6 years later....
Jaemin membawa nampan yang berisi bubur dan teh madu ke kamarnya. Saat ia hampir mencapai pintu, 2 anak kecil berlarian menyalipnya hingga tubuhnya terhuyung hingga bubur dan teh madu itu hampir melompat dari nampannya. Untung Jaemin segera menyeimbangkannya kembali.
" Leo! Orion! Jangan lari-larian! Astaga!" Jaemin berseru kepada si kembar. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ranjang yang di atasnya Renjun tengah berbaring dan si kembar yang sudah berada di kedua sisi eommanya itu.
" Leo-ya, Rion-ie. Dengarkan appa kalian." Tegur Renjun saat Jaemin telah berdiri di pinggiran ranjangnya.
" Kenapa eomma masih disini?" Tanya si sulung Leo.
" Eomma tidak mengantar kami?" Tanya si bungsu Orion ikut-ikutan.
" Eomma kalian sakit. Jadi hari ini appa yang akan mengantar kalian ke sekolah." Ujar Jaemin masih dengan nampan di tangannya.
" Shirreo!"
" Eh??" Renjun berjengit kaget saat mendengar seruan kedua anaknya itu.
" Kami mau Eomma!" Tegas Leo.
" No no no! Kalian tidak melihat Eomma kalian sedang sakit eoh?" Sahut Jaemin.
" Eommaaa!!" Seru Orion sembari memeluk lengan Renjun.
" Rion-ie, Eomma sedang tidak enak badan. Hari ini kalian di antarkan appa saja, ne?" Ujar Renjun lembut sembari mengelus pelan rambut coklat terang anak bungsunya.
" Eommaaaa!!"
Renjun menoleh ke sisi di sebelahnya, di sana anak sulungnya tengah cemberut dengat mempoutkan bibir merah mungilnya.
Jaemin menghela nafas. Tangannya kesemutan sekarang.
" Leo-ya, Eomma sedang tidak enak badan sekarang. Hari ini kalian di antarkan appa saja ne?" Ujar Renjun lagi sembari mengelus pelan rambut hitam pekat anak sulungnya itu.
" Baiklah!" Seru si sulung dengan girangnya.
" Baiklah!" Si bungsu juga tidak mau kalah.
Renjun dan Jaemin akhirnya tersenyum melihat tingkah kembar kesayangannya itu.
" Leo! Orion! Jangan melom---"
Terlambat.
Kedua anak itu tertawa cekikikan saat mendarat di lantai dan langsung berlari keluar dengan seragam pelaut mereka.
Jaemin menghela nafas berat. Jika seperti ini lama-lama ia akan terkena hypertensi di usia dini.
" Segera sarapan anak-anak! Omelettenya ada di meja makan!" Seru Jaemin.
" Neee!" Sahut entah siapa dengan kencangnya.
Jaemin akhirnya bisa duduk dengan nyaman di sebelah istrinya.
" Aku membuatkan teh madu untukmu dan juga bubur." Ujar Jaemin. Renjun tersenyum.
" Gomawo. Tapi sepertinya aku belum ingin makan sekarang."
" Tidak bisa. Siapa yang akan memastikanmu makan dengan baik ketika aku bekerja nanti? Ayo makan dulu. Nanti kalau belum merasa enakan, aku sudah menyediakan obat di nakas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy | Jaemren ✔
FanficWelcome to : 11th My Jaemren fanfict ' Musuh ' Keluarga Huang dan Keluarga Park yang saling bermusuhan dan anak keluarga itu, Park Jaemin dan Huang Renjun juga harus terlibat dalam dendam lama tersebut. Start : jum'at 29 mei 2020 Finish : 4 Agustus...