SEMBILAN

405 70 18
                                    


Happy reading😁👇

Hyeyoon pov...

Hyeyoon berlari keluar gedung sambil menangis, untung saja dia bisa melarikan diri dari Mr Robin, kalau tidak habis sudah masa depannya di tangan pria itu.

Sejak dia berhenti bekerja di tempat Soobin dan Rowoon dia mencoba peruntungannya dengan menjadi guru les privat bahasa korea. Noeul yang merekomendasikan dia pada Mr Robin, awalnya laki-laki itu baik dan tidak macam-macam padanya, tapi lama kelamaan Mr Robin bersikap kurang ajar padanya. Persis seperti hari ini saat dia datang mengunjungi apartemennya untuk memberi les padanya, tiba-tiba pria itu menguncinya dan hendak berbuat yang tidak senonoh pada dirinya, untung saja Hyeyoon bisa melarikan diri, tak dipedulikannya uang bayaran yang seharusnya ia terima hari ini.

Hyeyoon duduk di salah satu bangku halte, pandangannya nanar jauh ke depan. Kedua tangannya menopang dagu lancipnya merasa kesedihan yang teramat dalam.

"Apa aku harus balik lagi saja, aku butuh uang itu, semester sekarang ayah tidak bisa mengirimiku uang?" monolognya.

"Ugghh.. tapi kalau aku kembali ke sana, aku takut pria itu macam-macam lagi denganku, susah payah aku melarikan diri darinya." Hyeyoon terpekur sedih memikirkan bagaimana nasib uang semesternya.

Berulang kali hadis itu mengehla nafas panjang, sampai ketika pandangannya bertemu dengan pandangan pria itu.

Mati aku, Rowoon. Apakah dia sudah bisa melihat lagi, sepertinya sudah, buktinya dia menatapku dengan tatapan herannya. Tak bisa ku pungkiri aku sedikit merindukannya.

Hyeyoon membalas tatapan Rowoon dengan segenap hati yang ia rasakan.

"Korea?" Rowoon bertanya.

Hyeyoon mendiamkan dan hanya memandang wajahnya.

"Kamu orang Korea bukan?" Dia bertanya lagi, dan Hyeyoon masih tetap dengan kebisuannya.

"Hai... hellooo..." melihat Rowoon yang tak menyerah sehingga mengibas-ngibaskan tangan ke depan wajahnya membuat Hyeyoon terperangah kaget dan gelagapan dibuatnya.

"Kamu orang Korea bukan?" Menyerah akhirnya Hyeyoon menjawab dengan suara yang paling kecil yang dimilikinya.

"Iya."

Mudah-mudah dia tak ingat suaraku sama sekali.

"Apa yang kamu lakukan di sini dan bersedih hati...?" Rowoon masih saja bertanya membuat Hyeyoon ragu apakah harus menjawabnya.

Hyeyoon melihat Rowoon tersenyum dengan geli ke arahnya, tak bisa dipungkiri, dengan senyum itu membuat Rowoon tampak jauh lebih menawan, dan kerinduannya akan laki-laki itu menyeruak kembali.

"Apakah kamu mengenalku?" Mendengar pertanyaan Rowoon membuat Hyeyoon bingung harus menjawab apa, dia tak ingin laki-laki ini terlalu curiga padanya.

Iya, "Tidak!" oh ayolah Hyeyoon-ah, jangan membohongi dirimu sendiri..

"Kamu orang Korea bukan?" Tanya laki-laki itu lagi, Hyeyoon merasa dirinya hanya perlu menjawab singkat agar pria itu cepat bosan dan berlalu.

"Iya!"

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Oh ayolah Rowoon ini halte bus tentu aku ingin menunggu sebuah bus untukku.

"Aku habis dipecat dari pekerjaanku dan gajiku sama sekali tidak diberikannya," kenapa justru kalimat itu yang keluar dari bibirnya.

Dia sendiri pun tak tau alasannya kenapa dia jujur pada pria itu.

"Oh sayang sekali," sesal laki-laki itu membuat Hyeyoon merasa senang walau sedikit.

Between You, Me, and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang