SEBELAS

589 77 42
                                    


Track list----K Wilk, Please Don't....sebenernya tidak ada hubungannya dengan ff ini, hanya saja aku suka lagunya, tidak ada salahnya diputer dulu didengarkan siapa tau sama-sama suka nantinya....



Hyeyoon bersenandung kecil sembari membuat pai apel untuk Rowoon, mulutnya tak henti-hentinya mendendangkan sebuah lagu, pikirannya jauh melayang memikirkan bagaimana akhirnya dia bisa terdampar di sini, di New York dan mengenal Rowoon sebagai bonusnya.

Terkadang Hyeyoon berpikir takdir itu aneh. Andai saja Jangwoo tidak mengkhianatinya, dia tidak akan pergi dari Korea ke New York, dan tidak akan satu asrama dengan Soobin. Begitu juga dengan Rowoon andai laki-laki itu tidak kecelakaan tentu Soobin tidak akan meminta bantuannya untuk mengurusnya, Hyeyoon tersenyum memikirkan hal itu.

"Danoh-ah, Eun Danoh!" terdengar suara laki-laki yang tengah dipikirkannya itu.

Jangan-jangan Rowoon terjatuh lagi, atau dia butuh sesuatu yang memerlukan bantuannya, kasian bagaimana kalau dia terjatuh seperti biasanya.

"Nè, Rowoon-ssi." Hyeyoon tergopoh-gopoh menuju pria itu takut terjadi sesuatu padanya.

Hyeyoon ternganga, matanya melotot, dugaannya ternyata salah.  Pria itu bukannya jatuh, malah dengan gagahnya sedang mengayuh sepedanya dengan santai dan memandang ke arahnya. Hyeyoon segera menyadari kebodohan yang dilakukannya.

Mati aku! apa yang kamu lakukan Hyeyoon-ah, kenapa pakai melamun segala.. akhirnya kan jadi begini. Hyeyoon menatap ngeri ke arah Rowoon.

Rowoon perlahan bangun dari spinning bikenya, memandang geli ke arah wanita di depannya yang berdiri dengan gelisah. Berulang kali kaki wanita itu diantukan ke lantai dan salah tingkah. Dengan perlahan Rowoon mendekati wanita itu selangkah, selangkah itu pula Hyeyoon mundur menghindarinya, begitu seterusnya, sampai-sampai Hyeyoon terpojok dan tubuhnya terkurung antara tubuh Rowoon dan dinding.

Hyeyoon merasa jiwanya entah hilang ke mana, untuk sementara dia merasa seperti tikus yang sudah tak berdaya dihadapan sang kucing. Seperti kucing yang terus mempermainkan tikus sampai kucing itu puas baru menerkamnya. Seperti itulah yang kini Hyeyoon rasakan, mendapat pandangan Rowoon menelisik tubuhnya dari atas hingga bawah, membuatnya merasa risi.

Rowoon menghimpit Hyeyoon ke dinding dengan tangan satu menghalangi badan wanita itu dan tangan satunya lagi memegang dagu Hyeyoon membolak-balikkan ke kanan dan ke kiri. "Mmm... jadi Danoh itu bopengan yaa?" Sindirnya.

Hyeyoon menelan ludah, menyesal kenapa tidak ditolaknya saja permohonan Rowoon beberapa saat yang lalu.

"Mana coba aku liat." Rowoon terus saja membolak-balikan wajah wanita itu.

Hyeyoon melengoskan wajahnya ke samping membuat pria itu makin geli akan ulahnya.

"Tidak kok, aku pikir wajahnya baik-baik saja."

Hyeyoon masih terdiam mendapat perlakuan seperti itu.

Oh Tuhan cobaan apa lagi ini.

"Kenapa diam saja, ayolah Hyeyoon-ah, mengaku saja kalau kamu itu Eun Danoh. Tidak usah ditutupi lagi, dan jangan malu-malu lagi."

"Apa yang harus aku akui coba," sergah Hyeyoon masih tidak mau mengaku membuat Rowoon tetap memegang dagunya dan menatap dalam ke arah matanya.

Ditatap seintens itu membuat Hyeyoon salah tingkah, pikirannya menjadi buntu, otaknya tidak mampu lagi merespon apapun yang laki-laki itu perbuat.

"Kamu masih mengelak, hmmm.." cengirnya.

"Kalau iya memang kenapa?" Tuh kan kebiasaanmu tidak pernah berubah. kamu selalu mengeluarkan apa yang ada dipikiranmu tanpa dipikir dulu apa akibatnya.

Between You, Me, and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang