15. Masih Marah

1.6K 262 54
                                    

Rio tidur di sofa depan tv, dia terlambat bangun, dan tak menemukan siapa pun, kecuali bibi Lee yang sedang membereskan meja makan.

"Selamat pagi tuan, mau bibi siapkan sarapan nya sekarang tuan?" Tanya sang bibi.

"Pagi juga bibi Lee, yang lain kemana?" Tanya Rio.


"Nona Jennie sudah kembali ke kamar nya setelah sarapan tuan, nona Rose meminta sarapan di kamar saja, dan nona Lia sudah diantar ke sekolah oleh tuan Seulgi" jawab bibi Lee, Rio melirik pintu kamar nya, bibi Lee tahu itu.

"Hanya tuan dan nona yang semalam yang belum sarapan" tutur bibi Lee memberitahu Rio, pria itu tersenyum.

"Aku mandi dulu bibi, dan tolong siapkan sarapan nya, nona itu namanya Krystal, bibi Lee" beritahu Rio tersenyum singkat pada sang asisten rumah tangga.

"Siap tuan" jawab sang bibi.


"Krys" Rio mengetok pintu kamar sang wanita.


Ceklek


Krystal hanya membuka sedikit pintu kamar nya, karena takut, tapi dapat Rio lihat jika mata wanita itu bengkak, sisa tangis semalam.

"Keluarlah, ayo sarapan denganku" perintah Rio, Krystal menggeleng takut.

"Its okey, tak ada orang lain disini" bujuk Rio.

"Ayo" ajak nya lagi, akhirnya Krystal membuka pintu kamar dengan berlahan, wajahnya terlihat ketakutan, Rio lalu menggandengan tangan nya menuju meja makan, dimana bibi Lee sudah menyiapkan pancake dengan aneka syrup, juga potongan buah.

"Kamu mau syrup maple atau madu?" Tanya Rio.

"Madu" jawab nya, sambil celingukan ketakutan.

"Mau strawberry?" Krystal mengangguk.

"Apel?" Dia kembali mengangguk.


"Tak ada yang perlu kamu takutkan, disini, aku adalah kepala keluarga nya" hibur Rio, Krystal menatap serius pada pria disamping kanan nya itu.


"Iya, aku" angguk Rio.



"Tapi kalian semalam bertengkar karena ku" sesal Krystal.



"Pertengkaran dalam sebuah keluarga itu biasa" sahut Rio, dan mereka pun menghabiskan sarapan berdua.




"Tapi pertengkaran kalian menakutkan" ucap nya.



"Really? Padahal tak ada adu senjata disana" bahak Rio.



"Aku serius, ish" Krystal sedikit marah mencubit lengan kiri Rio.



"Aww, Krys, sakit" aduh Rio mengusap-usap bekas cubitan Krystal.


"Lemah" cibir Krystal dengan bibir lucu nya.



"Sini, kamu yang balas ku cubit" Rio mengulurkan tangan kanan nya hendak mencubit wanita itu.



"Oh tidak bisa" elak Krystal, dia berlari menjauhi Rio, menuju halaman belakang dimana kolam renang berada, kedua nya berkejaran sambil terbahak, bibi Lee yang sedang mencuci bekas makan Rio dan Krystal pun ikut tersenyum melihat mereka berdua bercanda.



Keduanya berakhir di tepi kolam renang, mereka duduk berdampingan sambil mencelupkan kedua kaki nya di dalam air.



"Aku ingin tahu seperti apa karakter saudara-saudara mu?" Tanya Krystal menoleh ke samping kiri nya, Rio menatap permukaan air kolam.


Cinta 200 JutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang