6

299 60 4
                                    

Sore ini setelah selesai kuliah, Senja dan tiga orang temannya pergi ke sebuah cafe untuk diskusi kelompok. Disana ada Ara, Julia, Kiara dan Senja.

"Duduk sana aja gimana?" Usul Julia sambil menunjuk meja dekat dinding kaca. Yang lain mengangguk setuju.

Kebetulan sore itu cafe sedang sepi pengunjung. Mereka jadi bisa berdiskusi dengan nyaman. Mereka tebak diskusi ini akan berlangsung hingga malam.

"Ki, lo bawa file yang minggu lalu gue kasih ga?" Tanya Ara sambil membuka laptop miliknya. Mulutnya menyesap jus alpukat yang telah dipesan sepuluh menit yang lalu.

"Bawa kok. Yang bawa modulnya Julia kan?" Kiara memastikan. Julia merasa terpanggil lalu mengangguk, "Iya."

"Nja, bengong aja." Tegur Kiara begitu mendapati Senja hanya melamun menatap luar.

"Engga." Jawabnya cepat lalu menyomot potongan kentang goreng di meja.

"Gue kurang paham materi yang ini deh. Udah dijelasin sama Andre juga tetep gak paham." Celetuk Ara sambil menunjuk beberapa baris kalimat diatas catatan Senja.

"Ah, punya pacar asdos apa gunanya sih, Ra?" Keluh Julia bercanda.

"Lagian Andre ganteng banget. Jadi kalau dia jelasin materi gue suka gagal fokus. Malah senyum senyum sendiri."

"Sumpah ya gue tuh gak ngerti sama otak lo, Ra." Sahut Senja tidak habis pikir, "Heh, ayo selesein dulu ini. Udah jam setengah tujuh." Tegur Kiara frustasi dengan tumpukan materi dihadapan mereka.

Diskusi benar benar selesai jam delapan malam. Tapi mereka memilih tidak langsung pulang. Ingin duduk santai hingga puas bercerita.

"Julia!" Seru Senja tiba tiba. Si pemilik nama kontan terkejut.

"Apasih?! Kaget gue." Protes Julia kesal.

"Tau ah, gabisa biasa aja?" Ara menimpali.

"Julia, lo jadian ga bilang bilang ke kita ya?!" Tembak Senja langsung.

"Beneran, Li? Wah kebangetan lo." Kiara ikut bersuara.

"Tuhkan. Gue tau pasti mau bahas ini. Iya gue jadian. Baru beberapa hari sih, gue mau cerita tuh malu. Takutnya kaya yang dulu dulu."

"Kok lo tau sih, Nja?" Tanya Ara.

"Gue tuh mau dijodohin sama orang tua gue. Tapi dia gamau, gue juga. Ternyata dia udah punya pacar. Pas gue iseng tanya siapa, ternyata temen kita. Juliaaa!" Senja berseru heboh. Beruntung cafe sudah lebih sepi.

Julia tidak kaget, karena Yudha sudah menceritakan semua padanya. Tidak ada yang terlewat sedikitpun. Tapi dia tidak menyangka kalau yang dijodohkan dengan Yudha adalah Senja.

"Sumpah deh. Kalian kaya di ftv. Heran gue." Kiara melipat tangannya didepan dada.

"Namanya siapa? Ganteng gak?" Tanya Ara melotot kearah Julia.

"Yudha. Ganteng lah cowo gue." Sombong Julia.

Semuanya larut dalam obrolan ringan malam itu. Baik Ara, Julia, Kiara maupun Senja tidak ada yang sadar jika waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Kiara pulang bersama menggunakan mobil Julia. Sedangkan Ara menghubungi Andre minta dijemput.

"Lo gimana, Nja?" Tanya Kiara memastikan.

"Naik ojol mungkin. Duluan aja kalian." Jawab Senja tenang. Julia terlihat sedikit khawatir, jam segini Senja naik transportasi umum, takutnya jika terjadi apa apa nanti.

"Mending minta jemput siapa gitu. Gue takut kalo ada apa apa." Usul Julia.

"Ga papa, Li. Udah duluan aja." Senja mendorong tubuh teman temannya agar segera pulang dan tidak perlu memerdulikan dirinya.

JUANDA | Jungwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang