DUA PULUH EMPAT

375 66 52
                                    

Ku tuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu....
Tentang apa yang membuatku mudah memberikan hatiku padamu😍😍😍

Rowoon menatap ponselnya berulang kali, menguatkan hati untuk menekan digit nomer telpon rumah wanita itu, semenjak nomer ponselnya diblokir lagi, satu-satunya jalan untuk berbicara dengannya adalah menghubungi lewat telepon rumahnya.

Apa yang kamu lakukan Woon-ah, jangan berpikir dua kali lagi untuk menelponnya, setelah kamu melukai harga dirimu sendiri dengan pergi dengan badut itu, jangan sampai kamu menyesal untuk kedua kalinya...

Mendengar suara hatinya sendiri membuat Rowoon mantap mendial nomer tersebut, biarlah dia rela disebut apapun oleh wanita itu nantinya, yang penting dia bisa bicara dengannya.

"Yeoboseyo."

Ah Hyeyoon eomma..

"Yeoboseyo, apakah Hyeyoonnya ada eommonim?"

Aku tau seharusnya kamu sudah pulang kerja Hyeyoon-ah..

"Tidak ada, Hyeyoon belum pulang dari kantor, nugu..?"


"Kim Rowoon, yang kemarin menelpon eommonim, apakah eommonim lupa dengan suara saya?" ucap Rowoon meringis, harusnya Hyeyoon sudah memberi tahu kepada ibunya tentang siapa dia kan.

Apa kamu belum bilang siapa aku, Hyeyoon-ah..

"Ah sales vacum cleaner?"

Wmo... sales... yaaa..Kim Hyeyoon neo... geleng Rowoon saat mendengar ibunya Hyeyoon menyebutnya sales vacum cleaner. Dia tertawa geli, memikirkan ulah kekasihnya, yang  seenaknya saja mengenalkan dia sebagai seorang sales, kredibilitasnya sebagai seorang dokter merasa sedikit terganggu.

"Kata Hyeyoon dia tidak akan membeli vacum cleaner anda Kim Rowoon-ssi, jadi janganlah memaksa lagi, mian-he."

Ada sedikit rasa kecewa membersit di dada Rowoon, memikirkan betapa bencinya Hyeyoon dengan dirinya. Wanita itu tak pernah tau betapa Rowoon sangat merindukannya, selama 2 tahun perpisahan mereka tak sedikitpun dia tidak merindukan wanita itu. Dengan mengenalkannya sebagai seorang sales kepada ibunya, menandakan wanita itu benar-benar sudah tak ingin bertemu dengannya lagi.

"Ah nè," angguk Rowoon menghela nafas berat.

"Eomma noona pingsan di kantor!"

"Wae, apa yang terjadi dengan noona mu Suchul-ah" terdengar suara ribut-ribut dan nada panik dari ibunya Hyeyoon membuat Rowoon kaget.

Hyeyoon pingsan?

Apakah dia baik-baik saja...

Rowoon semakin cemas karena mendengarkan pembicaraan mereka dari telpon yang belum ditutup oleh Seo Jihye.

"Bagaimana kakakmu bisa pingsan Suchul-ah?" Terdengar isak tangis di sana.

"Tidak tahu, kata Jaehyun Hyung noona mengeluh pusing dan pingsan begitu saja.. saat ini noona dalam perjalanan pulang diantar Jaehyun hyung."

"Siapkan kompresan Suchul-ah, telpon dokter, pasti noonamu kelelahan karena terlalu diforsir kerjanya, bukankah minggu kemarin juga dia sudah mengeluh pusing," terdengar suara Seo Jihye memberi perintah entah kepada siapa, tak lama Rowoon tidak mendengar apa-apa lagi, mungkin telponnya sudah ditutup oleh mereka.

Between You, Me, and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang