Part 6

8.3K 1.2K 133
                                    



Jaemin mengerjap pelan ketika netranya terasa perih karna cahaya matahari berlomba-lomba menerobos kelopak matanya. Jaemin menggeliat pelan sebelum benar-benar membuka matanya secara menyeluruh.



" Selamat pagi, Tuan Muda Park."





Jaemin tersenyum senang menatap sesosok bidadari berwujud seorang namja mungil yang kini tengah berdiri berlatar cahaya pagi yang menembus dinding full kaca yang menampakan view gedung-gedung pencakar langit.





" Selamat pagi juga Taipan Muda Huang."





" Itu tidak lucu Jaemin."





Jaemin terkekeh pelan.



" Segera mandi dan segera susul aku ke meja makan."





" Jam berapa sekarang?"



Renjun mengangkat lengannya menatap apple watch berwarna putih yang melingkar di lengannya.


" Jam 8."




" Baiklah, bangunkan aku jam 9." Ujar Jaemin sembari menarik kembali selimutnya.


" Bangun atau ku bawakan air es?"



Jaemin terlonjak dan segera duduk, disingkirkannya selimut dan lari terbirit ke kamar mandi. Renjun menghela nafas pelan lalu berjalan mendekat ke ranjang dan mulai membereskan selimut dan bantal.



*
*
*



Renjun hanya tersenyum ketika sebuah lengan kini telah melingkar di perutnya yang tengah menata makanan di atas meja. Renjun merasakan sebuah kecupan mendarat di pucuk kepalanya.




" Harum sekali." Suara berat itu mulai menyapa indra pendengarannya.




Renjun segera berbalik, masih di dalam pelukan Jaemin. Menatap kekasihnya dengan surai hitam yang terlihat masih basah. Handuk putih masih terkalung di lehernya.



" Aku tidak menemukan hairdrayer dimanapun." Ujarnya lembut dengan suara beratnya. Renjun tersenyum, tangan Jaemin tidak melepaskan pinggangnya.




" Aku lupa membelinya." Jawab Renjun. Jaemin mengangguk pelan, matanya melirik semua makanan yang ada di meja makan. Tapi tatapannya segera beralih ketika merasakan handuk lembut mengusak rambutnya. Renjun dengan cekatan berusaha mengeringkan rambutnya.





Pandangan mata mereka bertemu, Jaemin menyelami manik serupa rubah itu. Sesaat ia merasa tenggelam di manik coklat terang itu. Hingga tanpa sadar kepalanya terus saja merunduk mengikis jarak di antara keduanya.




Matanya perlahan menutup ketika bibirnya dan bibir Renjun hanya terpaut 1mili. Sedetik kemudian perasaannya menghangat ketika bibirnya sukses menyentuh permukaan lembut bibir semerah cherrynya Renjun. Bahkan ia tak merasakan handuk yang di pegang Renjun telah terjatuh di balik punggung lebarnya.




Untuk sesaat Jaemin membiarkan bibirnya menekan permukaan lembut bibir Renjun sebelum melepasnya. Menatap Renjun yang kini perlahan juga ikut membuka kedua matanya, menatap Jaemin sebelum rona merah muda mengambil alih wajahnya.





" First kiss kita setelah sekian lama berpacaran." Ujar Jaemin pelan membuat Renjun yang wajahnya telah memerah itu tak bisa berkata apa-apa.





Jaemin melepaskan pelukannya dari pinggang Renjun. Dan tersenyum geli ketika melihat Renjun yang langsung salah tingkah itu.




" Ayo sarapan."




Enemy | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang