Part 3

12.1K 1.7K 118
                                    


Jaemin beranjak keluar dari kelasnya di iringi Jeno yang sedang bercakap-cakap dengan Yangyang. Pemuda Park itu mengeluarkan ponselnya hendak menelpon sang supir pribadi untuk menjemput karna hari ini ia tidak mempunyai kegiatan apapun sepulang sekolah.



Belum sempat Jaemin membuka Lockscreen ponselnya, sebuah panggilan masuk menginterupsi kegiatannya. Sebuah nama yang terpampang di layar ponselnya membuat Jaemin otomatis tersenyum.




" Yeoboseyo."




" Jaemin-ah. Ikut aku."




" Gabjagi? Eoddi?"





" Ku tunggu di taman air mancur di depan gedung Theater."




" Tapi--- Halo? Sayang? Halo? Aiss!" Jaemin menatap ponselnya kesal.





" Ada apa Jaem?" Tanya Jeno, Yangyang juga ikut menatap Jaemin yang terlihat kesal.




" Tidak apa. Aku duluan. Bye."




" Bye." Jawab Jeno dan Yangyang bersamaan.



*
*
*


Jaeminn melangkah ragu ke arah mobil Audi A7 milik Renjun yang terparkir di sisi utara taman air mancur. Jaemin menoleh ke kiri dan kanannya, takut-takut jika ada seseorang yang di kenalnya melihatnya berada di dekat mobil anak keluarga konglomerat China itu.


" Jaemin. Palli!"



Jaemin mempercepat langkahnya saat melihat Renjun membuka kaca mobil dan memanggilnya. Jaemin segera membuka pintu belakang dan duduk di sebelah Renjun.


Jaemin melirik seseorang yang tidak di kenalnya duduk di belakang kemudi.


" Qian Kun, supirku yang baru. Sebenarnya Kun hyung ini supir pribadinya Chenle, tapi aku memintanya untuk menjadi supir pribadiku saat Jacob di tugaskan untuk jadi supir pribadi mama."


Tanpa di minta, Renjun menjelaskan kepada Jaemin yang kini telah beralih menatapnya. Ngomong-ngomong, Jacob adalah supir Renjun yang biasa mengantar jemputnya kemana-mana.


" Dan Kun Hyung tentu saja bisa menjaga rahasia. Kamu sudah menelepon supirmu? Karna mungkin kita akan pulang sedikit malam nantinya."


Jaemin mengangguk.


" Kita kemana?"



" Rahasia."


Jaemin mendengus kesal. Melihat itu Renjun tertawa.


" Jalan Ge." Perintahnya kepada Kun. Kun mengangguk lalu mulai membawa mobilnya menuju gerbang utama sekolah elite itu.

" Sebentar lagi kamu juga akan tau, Park."


" Memangnya apa bedanya sekarang dan sebentar lagi?"

" Tentu saja beda. Karna ini surprise."

Jaemin memilih mengalah. Pemuda itu tersenyum memandang wajah ceria kekasihnya yang biasanya terlihat dingin dan sinis ketika di luaran sana. Jaemin meraih tangan Renjun ragu-ragu. Selama 2 tahun pacaran, sangat jarang mereka melakukan skinship, hanya beberapa kali saling berpegangan tangan. Dan yang paling jauh hanya berpelukan sekilas atau pernah sekali Jaemin memberanikan diri mencium pipi Renjun. Kebanyakan mereka berhubungan lewat ponsel atau saling memandang dari kejauhan. Yang paling intens itu hanyalah setiap akhir pekan bertemu di sebuah cafe yang tidak begitu mencolok setiap sore harinya di daerah Itaewon. Atau setiap Jaemin berlatih basket dengan anggota ekskul basketnya, Renjun akan setia duduk di tribun menunggui Jaemin hingga selesai berlatih, memberikannya minuman dan handuk kecil saat istirahat. Dan akan pulang ketika Jaemin selesai. Mereka hanya berbicara dengan pandangan mata.


Enemy | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang