan malam sudah siap, keluarlah" beritahu Rio mengetuk pintu kamar Krystal, dan wanita itu pun keluar, dalam kondisi baru saja selesai mandi, dan menyisir rambut nya yang masih basah kebelakang dengan tangan nya.
"Damn, she's hot" batin Rio bergejolak.
Krystal duduk di meja makan yang berada di pantry, dia mulai mengambil makanan yang Rio pesan lewat Room service, dia menatap Rio yang membeku menatap Krystal.
"Kamu tidak makan?" Akhir nya Krystal bersuara, Rio menggeleng.
"Aku tak kan sanggup memakan nya sendiri" lanjut Krystal memberi kode pada Rio untuk ikut makan malam dengan nya.
"Sebentar" jawab Rio memutar tubuh nya membelakangi Krystal, dia menelpon ke rumah nya.
"Hallo"
"Bibi, apa Lia dan Rose sudah makan malam?" Tanya Rio pada bibi Lee.
"Oh tuan muda, sudah tuan, nona Jennie juga sudah, dia pulang lebih awal tadi" jawab bibi Lee.
"Baiklah, terima kasih bibi" balas Rio, yang langsung menutup telpon nya.
"Okey, aku bantu menghabiskan nya" jawab Rio kembali menghadap ke arah Krystal, yang mengerutkan kening nya, dengan tingkah Rio yang hanya makan saja harus menunggu telpon ke rumah nya terlebih dahulu.
Wanita itu melirik pria di depan nya yang fokus makan tak meliriknya sama sekali, dalam hati dia mencoba menerka-nerka apa yang ada dalam pikiran Rio tentang nya, dan seperti apa sifat pria itu sebenar nya.
Sepertinya, Krystal mulai tertarik untuk mengetahui Rio lebih dalam, karena mereka akan lebih sering berjumpa untuk ke depan nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta 200 Juta
Fanfictiontentang Rio, pria yang diam-diam menyukai Krystal, gadis super dingin, kasir sebuah mini market yang telah bersuami.