Chapter 37

1.6K 156 78
                                    

  

  "Taehyunie i miss you"

   Ucapan soobin tak begitu terdengar jelas pasalnya kepala Taehyun mendadak kosong saat soobin menyatukan bibir mereka, beralih pada pagutan panas yang dulu pernah menjadi kesukaan taehyun.

  Telapak tangan soobin mengusap paha yang masih tertutup kain milik yang lebih muda dan saat akan menarik zipper nya,taehyun menahan soobin untuk berhenti.

"Hyuuungh__"  taehyun mendorong soobin agar menjauh, dia tak ingin kebodohannya terulang untuk kesekian kalinya.

"Kenapa hmm?.. hyunie tak merindukan soobin hyung?" Soobin menatap lembut pada si mungil yang masih dia kungkung dengan lengannya.

Taehyun menggeleng cepat agar soobin cepat pergi dari ruangannya, percayalah sangat tidak mudah untuk menolak soobin yang bisa mengintimidasi meskipun hanya dengan tatapan lembut, taehyun terlalu lemah untuk itu.

"Sayangnya kamu berbohong taehyunie, aku mengenalmu lebih dari siapapun, aku akan memesan kamar lebih dulu"

Soobin meraih ponsel dan memanggil seseorang lewat saluran telepon hanya beberapa menit dan taehyun sudah di gandeng keluar dari ruangan kerjanya menuju kamar privat yang sudah soobin pesan.

Ucapkan selamat kepada si tupai kecil karena jatuh lagi  pada soobin untuk kesekian kalinya...

.
.
.
.
.

  Rasa senang beomgyu membuncah saat dia bisa duduk dengan mesin jahit yang berada di depannya, tak banyak yang ingin dia lakukan, beomgyu hanya ingin membuat beberapa ikat rambut dari kain perca milik rekan kerjanya yang lain, mungkin akan bagus untuk beomgyu berikan kepada mereka satu- satu.
Beomgyu juga akan memberikan kepada sang ibu nanti.

"Oh ya, aku belum mengabari eomma" beomgyu meraih ponselnya untuk menghubungi sang ibu, dia ingin menjemput ibunya agar mencoba gaun yang akan di pakai nanti dan juga makan siang bersama dengan Seokjin eomma.

Beomgyu menunggu beberapa saat saat panggilannya tak di angkat, dia mencoba beberapa kali tetapi hasilnya sama saja, tak ada jawaban dari seberang telepon.
Beomgyu sedikit cemas takut terjadi apa-apa karena terakhir dia menghubungi sang ibu pada malam kemarin dan dia bilang baik-baik saja.

Hueningkai yang sudah datang dan duduk di meja nya melihat beomgyu seperti sedang cemas sekali.

"Hyung, kau baik-baik saja?" Pria blasteran itu menepuk bahu beomgyu agar mendapatkan atensi dari pria mungil yang sejak tadi tak berhenti mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

"Aku baik-baik saja Kai, tapi sepertinya aku akan pergi ke apartemen ibuku, dia tak menjawab panggilan telepon" jelas beomgyu.

" Aku antar" balas Kai mengajukan diri.

"Aku akan ijin dulu pada eomma, lalu pergi, aku bisa sendiri Kai terimakasih"

"Aku ikut meminta ijin" jawab Kai lagi.

Beomgyu mengangguk setuju, ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat entah kenapa perasaan beomgyu sangat tidak enak.

  

  Beomgyu berjalan cepat setengah berlari saat saya sudah berada di lobby gedung apartemen ibunya untuk menuju elevator di ikuti oleh Kai yang juga khawatir  kalau beomgyu bisa jatuh kapan saja kalau tidak hati-hati.
Mereka memasuki elevator  bersama dan Kai yang menggenggam jemari beomgyu erat.

"Tenangkan dirimu hyung, aku takut kamu kenapa-napa" sebut Kai sedang berada pada mood  yang buruk karena  ucapan taehyun pagi tadi, Kai sedang patah hati tentu saja.

🔞 POSSESSIVE ✓  || Multi Pairing TXT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang