16

221 54 9
                                    

Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
Happy Reading~

Juanda dibuat panik pagi pagi, karena semalam tidak bisa tidur, hari ini bangun agak terlambat. Satu jam lagi jam kuliah pagi nya dimulai.

Penyebab Juanda tidak bisa tidur adalah ponselnya yang tidak mau berhenti berbunyi. Banyak sekali pesan dan panggilan masuk dari nomer asing yang sebelumnya juga pernah mengirim pesan sapaan pada Juanda. Awalnya Juanda masih merespon pesan pesan singkat yang diterimanya, tapi semakin lama, kalimat yang dibacanya semakin aneh dan mengerikan. Beberapa diantaranya berbentuk kalimat sarkastik yang terkesan seperti ancaman.
Juanda bisa saja mengubah pengaturan ponselnya menjadi mode senyap, tapi dia tidak melakukannya, ingin melihat seberapa jauh seseorang itu bertindak. Dan jujur, Juanda menjadi lebih sulit tidur karena tidak tenang dibuatnya.

"Kok gak ada yang bangunin gue?" Omel Juanda pada Julian yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Telat emang?"

"Ya iya lah." Juanda berlari kecil keluar dari kamar mandi, segera berganti pakaian dan berangkat ke kampus.

"Sarapan dulu, oi." Tegur Dimas.

"Gausah, makasih."

Juanda lebih memilih menggunakan motornya hari ini. Tidak mau terjebak macet dan menambah panjang rentetan musibahnya di pagi hari. Juanda lebih menaikkan kecepatan motornya.

Lagi. Juanda panik. Rem motor tidak berfungsi semestinya, sudah ditekan dengan kuat pun laju motornya tidak kunjung melambat.

"Loh." Gumam Juanda panik. Keringat dingin mulai turun dari pelipisnya.

Juanda masih terus berusaha menghentikan laju motornya, atau paling tidak kecepatannya berkurang. Tapi nihil.
Sial, dari arah berlawanan ada mobil pick up dengan kecepatan cukup kencang. Juanda sulit menghindar karena jalanan cukup penuh dan sempit.

"Sial." Dengan timing yang pas, Juanda membanting setir ke arah trotoar. Bagian depan motornya menghantam tiang listrik cukup kuat. Tubuhnya terseret lumayan jauh.

Penduduk dan orang orang yang kebetulan lewat segera menghampiri Juanda, menanyakan kondisi dan beberapa mulai heboh menghubungi ambulan. Bercak darah sudah jelas dimana mana.

Seseorang menepuk pipinya keras berulang kali dan berteriak, "Kang! tetep sadar, matanya jangan merem. Bentar lagi ambulan dateng. Akang tungguin!"

Juanda berusaha mempertahankan kesadarannya, tapi kepalanya berat dan sakit. Ngilu menjalar diseluruh tubuhnya.

Sebelum sepenuhnya kehilangan kesadaran, Juanda menepuk saku jaketnya dan bergumam, "Senja. Tolong." Katanya terputus putus lalu matanya terpejam.

Ditempat lain, Senja sedang menikmati camilan di kantin dengan Ara, Kiara, Julia, dan Mia. Lagi lagi Mia hadir diantara mereka tanpa diminta. Senja dan lainnya bahkan sudah terbiasa meskipun kadang merasa risih dengan kehadirannya.

JUANDA | Jungwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang