Part 20

5K 665 156
                                    


" Selamat malam tuan."



Zitao hanya menoleh sekilas ke salah satu bodyguard yang membukakan pintu kamar besar itu sebelum melenggang masuk ke dalamnya.



Setelah Zitao masuk, pintu kembali tertutup. Ia hanya terdiam di posisinya setelah melihat ke sebuah ranjang yang tengah di tiduri oleh seorang pemuda kurus pucat dengan selang infus di tusukkan ke tangannya. Matanya terbuka, tapi sama sekali tidak berniat melirik Zitao yang baru saja datang.




Zitao merasa dadanya sangat sesak sekarang.




Zitao menghela nafasnya pelan sebelum kembali melangkah mendekat ke arah ranjang besar yang terletak di tengah-tengah kamar bak istana itu.




Zitao duduk perlahan di pinggir ranjang itu lalu mengusap pelan jemari yang tangannya di tusuki infus itu dengan lembut.




" Renjun? Sayang?" Panggilnya.




Ya, pemuda yang tengah tergeletak tak berdaya itu memanglah Huang Renjun, mantan istri Park Jaemin kita.





" Renjun?" Ulang Zitao ketika Renjun sama sekali tidak meresponnya.




Kali ini Renjun menoleh sekilas ke arahnya sebelum kembali ke posisi semula.




" Maafkan baba karna baru melihatmu. Baba sangat sibuk. Kamu ingat defisit yang di alami perusahaan kan?"




"......"






" Baba tidak akan menyalahkanmu atas apa yang terjadi. Tapi baba akan membalaskan dendammu kepada si sialan Park itu."




"......"






" Baba akan membunuhnya."





Renjun segera menoleh ke arah Zitao yang terlihat menahan amarahnya.




" Baba?"




Zitao segera mengambil tangan kurus Renjun yang terbebas dari infus.





" Katakan sayang. Apa yang bisa baba lakukan untukmu?" Tanya Tao penuh harap.




" Jangan lakukan apapun."




Jawaban Renjun mengejutkan Zitao.





" Tidak bisa----"




" Baba. Tolong." Potong Renjun.




" Tapi nak."





" Daripada baba mengurusi semua dendam-dendam lama itu. Tidak bisakah baba berhenti? Setelah 6 tahun, baru kali ini kita bertatap muka kembali. Dan baba masih saja mengurusi dendam lama baba."





" Bagaimana baba tidak dendam jika anak tunggal baba di sakiti seperti ini."





" Renjun tidak apa-apa."






" Tidak apa-apa? Selama sebulan kamu hanya bisa berbaring tanpa melakukan apapun, kamu bilang tidak apa-apa."





" Jangan mengajakku berdebat." Ujar Renjun.





" Aku tau apa yang ku lakukan. Lagipula mereka bisa apa tanpa harta di luaran sana." Lanjut Renjun.




Zitao menatap anaknya itu dengan tatapan serius. Seganas apapun Renjun, babanya itu tetap menakutkan di matanya ketika marah ataupun serius.




Enemy | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang