TIGA PULUH SATU

484 54 22
                                    

Kamu akan selalu menjadi wanita tercantik di mataku~ Kim Rowoon.



Saemi berjalan memasuki ruang kerja Rowoon di rumah sakit. Setelah Jangwoo benar-benar menghilang dan tak memberinya kabar, dia mantap ingin mengejar dokter tampan yang menyembuhkan penyakit anaknya. "Sus, dokter Kim Rowoonnya ada?" Tanyanya angkuh merasa dirinya paling cantik di antara semua orang yang ada di ruang UGD.

Jina menatap wanita yang tengah berdiri di depannya. Ah si badut, untuk apa dia datang ke sini lagi__ pikirnya.

Dengan nada malas dan demi menghormati orang lain Jina menjawab sekenanya pertanyaan Saemi. "Ada."

"Eoh, kalau begitu aku boleh masuk kan?" Saemi melangkah menuju ke ruangan Rowoon.

"Tunggu. Sepertinya dr Kim Rowoon sedang ada tamu," cegah Jina sedikit berbohong membuat langkah Saemi terhenti, dan memandang suster Jina dengan pandangan yang menusuk.

"Baiklah kalau begitu, tolong panggilkan dia. Bilang padanya, calon istrinya datang begitu."

Jina melotot, hampir saja dia mendebat perkataan Saemi kalau saja suster kepala tak mencegahnya dengan menggelengkan kepala. "Baik tunggu di sini," ujarnya.

Cih dia pikir dia siapa? Dr Kim lebih pantas untuk kami bukan wanita jejadian seperti dia. Omel Jina sepanjang jalan sehingga akhirnya dia sampai di depan pintu dokter tampan itu.

Tok.. tok.. tok..

Jina mengetuk pintu dengan pelan. Tak lupa ia benahi tatanan rambutnya terlebih dulu.

"Masuk!" sahut Rowoon dari dalam.

Jina membuka pintu. "Maaf dr Kim menganggu," ucapnya sembari memandang ketampanan dr Kim tanpa berkedip sedikitpun.

"Suster Jina.. ada perlu apa?" Rowoon tersenyum.

"Itu dok, ibunya Jaeha datang lagi."

Rowoon terbangun dari tempat duduknya. Mau apalagi wanita itu?

"Di mana dia?"

"Ada di ruang tunggu dok."

"Baiklah. Ayo temui dia," ujar Rowoon mengajak Jima keluar dari ruangannya.

Dia tau apa tujuan wanita itu sebenarnya, menilik dari pertemuan mereka terakhir kali dia dapat memastikan bahwa wanita itu menginginkan dan menyukainya. Kali ini dia memutuskan untuk memberitahukan kepada semua orang. Agar orang-orang tak berpikir untuk mengejarnya lagi, baik ibunya Jaeha maupun suster-suster di rumah sakit ini yang dengan terang-terangan mengejar dirinya.

Dan benar saja sesampainya di ruang tunggu, Saemi langsung menyongsong Rowoon dengan memeluk pergelangan tangannya sehingga membuat pria itu merasa sedikit tak nyaman.

"Maaf Jaeha eomma, saya rasa ini tidak benar," ucap Rowoon berusaha melepas pegangan Saemi di tangannya.

"Wae.. apakah dokter sudah tidak menyukaiku lagi?" Saemi menatap dokter tampan yang ada di depannya.

"Bukan seperti itu. Anda salah sangka terhadap saya. Dan sekali lagi maaf, sebaiknya Jaeha eomma tidak menyukai saya lagi."

"Kenapa? Bukankah dokter juga suka padaku, buktinya dokter mau kuajak minum teh bersamaku?" tanya Saemi heran dengan sikap Rowoon yang tidak seagresif dulu saat laki-laki itu meminta alamat Hyeyoon padanya.

"Maaf kalau untuk hal itu, karena saya membutuhkan sesuatu dari anda. Maaf sudah memanfaatkan anda Jaeha eomma." Rowoon membungkuk minta maaf.

"Apa yang dr Kim bicarakan?" Saemi tak mengerti.

Between You, Me, and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang