"Aduh Mas, gimana ini dompet saya gak ada di tas."
Juanda bisa lihat dengan jelas, perempuan didepannya sedang panik hebat. Juanda juga bisa dengar kalau perempuan itu lupa membawa dompet berisi uang saat mengisi bensin.
Antrian pembeli makin mengular, sementara petugas pom bensin enggan melepaskan perempuan itu, menuntut agar membayar tagihan saat itu juga. Juanda tidak habis pikir, bisa saja perempuan itu disuruh minggir dulu 'kan.
"Mas, pake uang saya aja." Juanda menyerahkan dua lembar uang sepuluh ribuan di depan petugas pom bensin.
"Pacarnya ya?" Tanya si petugas. Sempat-sempatnya?
"Gak penting, Mas. Mbaknya udah boleh pergi 'kan? Antrian udah panjang." Jawab Juanda cuek sambil menunjukkan antrian dengan dagunya.
"Yaudah." Jawab petugas itu singkat. Perempuan itu segera memajukan motornya agar antrian tidak semakin mengular.
Niat Juanda untuk segera pulang akan segera terealisasi. Kepalanya seperti mau meledak. Mata kuliah yang mengharuskan dia menyerap kata demi kata membuat Juanda benar benar kesal, tapi tidak ada pilihan lain selain tetap menghadirinya. Huh.
Baru saja Juanda mau menyalakan mesin motornya, telinganya menangkap suara cukup keras dari sebrang jalan.
"Mas!" Oh, ternyata perempuan tadi. Juanda menunjuk dirinya sendiri. "Gue?" Katanya tanpa suara.
Perempuan itu mengangguk semangat. "Iya! Tunggu sana bentar!" Jawabnya sambil berlari kecil.
"Btw, makasih banget tadi. Dompet gue ilang. Besok gue ganti deh."
"Gak perlu." Jawab Juanda seadanya.
"Perlu. Kita gak kenal, dan lo bantuin gue. Perlu lah gue ganti. Bilang lo fakultas mana biar gue kesana besok." Cecar perempuan itu.
"Boga." Jawab Juanda akhirnya. Dengan cepat tangannya bergerak memakaikan helm ke kepalanya.
"Boga? Oh gue Sastra Inggris." Ocehnya tanpa ditanya.
Juanda mengangguk singkat, "Ooh."
"Gue Senja. Lo?" Juanda memandang uluran tangan perempuan yang mengaku bernama Senja itu.
"Juanda. Udah ya? Gue mau pulang." Senja mendecih. Berpikir kalau laki-laki didepannya ini terlalu to the point.
"Iya iya. Besok ketemu di kantin fakultas lo aja ya." Juanda mengangguk lalu tersenyum sekilas sebelum menyalakan motornya dan segera berlalu.
"Loh, gimana ketemunya. Kan gue gapunya nomernya." Gerutu Senja menepuk dahinya keras. "Bego."
___
"Kalian tau yang namanya Juanda gak?" Sedari tadi Senja hanya mondar mandir mencari Juanda. Berniat menepati janjinya untuk mengganti uang yang ia pinjam.
"Juanda? Ada di kelas." Jawab laki-laki tadi sambil menunjuk kelas yang dimaksud.
"Makasih ya." Jawab Senja lalu segera berlari menuju kelas Juanda.
"Juanda! Ada yang nyari lo nih!" Teriak Karina--teman sekelas Juanda--dari depan pintu.
"Wih, pacar baru, Ju?" Goda Lucas begitu melihat Senja didepan pintu sambil tersenyum.
"Gak. Bentar." Jawab Juanda singkat lalu pergi menghampiri Senja.
"Kok disini? Lo bilang di kantin fakultas aja?" Tanya Juanda bingung.
"Gue baru inget, gimana janjiannya kalo kita ga punya kontak masing-masing. Yaudah gue samperin aja ke kelas lo." Jawab Senja panjang lebar. Juanda mengangguk tanda mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUANDA | Jungwoo ✓
FanfictionSeutas panjang kisah pertemuan yang klise dan membosankan. Awal pertemuan dan awal pacaran yang kelihatannya 'mudah'. Tapi apapun didunia ini tidak mungkin akan berjalan dengan mulus terus menerus. Sanggupkah mereka berjuang hingga saat bahagianya...