Chapter 49

1.8K 106 30
                                    

 

  Udara musim gugur terasa dingin saat Beomgyu tiba di pelataran rumah duka. Dia pergi pagi-pagi sekali dengan Hueningkai sesuai janji tadi malam.
Beomgyu berjalan semakin masuk ke dalam dan berhenti pada sebuah kotak kaca penyimpanan abu yang berisi sebingkai foto, guci kecil dan tempat untuk menaruh dupa.

"Appa. Beomgyu datang. Maafkan aku  tidak datang lebih cepat."

"Selamat pagi ahjussi. Saya Hueningkai teman Beomgyu hyung" ucap Kai yang ikut berdiri sejajar dengan Beomgyu untuk memanjatkan do'a.

"Appa. Sudah lama sekali aku tidak datang, maafkan aku karena tak bisa menjaga eomma. Aku merasa sangat bersalah, bahkan rasanya aku tak bisa melanjutkan hidup. Tapi sekarang sudah baik-baik saja. Jangan khawatir padaku" panjat Beomgyu dalam hati.

"Huening-ie, terimakasih sudah menemaniku. Setelah ini kita cari sarapan dulu ya," ujar Beomgyu saat dia dan Kai sudah masuk ke dalam mobil. Beomgyu tak berkunjung lama di tempat peristirahatan sang ayah. Dia tak ingin semakin sedih dan menangis lagi. Beomgyu sedikit lupa kapan terakhir dia menitikkan air mata, dia jauh lebih hidup dalam kedamaian sekarang.

"Sama-sama hyungie. Sebenarnya ada hal yang ingin ku ucapkan juga pada tuan Choi. Aku akan buka kaca mobil sedikit, udaranya bagus," Kai menjalankan mobil meninggalkan tempat itu yang terletak di perbukitan. Kai  sudah lama tak berkendara dengan menikmati angin yang berhembus. Rasanya kecemasan dan pikiran beratnya menghilang terbawa oleh angin.

"Ucapkan? Apa memangnya?" tanya yang lebih tua.

"Rahasia."

"Mana boleh begitu, menyebalkan."

"Nanti setelah di rumah. Suasananya tidak mendukung," Kai mengalihkan pembicaraan sepenuhnya dan memfokuskan diri pada kemudi.

"Baiklah, nanti aku menagihnya setelah kita pulang," Beomgyu mengalah. Ucapan Kai terasa mutlak di telinganya.

.
.
.

  
   Baru pukul dua siang saat Beomgyu dan Kai sudah kembali ke rumah. Setelah sarapan tadi pagi, mereka pergi membeli kebutuhan sehari-hari. Beomgyu sempat kecewa karena toko miliknya yang di sewakan ternyata tutup sehingga Beomgyu tak bisa mampir.

"Aku akan membuat makan siang, sepertinya aku ingin menumis daging sapi, aku tadi membeli bumbu teriyaki juga," Beomgyu mengambil daging beserta sayuran untuk makan siang mereka.

"Hyung tidak lelah?  biar aku saja yang memasak."

"Tidak, aku akan cepat memasak agar kamu cepat makan. Lalu kamu bisa ceritakan apa yang kamu ucapkan pada ayahku," sepertinya Beomgyu belum menyerah. Dia penasaran sekali.

"Aku bisa ucapkan sekarang. Apa hyung lapar? kalau aku belum, jadi makannya nanti saja."

"Benarkah? aku juga belum lapar sih. Berarti aku bisa memasaknya sedikit sore," balas Beomgyu.

"Duduk di sini," Kai menyeret kursi agar yang lebih tua duduk bersampingan dengannya.

"Kamu pasti hanya menakutiku kan?" meskipun begitu Beomgyu menuruti ucapan Kai.

🔞 POSSESSIVE ✓  || Multi Pairing TXT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang