DUA PULUH LIMA

429 59 39
                                    

Kuliatas hatiku tidak untuk aku uji oleh tentang perasaan betapa hebatnya dirimu mengguncangku...
Keberadaanku bukan untuk dipertanyakan oleh sosok yang hanya mampu dijangkau oleh alam sadarku...
Air mata yang kuteteskan juga luka yang ingin membuat aku berhenti...
Bukan karena aku tidak mencintaimu lagi tapi memang harus diakhiri semuanya sejak bibir ini mengucap kata putus....
Sesungguhnya yang kukatakan itu juga tidak pernah tulus...
Sejak saat itu pula hatiku menangis pilu, memikirkan betapa hebatnya aku...
Menyakiti dirimu dan diriku😢😢



Apa-apan ini kamu harus bisa menolaknya Hyeyoon-ah, jangan sampai terpedaya untuk kedua kalinya dengan pria ini.

Hyeyoon memilih mengabaikan suara hatinya, tangannya semakin mencengkram erat lengan Rowoon yang menangkup dagunya dan menikmati sensasi ciuman laki-laki itu yang begitu memabukkan. Hampir dua tahun ini dia begitu merindukan laki-laki itu, dan kini laki-laki yang amat dirindukannya tengah menciumnya dengan lembut, sehingga membuat rongga di dadanya terasa penuh dengan perasaan bahagia.

Yakk Kim Hyeyoon, jangan bodoh.

Semakin hatinya bicara semakin erat pula cengkraman Hyeyoon pada tangan Rowoon. Tak sadar kukunya sampai menembus kulit laki-laki itu, membuat Rowoon meringis menahan perih disela-sela ciumannya, dan terpaksa menghentikan ciumannya tersebut.

"Yaa.. jangan mencengkramku terlalu erat, Hyeyoon-ah. See tanganku terluka karena kukumu, lebih baik seperti ini," ujar Rowoon berbisik parau di depan muka Hyeyoon sehingga membuat gadis itu mencium keharuman mint yang menguar dari mulutnya.

Rowoon meraih tangan Hyeyoon, kemudian mengalungkannya ke  lehernya sendiri, membuat Hyeyoon membuka mata dan terkesiap malu. Tangan mungilnya begitu gamang saat menyentuh bahu Rowoon yang lebar, menyentuh bahu pria itu membuat tangannya bergetar menahan rasa yang bergejolak dalam dirinya. Antara rasa nikmat, kaget dan nyaman, walaupun ada sehelai kain sebagai jarak pengaman mereka, tetapi Hyeyoon bisa merasakan betapa kokoh dan liatnya tubuh laki-laki yang kini ada di depannya.

Tak kuasa memandang pria itu lama-lama Hyeyoon menundukan wajahnya malu, membuat ekspresinya terlihat sangat cantik di mata Rowoon.

Yaak Kim Rowoon berhentilah sebelum semuanya terlambat.

Rowoon mengambil tempat duduk di sebelah Hyeyoon dan mendudukan wanita itu ke pangkuannya, merasa posisi itu lebih tepat untuk mereka, tangannya terulur memeluk gadis itu. Hyeyoon masih saja mengalungkan tangannya ke leher Rowoon dan menundukan wajahnya karena malu, membuat Rowoon melepas pelukannya, tangannya mengarah ke wajah Hyeyoon agar sejajar kembali dengan wajahnya.

"Tidakkah kamu merindukanku?" tanya Rowoon lembut dengan tatapan yang sangat lembut pula. "Bahkan aku sangat.. sangat.. merindukanmu," ujarnya lagi sambil mencium bibir Hyeyoon.

Jauh lebih gila dari sebelumnya, jauh lebih panas, dan juga jauh lebih dalam sehingga membuat detak jantung mereka berpacu beriringan dengan cepat.

Sesekali mereka melepas ciuman mereka hanya untuk bernafas, gairah yang terbalut rindu ditampakan oleh wajah keduanya.

"Hyeyoon-ah aku mencintaimu, sungguh mencintai kamu." Rowoon mengusap punggung gadis itu dengan tangannya, ditelusurinya tulang selangka gadis itu dengan segala kelembuatan yang dimilikinya, bibir Rowoon tak berhenti mengecap seluruh bibir wanita itu dan mengucapkan kata cinta di depan wajahnya.

Between You, Me, and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang