Part 17

4.3K 662 244
                                    

Hm. Gua mau ngakak dulu. Hehe.

-------------------------------------------------------



Jaemin terbangun setelah mendengar suara tangisan seseorang, tangisan itu terdengar cukup dekat. Matanya yang berat sangat sulit untuk di buka, tapi rasa khawatirnya membuat ia tetap bersuara.

" Ren-ah? Kenapa menangis?" Tanya Jaemin dengan suara beratnya yang sangat serak.

Hening. Suara tangisan itu terhenti, namun tidak ada jawaban sama sekali. Beberapa detik kemudian tangisan itu kembali pecah, tapi kali ini jauh lebih keras, lebih mirip raungan, membuat Jaemin terjaga sepenuhnya. Jaemin bangkit dari tidurnya.

" Re--- HAN?!" Jaemin terkejut luarbiasa ketika melihat bukan Renjun lah yang menangis di dekatnya. Tapi Han, dengan setengah tubuh tertutupi selimut. Dan yang membuat Jaemin lebih terkejut itu adalah Han yang memunggunginya, tanpa mengenakan sehelai benangpun.

Jaemin segera menunduk untuk melihat keadaannya sendiri. Sembari berdoa sekuat tenaga agar apa yang terlintas di otaknya tidak benar-benar terjadi.

Tapi.

Tidak.

Ia juga dalam keadaan yang sama.



Seketika dunia Jaemin seakan runtuh. Kilas ingatan tentang tadi malam berputar di kepalanya. Semalam ia ikut menemani Han mabuk-mabukan, dan Jaemin hanya ingat itu. Apa yang terjadi setelahnya Jaemin juga tidak tau.

Suara tangisan Han kembali menyadarkannya. Jaemin gugup luarbiasa. Rasa pengar yang masih mendominasi membuat kepalanya semakin sakit.

Ingin rasanya ia menangis bersama Han setelah teringat istri dan anak-anaknya.

' Renjun, Rion, Leo--- Mianhe.'


*
*
*

Jaemin dengan ragu mendorong pintu restorannya. Hingar bingar suara pengunjung yang sedang ramai memasuki rungunya.

" Selamat da--- Jaem?! Kenapa baru datang? Renjun mencarimu tadi kesini." Minho yang selalu menyambut para pengunjung itu pun kini sangat kaget melihat kedatangan sang boss muda.

" Lalu Renjun masih disini?" Tanya Jaemin dengan nada suara sedikit cemas. Wajahnya agak pucat.

Minho menggeleng membuat Jaemin mendesah lega.

" Ani. Dia sudah pulang beberapa jam yang lalu. Kamu kemana? Kenapa Renjun sampai mencarimu? Katanya semalam kamu tidak pulang." Minho memberondong Jaemin dengan pertanyaan.

" Aku lelah hyung. Aku ingin ke ruanganku dulu." Ujar Jaemin. Minho yang mengerti keadaan langsung mengangguk.

" Baiklah."

" Bisa antarkan aku segelas americano hyung? Yang paling pahit." Ujar Jaemin. Minho mengangguk.

" Gurrae. Nanti hyung antarkan ke ruanganmu."

" Gomawo hyung."

*
*
*

Jaemin membiarkan rasa yang begitu pahit menyapa lidahnya. Beberapa saat yang lalu ia berusaha menelpon Renjun. Tapi ponsel sang istri tidak aktif. Akhirnya ia mengirim pesan untuk sang istri dan mengatakan semalam ia bertemu dengan teman lamanya dan dia di ajak minum-minum ke sebuah bar.

Jaemin menghela nafas. Kebohongan pertamanya kepada Renjun setelah bertahun-tahun menjalin hubungan hingga kini mempunyai 2 anak kembar.

Jaemin di gerogoti rasa takut sekarang. Takut jika Renjun mengetahui apa yang telah di perbuatnya. Takut Renjunnya terluka. Takut Renjunnya hancur.

Enemy | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang