Maaf ada adegan 18 plus2😜😜✌
Bagi yang belum cukup umur mohon dengan kesadaran penuh untuk menjauh...
Walaupun tak sevulgar yang kalian bayangkan karena saya sebagai author tidak bisa membuat adegan sevulgar itu akan tetapi tetap mengandung adegan kiss2 dan 18 tahun ke atas...
Jadi mohon maaf untuk menjauh dengan suka rela😜😜😜
Setelah menikah, mereka berdua pergi meninggalkan gedung pernikahan dan langsung menuju rumah baru mereka."Apakah kamu mau terus duduk di sana, Yoon-i ah."
Rowoon melirik ke arah Hyeyoon yang duduk bersebrangan dengannya di dalam kamar. Wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya itu masih berkutat dengan baju pengantin serta memijit tulang kakinya yang mungkin terasa lelah karena berdiri seharian.
"Aku heran kenapa bisa tiba-tiba ada Lee Jangwoo di pernikahan kita sayang?" tanya Hyeyoon tanpa memperhatikan tatapan Rowoon yang terus tertuju padanya. "Ah mungkin selama ini dia tidak benar-benar meninggalkan Saemi dan memantau kita dari jauh," angguknya mengerti, dan mencoba menerka.
Hyeyoon lupa bahwa saat ini hanya ada dirinya dan Rowoon di dalam kamar. Wanita itu terus saja meneruskan kegiatan memijit kakinya yang terasa pegal dan mengoceh tentang kedatangan Jangwoo di hari pernikahan mereka, tanpa menyadari saat ini laki-laki yang telah resmi menjadi suaminya itu perlahan mendekat ke arahnya dan mengambil tempat duduk di sebelahnya.
"Harus yaa kita membicarakan orang lain di malam pernikahan kita?" bisik Rowoon di telinga Hyeyoon dan menyingkirkan cadar dari kepalanya.
Hyeyoon gemetar saat mendengar bisikan halus Rowoon di telinganya, ia seperti merasa mendengar alunan musik yang cukup mendebarkan, bulu kuduknya meremang saat nafas laki-laki itu menyapu daerah lehernya.
"A-aku.. hanya merasa bingung saja, Woon," bahkan kini suaranya pun menjadi gagap dan sedikit mendesah.
"Jangan merasa bingung karena orang lain lagi Yoon-i ah. Sekarang di sini hanya ada kita berdua, bicaralah tentang kita berdua saja. Bukan orang lain," bisik Rowoon lagi sambil mengecup leher Hyeyoon yang jenjang dan bebas terbuka.
Hyeyoon terkesiap dia berubah gelisah. Dia merasa belum siap sepenuhnya untuk menerima Rowoon. Jari jemarinya saling bertaut dan meremat, raut kebingungan nampak di wajahnya ketika mendengar rayuan maut yang dilontarkan lidah Rowoon.
"Woon-ah, a-aku.." ucap Hyeyoon semakin gugup, apalagi saat laki-laki itu mulai menghujani seluruh wajah dan lehernya dengan ciuman yang begitu memabukkan.
"Kamu mau bilang apa, Yoonie ah?" tanya Rowoon dengan suara serak.
Hyeyoon tak mampu menjawab, wanita itu hanya menelan ludah ketika Rowoon mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.
"Apakah kamu tidak berniat menyentuhnya," senyum Rowoon menggoda saat semua kancing kemejanya terbuka dan menampakkan sebuah pemandangan yang sanggup membuat kaum hawa di seluruh muka bumi menahan nafas karenanya.
Tubuh itu terpahat begitu sempurna. Begitu indah dengan otot lengan yang kekar. Dengan perut sispack yang terbentuk sempurna.
Kedua mata Hyeyoon memandang tubuh suaminya penuh rasa kagum dan mendamba, yah suaminya. Kini pria bertubuh sempurna itu adalah suaminya, dan dia begitu mendambanya.
Apakah salah jika seorang wanita begitu mendamba menyentuh tubuh indah nan sempurna itu?
"Sentuhlah jika kamu memang ingin menyentuhnya, bahkan aku rela menukar apapun dengan sentuhanmu, Yooni ah."
Dengan suara parau Rowoon membawa tangan Hyeyoon yang bergetar menuju dadanya yang bidang terus berlanjut turun ke perut sispacknya sehingga membuat Hyeyoon semakin takjub akan kesempurnaan otot yang tercipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You, Me, and Him
Romance"Sadarlah Hye yoon-ah, dia itu kekasih dari temanmu sendiri, bagaimana bisa kau berpikir mencintai dia." Hye yoon merutuki dirinya sendiri. "Kim Rowoon, jangan sampai kedekatanmu dengan gadis itu membuat kau jatuh cinta padanya, dia itu tidak lebih...