Sedalam apapun luka jika kita mampu mengobatinya luka itu akan sembuh dengan cepat.
Hyeyoon menutup mulutnya, ia menyadari kebodohan yang dilakukannya. Sekarang dia bingung harus bagaimana, maju dan mundur sama saja buatnya, sama-sama susah. Bagaimana dia mau maju kalau di apartemen Rowoon sekarang ada banyak orang, dan bagaimana dia mau mundur, karena dari awal pandangan mereka sudah teralihkan padanya, sejak kedatangan dan teriakannya ketika memanggil nama Rowoon.
"Woon-ah, siapa dia? Setauku Soobin itu wanita elegan yang dinamis bukan gadis mungil yang manis seperti ini?" tanya seorang pria berambut cepak yang duduk tak jauh dari Rowoon.
"Iya siapa bidadari ini?" timpal yang lain.
"Gadis yang cantik, mungil lagi!" sambung yang lainnya juga.
Hyeyoon tak tau harus bicara apa, dari bibirnya hanya bisa menyunggingkan senyum untuk mereka bertiga yang bertamu ke rumah Rowoon. Dia tetap dalam posisi semula, berdiri termangu dekat pintu apartemen pria itu.
"Eun Danoh, bukankah seharusnya kamu libur hari ini?" Rowoon tak menggubris perkataan teman-temannya. Perhatiannya lebih tertuju pada wanita yang habis berteriak padanya, seraut senyum simpul muncul di sudut bibirnya saat mendengar nada kekhawatiran dari wanita itu. "Kamu mengkhawatirkan ku?"
"Mmm... aku dengar Soobin tidak bisa ke sini, Rowoon-ssi. A-aku khawatir khawatir kamu akan jatuh lagi."
"Oh memang benar Soobin ada keperluan, dia ingin menemui dosen membicarakan sidangnya yang sebentar lagi digelar."
Sidang.. hari minggu? Hyeyoon mencibir.
"Kamu tidak berniat mengenalkan kami, Woon-ah?"
"Iya nih, punya bidadari disimpan sendiri."
"Danoh-ah, kemarilah. Aku kenalkan dengan teman-temanku," perintah Rowoon membuat Hyeyoon berani bergerak dari tempatnya perlahan dia mendekati mereka dan memperhatikan teman Rowoon satu persatu.
"Kenalkan dia Danoh, dan Danoh ini Youngbin, itu Hwiyoung dan yang itu Inseong. Mereka satu jurusan denganku, dan mereka ke sini untuk membantuku mengejar ketinggalan selama aku sakit," jelasnya.
"Hallo Danoh-ah," sapa mereka berbarengan.
Hyeyoon mengangguk, ia tersenyum kecil mengusir kecanggungan yang terjadi gara-gara kelakuannya tadi. Kalau tau Rowoon akan kedatangan banyak tamu, lebih baik dia tidak datang ke sini, cari perkara saja?
Apa yang akan wanita itu katakan ketika dia tahu di hari liburnya dia masih menyempatkan diri melihat Rowoon.
Hyeyoon mengacak-acak rambutnya frustasi membuat ketiga teman Rowoon tertawa geli karena ulahnya. Rowoon yang pastinya tidak melihat itu semua jadi heran apa yang ditertawakan teman-temannya.
"Ada apa!"
"Bidadarimu lucu sekali, Woon-ah," ujar Inseong disela-sela tawanya.
"Aku jadi ingin kamu yang mengurusku jika aku sakit, Danoh-ah, kamu mau kan?" tanya Youngbin setengah serius.
"Tidak boleh! Dia hanya boleh mengurusku," sahut Rowoon ketus.
"Soobin mau kamu kemanakan?" giliran Hwiyoung angkat bicara.
"Kalian pasti haus kan, aku buat minuman dulu untuk kalian." Hyeyoon menghindar semakin lama dia berada di depan para pria itu yang ada dia semakin menjadi bahan olok-olokan mereka semua.
Dengan lincah Danoh memulai membuat kopi untuk mereka bertiga, sebab Rowoon tidak boleh meminun kopi maka dari itu Hyeyoon membuatkannya teh madu seperti biasa, tak lama kemudian Hyeyoon keluar sambil membawa nampan berisi minuman untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You, Me, and Him
Romance"Sadarlah Hye yoon-ah, dia itu kekasih dari temanmu sendiri, bagaimana bisa kau berpikir mencintai dia." Hye yoon merutuki dirinya sendiri. "Kim Rowoon, jangan sampai kedekatanmu dengan gadis itu membuat kau jatuh cinta padanya, dia itu tidak lebih...