"Bang, helm lo udah gue balikin. Semalem gue pinjem." Kata Juanda menghampiri Dimas yang sedang membuat teh hangat di dapur.
"Habis kemana pinjem helm gue? Helm lo rusak emang?" Tanya Dimas.
"Nggak. Kemarin nganter Senja balik. Dia ga bawa helm, soalnya pas berangkat nebeng mobil Julia." Jawab Juanda lalu berjalan menuju ruang tamu.
"Sebenernya kalian ada hubungan apa?"
"Gak ada tuh."
Sekarang baru setengah enam pagi, Juanda sudah hampir selesai bersiap untuk kelas jam delapan, tapi dia akan berangkat lebih awal untuk menjemput Senja. Sedangkan Dimas tidak ada kelas hari ini.
"Terus, lo sama Julia kenapa jadi kaya orang gak kenal?" Tanya Dimas lagi.
"Gatau ya, bang. Mungkin karena gue takut suka sama dia lagi." Jawab Juanda terus terang. Dimas mengangguk.
"Jangan pake Senja buat pelampiasan ya, Ju. Gue ingetin. Jangan sampe gue punya temen brengsek nanti." Peringat Dimas halus.
"Gak kok. Lo bisa pegang omongan gue."
Ujar Juanda, berjalan ke dapur untuk membuat sarapan. Omelette dengan macam macam isian menjadi pilihan tepat setiap pagi."Nitip, Ju." Teriak Dimas dari ruang tamu.
"Bang Julian belum bangun?" Terdengar suara Juanda dari arah dapur.
"Belum. Gue bangunin aja apa ya?"
"Bangunin. Sekalian sarapan." Titah Juanda.
Sementara Juanda menyiapkan semua bahan dan alat. Dimas beranjak dari ruang tamu menuju kamar Julian yang terletak paling depan.
"Jul, bangun lo. Sarapan." Dimas menggoyang goyangkan pundak Julian. Yang dibangunkan hanya melenguh pelan.
"Bangun, Jul. Elah susah banget dibangunin." Dimas masih terus nengusik tidur Julian agar mau bangun dan sarapan.
"Iya ini bangun." Julian duduk dan meregangkan badannya.
"Bang! Masih lama gak?" Teriak Juanda dari sofa ruang tamu. Sebenarnya disana tersedia meja makan, tapi tidak pernah difungsikan sesuai kegunaannya. Mereka lebih suka makan di ruang tamu sambil menonton televisi.
Dimas keluar kamar disusul Julian dengan rambut singa dan wajah bangun tidurnya.
"Nasi sama telurnya di dapur." Kata Juanda sambil menggonta ganti chanel televisi. Jika tidak ada yang sesuai selera tontonannya, akan ia matikan.
"Enak, Ju." Puji Julian setelah mencicipi omelette spesial buatan Juanda.
"Gak sikat gigi dulu anjir."
"Ntar aja selesai makan, daripada kotor lagi." Jawab Julian ngasal.
Juanda terkikik sambil menyuap makanannya.
Dia sudah selesai dengan sepiring menu sarapannya, hanya kurang menandaskan segelas air putih yang ia bawa sekalian bersama dengan makanannya.Juanda
Jadi ya.
Setengah tujuh gue sampe sanaSenja
Beneran ga masalah Ju?
Lo kan ada kelasnya jam delapanJuanda
Ya terus?
Kan bisa ke perpus duluSenja
Yaudah
Gue siap siap duluread
Juanda menenggak sekaligus air putih miliknya dan segera ke wastafel untuk mencuci piring bekas sarapan dan beberapa peralatan yang dipakainya memasak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUANDA | Jungwoo ✓
Fiksi PenggemarSeutas panjang kisah pertemuan yang klise dan membosankan. Awal pertemuan dan awal pacaran yang kelihatannya 'mudah'. Tapi apapun didunia ini tidak mungkin akan berjalan dengan mulus terus menerus. Sanggupkah mereka berjuang hingga saat bahagianya...