Part 15

5.5K 731 111
                                    






" Aak. Lakukan dengan pelan Reonjeonaa."





" Ya! Kau terus saja merengek!"





" Appoo! Ais jinjja! Biarkan saja seperti ini! Nanti juga sembuh sendiri!"




" Ya! Jaemin-ah! Duduk atau tidur di luar!"

" Ya Reonjonah. Bukankah perkataan seperti itu hanya ada di drama-drama?"


" Aku serius ya Jaemin."


" Ahh. Tapi sakit--- aakk! Ya! Kenapa memukulku!"

" Ya ada anak-anakmu! Kamu mau mereka berfikir kalau ayahnya itu lemah. Terluka saja jejeritan seperti perawan. Nanti kalau seandainya mereka terluka, mereka juga tidak mau di obati tau." Desisan menyapa telinga Jaemin. Jaemin menekuk bibirnya.


Jaemin kini menoleh ke arah kedua anaknya yang sedang menonton pertengkaran mereka dari atas sofa, menatap Jaemin Renjun bergantian seakan-akan sedang menyaksikan pertandingan tenis.


" Appa sakit sekali ya?" Tanya Orion setelah mereka semua berdiam diri.

" Ye, appa kalian sangat sakit. Jadi bisakah kalian berdua segera masuk ke kamar dan tidur?" Renjun yang menjawab.

" Ne. Kami akan tidur." Jawab Leo dan langsung membungkam Orion yang hendak melayangkan protes. Si bungsu Park itu masih ingin melihat pekikan tersiksa appanya. Orion sangat menyukainya.

" Kajja kita tidur Rionie." Ajak Leo yang langsung melengserkan tubuhnya turun dari sofa sembari menarik baju Orion. Mau tak mau Orion harus menyudahi acara menonton serunya.


" Eomma appa. Kami tidur dulu ne." Pamit Leo sembari menyeret Orion.

" Eomma jangan lupa kecupan selamat tidurnya!" Pekik Orion.

" Ne. Nanti eomma kesana dan akan memberikan kalian kecupan selamat tidur." Seru Renjun karna anaknya sudah menghilang dari pandangannya.




" Nah. Sekarang tolong jelaskan. Ini kenapa?" Tanya Renjun setelah mendengar anak-anaknya menutup pintu kamar mereka.

Jaemin kini membalikkan badan sepenuhnya menghadap Renjun. Ia meraih kaos oblongnya berencana hendak mengenakannya kembali. Tapi urung karna Renjun menahannya.


" Berbalik. Aku akan mengobatinya. Selagi aku mengobati, tolong ceritakan semuanya." Ujar Renjun sembari mendorong pundak kiri Jaemin memintanya untuk berbalik.

Dengan malas-malasan ia berbalik kembali memunggungi Renjun.


" Aku menolong Han Jisung." Ujar Jaemin memulai ceritanya. Renjun yang hendak menuangkan antiseptik ke kapas itu terhenti sejenak.

" Wae? Han Jisung kenapa?" Tanya Renjun sembari melanjutkan pekerjaannya.

" Dia di keroyok."

" Wae? Waeyo?"

" Katanya sih kemungkinan besar orang-orang yang mengeroyoknya itu adalah orang suruhan saingannya saat mengikuti even rapp."

" Mungkinkah?" Tanya Renjun sangsi. Sejenak tangannya berhenti bergerak saat mendengar cerita Jaemin.


" Dia tidak pernah me---- Ahk! Pelan-pelan Reonjeonah." Jaemin tersentak kaget ketika kapas yang di lumuri antiseptik itu mengenai luka memanjang di punggungnya.


" Tahan sedikit kan bisa. Ah tapi ini tidak sedikit, lukamu terlalu panjang. Kamu harus menahannya! Jangan berteriak lagi, anak-anak sudah tidur. Kamu akan membangunkan mereka."


Enemy | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang