12 ~ Lengkungan patah ~

391 47 18
                                    

Lengkungan itu selalu ada
Setiap aku membuka mata dan mengigat dirimu
Entah sejak kapan aku mulai sadar
Jika lengkungan ini tercipta karena mu
Tapi rasanya aku terlambat menyadari
Hingga kini lengkungan itu harus patah

~ Nadya

Setiap hari adalah hari baru, kini aku mulai menapaki hari tanpa lagi mengingat tentang Falah, tidak aku tak pernah melupakan Falah sepenuhnya, nama Falah akan abadi didalam hatiku, tapi aku tak bisa menyertakan dia dalam kehidupanku. Kami sudah berbeda, dan dia pasti sudah tenang Disana.

Hubunganku dengan Rian tak jauh berbeda dari sebelumnya, dia sering datang berkunjung untuk sekedar membawakan makanan atau apapun itu, tapi sudah seminggu ini dia tidak datang ya karna dia sedang sibuk menghadapi pertandingan di luar negri. Menurut pesan terakhir yang dia kirimkan dia akan pulang besok.

Kini setiap pagi aku kembali bekerja di restoran lama tempat ku bekerja dulu, si pendek tengil itu sudah menjelaskan semuanya sehingga aku bisa kembali bekerja. Ya jika ingat aku akan mengatakan terimakasih padanya, lagipula aku dipecat dulu juga karena dia kan ?

Saat sedang sibuk main handphone teman ku memberikan paper bag berisi makanan yang harus ku antar.

" Nih... Anter ke alamat ini ya ! " Kata dia padaku

" Nama sama nomer telvonnya ngga ada ? " Tanya ku saat melihat catatan hanya berisi alamat

" Gue lupa tanya nama, tapi nomor Lo udah gue kasih ke dia kok, nanti dia bakal hubungi Lo "

" Oke deh "

Aku memakai helm ku dan langsung menuju alamat yang ada di catatan tadi. Tapi setelah sampai di alamat tadi aku baru sadar jika alamat itu adalah alamat rumah ku. Aku mendengus sebal.

" Jadi siapa lagi yang kerjain gue ? Bisa-bisanya kirim makan ke alamat rumah gue, makanannya sih ngga papa, tapi kan dia belum bayar " gerutuku kesal

Kini aku mendapat panggilan dari Rian, tumben dia pagi telvon biasanya dia akan menghubungi ku saat malam biasanya jam-jam sebelum manggung. Aku menjawab panggilan darinya itu.

" Halo tumben jam segini telvon ? " Tanya ku tanpa basa-basi

" Udah marah-marahnya ? Kalau udah coba liat belakang ! "

Aku sedikit tersentak dan kini menoleh kearah belakang, pria itu sudah berdiri tepat di belakang motorku. Aku tersenyum kearahnya dan megakhiri panggilan.

" Katanya pulang besok ? " Tanya ku

" Kejutan ! Marah-marah terus sih ? Kenapa ? Takut dikerjain lagi ya ? "

" Rese banget sih ! "

Dia hanya tersenyum kemudian memberikan beberapa uang ratusan ribu untuk membayar tagihan makanan yang dia pesan. Aku menerimanya dan memberikan paper bag tadi padanya.

" Makasih ya ! " Katanya tulus

" Ummm... "

Aku berniat pergi tapi Rian langsung menahan tanganku cepat. Aku menoleh kearahnya dan menatap dia bingung.

Sepersen Cinta || Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang