Merasa putus asa karena sudah seminggu tak kunjung menemukan si bungsu, Rio jadi pendiam sekarang, tatapan nya kosong, hampa, tak ada semangat sama sekali, dia pasrah ketika Krystal dibantu bibi Lee membersihkan badan nya, atau menyuapi nya makan, tak ada reaksi ketika ada yang mulai mengajaknya bicara, entah dia yang tidak mendengar, atau terlalu malas untuk menanggapi nya.
Seulgi menghela nafas berat, di showroom, karena polisi belum juga memberi kabar, perihal laporan nya.
Sore nya dia pulang ke rumah Rio, menemani boss dan sahabat nya itu selama sakit, menatap miris, dan iba, juga marah karena Rio yang terlalu lemah pada saudara-saudara nya.
"Kapan kamu bahagia Rio?" Batin Seulgi menatap sendu pada tubuh Rio yang terbaring di sofa depan tv.
Seulgi tahu, Rio sudah terlalu banyak menderita dan mengalah selama ini, meski dia banyak uang, tapi masa muda nya terlewatkan begitu saja karena harus mengurus usaha peninggalan orang tuanya dan juga menjaga ketiga saudaranya, dan sekarang, pembalasan ini yang Rio dapatkan dari Rose dan Jennie, dalam hati, Seulgi marah, sangat marah pada kedua gadis itu yang tak memberi Rio kesempatan untuk menjelaskan, dan hanya mendahulukan emosi nya saja.
Wajar, sebab selama ini mereka selalu dimanjakan oleh mommy dan daddy nya, lalu Rio pun juga melakukan hal yang sama pada mereka, ini yang membuat gadis-gadis itu tak cepat dewasa, selalu dimakhlumi dan dimanjakan, sementara Rio, sebagai pria satu-satunya di rumah itu, dia dituntut untuk bisa menjaga, melindungi dan bertanggung jawab atas ketiga saudara perempuan nya, terutama Lia, yang belum sempat merasakan kasih sayang dari pasangan Taeny, orang tua mereka.
Kriiing. . .
Ponsel Seulgi berdering ditengah lamunan nya memikirkan Rio.
"Hallo"
"Selamat malam tuan Kang, kami mau melaporkan bahwa team cyber kami telah menemukan dimana keberadaan sinyal ponsel dari nona Kim Jennie dan Kim Rosseane, mereka berada ditempat yang sama, yaitu hotel Horison" lapor seorang polisi pada Seulgi.
"Baik, terima kasih laporan nya, saya akan ke kantor polisi dan meminta pengawalan untuk menjemput mereka" balas Seulgi.
"Siap tuan"
Dan Seulgi pun mengetuk pintu kamar bibi Lee.
"Ya tuan?" Tanya bibi Lee.
"Bibi, aku akan meninggalkan Rio malam ini, karena polisi sudah berhasil menemukan keberadaan mereka" beritahu Seulgi.
"Dini hari begini tuan?" Tanya bibi Lee tak percaya.
"Yaa bibi, agar bisa secepat nya ku bawa pulang mereka sekarang juga" balas Seulgi.
"Baik tuan, mudah-mudahan mereka dalam kondisi baik-baik saja" harap bibi Lee.
"Aku tinggal bik, temani Rio ne" pesan nya.
"Ne tuan" bibi Lee membungkuk hormat, Seulgi pun segera meluncur ke kantor polisi, padahal jam sudah menunjukan pukul 02.55 KST, tapi dia tak peduli, hari ini juga, ingin rasa nya dia menyeret Jennie dan Rose ke bawah kaki Rio, Seulgi sudah sangat emosi, dan terlalu lama memendam semua nya.
Dengan di kawal 5 polisi bersenjata lengkap, untuk berjaga-jaga, Seulgi pun mengendarai mobil nya menuju ke hotel Horison, yang berjarak kurang lebih hampir 1 jam perjalanan dari rumah keluarga Kim, sesampai di hotel, polisi menginterogasi pegawai bagian resepsionis, menanyakan perihal tiga gadis yang menginap dengan mengatasnamakan Rose, agar tak ada yang mengenali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta 200 Juta
Fanfictiontentang Rio, pria yang diam-diam menyukai Krystal, gadis super dingin, kasir sebuah mini market yang telah bersuami.