Part 4 S.2

5.6K 171 9
                                    

SIALAN...!!!

DUGH.

"Akhh...." Ringis jibran saat eza menendang selangkangannya dengan sangat keras disusul

BUGH. wajahnya yang kali ini terkena tinjuan dari anak majikannya itu sehingga ia tersungkur sambil memegangi kejantannya yang terasa hampir terbelah.

BUGH. "Lepaskan gue..." Desis eza pada salah satu anak buah ayahnya yang masih memegangi tangannya.

Seakan tau tuan mudanya sudah tidak bisa lagi mengontrol emosinya. anak buah dari ayahnya itu melepaskan tangan eza dan menundukkan kepalanya menyesal seakan terpaksa ia melakukan hal itu. "Maafkan saya tuan muda,"

Eza hanya mendesis. ia menatap naina dengan tatapan tajam menusuk pada kekasihnya itu.
"Keluarlah Ai, dan tunggu aku dimobil, kalau kamu masih tidak mau mendengarkan apa kataku! kamu akan tau sendiri akibatnya setelah kita keluar dari sini."

Naina menelan ludahnya dengan gugup. ia balas menatap kak eza dengan pandangan seolah berkata Maafkan Ai kak! Eza hanya mengangguk sebagai jawaban Ai tanpa ekspresi.

Naina tau kak eza pasti marah akan perbuatannya barusan, ia pun membalikan tubuhnya untuk keluar dari mansion tapi langkahnya terhenti dan malah berjalan kearah sofa tunggal yang ditempati adik kandung kak eza yaitu Kak Reza dengan langkah lebar.

Ai berlutut dihadapan kak reza dan memegangi tangan adik dari kekasih nya itu dengan remasan lembut.

"Kak reza! Ai janji akan menyayangi kakak seperti ai menyayangi kakak kandung ai, meskipun ai sebenarnya tidak memiliki seorang kakak!" Gumam ai dengan lemut. "Tapi kak reza harus ingat! disini sekarang kakak sudah tidak tinggal sendirian lagi, ada ai dan ada juga kak eza yang menyayangi kakak dan akan membantu kak reza untuk bisa kembali sembuh seperti dulu lagi. Ai tau ai kerlaluan mengatakan hal ini! tapi ai harus mengatakannya demi kebaikan kakak juga."

Reza hanya diam saja tanpa suara menatap lurus kedepan. Naina tersenyum, ia semakin mengeratkan genggaman tangannnya. "Kak reza  memang wajar jika mengalami kehilangan yang teramat sangat ketika ibu kak reza meninggal beberapa tahun yang lalu. tapi apa kak reza bisa membayangkan bagaimana perasaan ibu kandung kakak disana jika beliau tau jika kak reza drop mental seperti sekarang akibat kehilangan beliau! tentu saja tidak bukan? beliau pasti sangat sedih akan keadaan kak reza saat ini dan mungkin seandainya bisa, beliau pasti akan memarahi kakak jika beliau bisa menampakkan dirinya dihadapan kakak saat ini juga! Kak reza harus bangkit! hidup kita bukan hanya tentang kebahagiaan dan kesedihan. tapi masih ada harapan yang harus kita perjuangkan dimasa depan. Ai tau kakak bisa! ai tau kakak sangat sayang pada ibu kandung kakak, jadi ai juga yakin kakak pasti bisa sembuh dan menghadapi masa depan yang masih panjang dihadapan kakak, Ai dan kak eza akan selalu ada untuk kakak. kak reza semangat ya! Ai juga berharap kak reza akan sembuh supaya bisa menggendong anak ai bersama kak eza beberapa bulan lagi. ai pergi dulu ya kak! Kakak reza jaga kesehatan." Ai tersenyum dengan begitu tulus pada kak reza. ia bangkit dari simpuhnya dan berjalan dengan cepat menuju pintu luar tanpa melihat kearah dua orang yang berekspresi dengan berbeda-beda menatapnya.

Sepeninggalnya Naina. terlihat jelas ada raut kesedihan yang mendalam didalam kedua bola mata Reza. Aku tidak gila....

Eza didalam kedataran wajahnya yang mulai terselimuti kedinginan yang menusuk tapi tersimpan senyumannya yang menggembang tulus penuh kasih pada Naina. entah hal mengejutkan seperti apa lagi yang akan ditunjukan kekasihnya itu dengan spontan padanya. Padahal masalah mereka sendiri saja begitu rumit belum terselesaikan. tapi naina masih bisa saja memikirkan orang lain disaat seperti ini.

Austin berdecih sambil mengepalkan kedua tanganya semakin kuat. Gadis itu benar-benar pembawa sial.

Eza yang melihat kepalan kedua tangan ayahnya yang penuh dengan kebencian sudah sangat tau apa yang saat ini sedang dipikirkan ayah kandungnya itu.

Do you love me(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang