2

452 89 9
                                    

"Juanda!" Si pemilik nama kontan menengok kearah sumber suara. Dia lihat senja melambaikan tangannya dengan semangat. Juanda melajukan CBR nya hingga ke tempat Senja berdiri.

"Bawa helm, 'kan?" Tanya Juanda.

"Bawa, dong!" Jawab Senja percaya diri.

"Yaudah, naik," Balas Juanda mengangkat dagu. Senja menurut, naik ke jok belakang Juanda dengan hati-hati.

"Ayo, nunggu apa?" Tanya Senja karena Juanda tidak kunjung melajukan motornya.

"Pegangan." Senja mendelik, lalu meremas kedua sisi jaket denim Juanda.

Juanda memberhentikan motornya di lahan parkir salah satu restoran cepat saji. Tangannya bergerak melepas helm dikepalanya.

Keduanya masuk beriringan. Langit terlihat semakin menggelap, sepertinya akan hujan. "Lo bawa jas hujan?" Tanya Juanda pada Senja yang dijawab gelengan cepat.

"Kok gak? Kan musim ujan." Tanya Juanda tak habis pikir.

"Lupa, jas hujan nya ada di jok motor. Gue gak bawa, kan lo jemput." Senja meringis. Juanda mendecih.

Keduanya duduk di meja yang berdekatan dengan jendela, siapapun yang melihat pasti akan mengira kalau mereka pacaran.

"Mau pesen apa?" Juanda berdiri hendak memesan menu untuk mereka berdua.

"Samain aja deh, tapi harus ada kentang goreng ya. Nih uangnya." Jawab Senja menampilkan deretan gigi rapih nya. Juanda mengangguk dan berlalu.

Juanda kembali dengan membawa nampan berisi makanan dan dua gelas minuman berukuran besar. Juanda meletakkan bawaannya diatas meja dan segera duduk.

"Makasih." Ucap Senja ditanggapi anggukan dan senyuman dari juanda.

"Banyakin senyum. Jangan jutek-jutek." Oceh Senja saat menyadari kalau senyum Juanda itu-----lucu.

"Masa jutek?" Senja mengangguk mantap.

"Lo asli sini, Ju?" Tanya Senja mencoba agar suasana lebih santai.

"Enggak, gue asli Surabaya." Jawab Juanda sambil mengunyah kentang goreng miliknya.

"Kenapa kuliah jauh-jauh ke Bandung? Di Surabaya kan banyak kampus?"

"Beasiswa." Jawabnya singkat.

Wow. Pikir Senja.

"Pinter dong lo."

"Gak sih. Masih belajar juga." Jawab Juanda merendah. Senja menatapnya kesal.

"Eh tapi, pas lo kenalan sama gue, nama lo kek ga asing, tau. Ternyata emang nama bandara di Surabaya nggak sih? Itu alasan lo dikasih nama Juanda?" Tanya Senja random.

"Iya untuk pertanyaan lo yang pertama. Untuk pertanyaan yang kedua gue gatau. Mana kepikiran gue kenapa dikasi nama kaya begini. aneh lo."

"Kok lo nyolot sih." Senja protes dan Juanda terkekeh.

"Lo asli sini?" Tanya Juanda basa-basi.

"Iya, tapi gue ngekos soalnya rumah gue jauh."

"Emang gue nanya rumah lo jauh apa enggak?" Jawab Juanda usil.

"Ngeselin lo."

Keduanya menoleh cepat saat mendengar suara hujan sudah mulai kencang diluar. Juanda menatap Senja, begitu juga sebaliknya.

"Mampus, gimana dong gue gabawa jas hujan." Senja mulai terkena serangan panik.

"Gamau tau, pokonya lo nanti gue tinggal."

JUANDA | Jungwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang